Mendengar jika anaknya telah berbohong kepadanya dan memfitnah Kenji, membuat Rio sangat marah sekali kepada anak perempuannya itu hingga dirinya tidak bisa menahan diri untuk tidak menampar sang anak.Nella memegang bekas tamparan ayahnya sambil menangis. Walaupun ini bukanlah pertama kali dia mendapatkan tamparan dari Sang Ayah, namun kali ini terasa sangat menyakitkan di hati. Bukan karena menyoal tentang rasa sakit dari tamparan tetapi ini tentang rasa sakit hati kepada Kenji."Kenapa kamu melakukan itu, Nella! Kenapa kamu tega kepada ayah!" pekik Rio seraya menunjuk wajah anaknya itu.Nella yang semula menunduk kini mendongak menatap kedua mata ayahnya. Lalu sambil menangis dia berkata, "Itu karena rasa sakit hatiku kepada Kenji. Dia banyak sekali memberikanku harapan yang membuatku merasa yakin sekali kepadanya, bukan hanya menjadi seorang kekasih tetapi juga menjadi seorang istri. Tapi kenyataannya dia malah memiliki dua orang pacar dan aku pun tidak pernah mendapatkan status r
Nella mengetahui apa yang dimaksud oleh ayahnya yang akan membahas tentang tuduhannya kepada Kenji. Oleh sebab itu dia pun menjadi merasa gugup dan takut.Tentu saja dia takut karena sebelum ini sudah diputuskan oleh pengadilan tentang tuduhannya dan pengadilan memutuskan untuk menolak laporannya."Maksud Ayah bagaimana? Apakah ayah akan membahas tentang pelecehan yang dilakukan oleh Kenji kepadaku? Sudahlah Ayah, aku nggak apa-apa. Lupakan saja tentang kejadian itu, aku nggak mau lagi membahasnya!" ucap Nella dengan kata-kata yang terdengar kecewa.Ketika Nella akan menutup pintu apartemen, Rio dengan cepat menahan pintu itu sembari berkata, "Tolong dengarkan dulu, Nella. Ini juga menyangkut tentang hidup ayah dan hidup kita. Izinkan tuan Dominic untuk berbicara denganmu."Nella langsung berpikir jika ayahnya mendapatkan tekanan dan intimidasi dari Kenji dan seseorang yang dipanggil oleh Sang Ayah dengan panggilan "Tuan Dominic".Wanita itu langsung menoleh ke arah Kenji. Lalu dia be
Melihat diamnya Kenji membuat Rio geregetan dan ingin sekali menghajar pria itu. Pasalnya dia mengira jika diamnya Kenji karena pria itu sedang menyusun jawaban palsu agar bisa dipercaya.Namun setelah dia mendapat serangan dari Bastian yang begitu hebat dirasakannya padahal Bastian belum mengeluarkan kekuatan penuh dan hanya sekitar 20 persennya saja,membuat dia tidak berani lagi bertindak gegabah di hadapan Bastian.“Aku dan dia memiliki hubungan yang dekat, tapi di antara kami tidak terjalin sebuah hubungan pacaran secara resmi karena kami berdua belum menyatakan perasaan kami. tapi aku berani bersumpah jika aku tidak memaksanya,” terang Kenji dengan mata yang menatap kedua mata Bastian tanpa berpaling sedetik pun.Bastian kembali bertanya, “Di mana kalian melakukannya?”“Pertama kali kita melakukannya di hotel, yang kedua di mobil dan yang ketiga di apartemenku,” jawab Kenji.Rio tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat setelah dia mendengar jawaban dari Kenji itu.“Bajingan
Tatapan mata Master Lee begitu tajam menatap anak buahnya yang menyerang Kenji itu."Rio! Apa yang kamu lakukan? Ada masalah apa kamu dengan Kenji?" tanya Master Lee dengan nada suara yang tinggi dan mata yang melotot namun sorotnya begitu tajam.Rio, merupakan seorang Master yang menguasai wilayah Banten. Dia dikenal sebagai seorang Master yang memiliki temperamen yang tinggi. Bahkan kesalahan kecil pun terkadang dibuat menjadi besar olehnya.Namun walau begitu, dia adalah orang yang akan berdiri di paling depan jika tidak ada keadilan di tengah-tengah wilayah tanggung jawabnya. Bahkan dia akan menghajar seorang polisi, tentara, pejabat bahkan hakim, jika dinilai olehnya tidak adil dalam membuat keputusan, baik itu tentang hukum maupun keadilan dalam hal yang lainnya."Aku sama sekali tidak terima jika dia seorang pelaku pelecehan terhadap anakku, tetap berada di sini. Aku tidak setuju!" ucap Rio dengan suara yang keras dan tegas.Baik Master Lee maupun Bastian, sama-sama terkejut me
Pertanyaan itu menunjukkan jika Alexa masih sangat peduli dengan mamanya. Dia khawatir jika mamanya menjadi korban pelecehan."Mama!" panggil Alexa kembali karena Sang Mama tidak kunjung menjawab.Amy masih berusaha untuk membuat Rey menghentikan gerakan pinggulnya, bahkan dia sampai melotot kepada Rey dan memukul lengan pria itu untuk membuat Rey menghentikan apa yang sedang dilakukannya.Akhirnya pria itu pun menghentikan gerakannya dengan ekspresi wajah yang senang. Dia tersenyum lebar dengan tatapan yang menggoda.Namun mimik wajah Amy berbeda. Dia tampak kesal dengan kekasih ranjangnya itu dan sampai melotot.Kemudian dia pun kembali ke sambungan suara untuk mencoba menjelaskan apa yang terjadi."Maaf Alexa, Mama nggak kenapa-napa, kok. Mama baik-baik saja," ucap Amy."Tapi Mama kenapa? Mama mendesah begitu, kok. Mama bermain dengan siapa? Apa Mama punya pacar? Atau Mama dilecehkan orang?" tanya Alexa dengan suara yang menunjukkan jika dia begitu khawatir."Nggak Alexa, Mama ngga
Tidak ada orang yang bisa menghindari senjata api!Begitulah kira-kira yang ada di pikiran Oliver saat ini. Hanya hitungan detik dia berpikir bisa mengalahkan Annette."Aku tidak menyangka kalau kamu memiliki kemampuan ilmu beladiri yang tinggi. Tapi jangan pernah berpikir kalau kamu sudah menang. Pertarungan baru akan dimulai!" ucap Oliver dengan suara yang tegas.Annette masih dengan ekspresi dinginnya, berkata, "Ya, pertarungan memang baru akan dimulai. Tetapi aku akan menyaksikan dengan sangat cepat. Aku akan menunjukkannya kepadamu!"Setelah mengatakan itu Annette bergerak dengan sangat cepat. Dua orang anak buahnya yang berada di sisi kanan dan kiri Oliver tiba-tiba terpental.Bruuk!Bruuk!Melihat itu, Oliver langsung bergerak dengan cepat menyilangkan kedua tangannya di depan perut. Dia berjaga-jaga untuk menghindari serangan dari Annette.Tapi ternyata, Annette tidak menyerang. Gadis remaja itu malah mundur dan kembali ke posisi semula. Niatnya hanya untuk memberikan Oliver s