Beranda / Urban / Menantu sang Dewa Perang / Jantung Perusahaan

Share

Jantung Perusahaan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 05:58:34

Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun.

"Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron.

Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo.

"Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!"

Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron.

"Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suaranya mendengar hal tersebut.

"Ada apa, Aghnia Hasya? Aku memang belum pernah melihat dia namun namanya cukup tenar, jika saja aku bertemu dengannya sudah pasti aku akan merebutnya darimu tak peduli kau memohon padaku takkan ku biarkan dia menderita begitu saja!"

Baron merasa ini sudah cukup jauh hingga ia mengetuk pintu.

"Permisi!"

"Siapa?" tanya Aghnia.

"Saya, Bu!"

"Masuk!"

Baron membuka pintu dan di sana ada sekitar 6 orang, termasuk Aghnia dan wanita itu yang namanya belum diketahui oleh Baron.

"Ada apa?" tanya Aghnia yang merubah gaya bicaranya.

"Saya mau mengantarkan minuman ini!"

Aghnia hanya mengangguk dan Baron berjalan melewati Aghnia dan juga wanita itu lalu menaruh cangkir di meja Aghnia serta memberikan satu cangkir itu kepadanya.

Baron dengan tersenyum ketus kepadanya pun berniat langsung pergi, namun wanita itu memanggilnya.

"Kalau begitu saya pergi ke tempat saya Bu!"

"Tunggu sebentar! Saya rasa saya pernah bertemu denganmu!"

"Saya yang tadi di lobby Bu!"

"Oh begitu, ya sudah saya hanya memastikan kalau kamu bukan pria yang saya cari karena setahu saya, Bos mu ini begitu bertangan besi terhadap karyawannya. Saya harap kamu betah selama perusahaan ini dipimpin olehnya yang tidak becus!"

"Vanessa cukup! Kedatanganmu kemari jika hanya ingin membicarakan hal yang tidak penting sebaiknya kamu pergi dan pintunya ada di sebelah sana!" ujar Aghnia dengan nada marah dan menunjuk ke arah pintu.

Baron jelas emosi ketika Vanessa telah merendahkan Aghnia di depannya, jika bukan saat ia bersama Aghnia sudah pasti Baron akan merobek mulutnya.

"Jadi dia bernama Vanessa? Dia tidak ada bedanya dengan keluarga Vigo yang lain!" batin Baron.

Vanessa hanya berdiri dan tersenyum sinis kepada Aghnia lalu ia berkata, "Pikirkan dengan baik Aghnia, ketidakmampuanmu dalam mengelola perusahaan tanpa bantuan suamimu sudah menjelaskan bahwa kamu tidak berkompeten! Dia adalah jantung perusahaan!"

Vanessa pun keluar dan mendapati anak buahnya yang pingsan dibuat oleh Baron.

"Loh dia kenapa?"

"Aaa, dia sudah seperti itu sebelum aku datang!" ucap Baron.

Vanessa menyuruh anak buahnya untuk membawa orang yang dipukul Baron dan pergi begitu saja. Kini di ruangan Aghnia hanya mereka berdua, situasi canggung tak bisa lepas setelah Vanessa secara tidak langsung memuji dirinya di masa lalu.

"Kamu diam di depan sana sudah mendengar apa saja?" tanya Aghnia dengan maksud membuka obrolan.

"Tidak ada, hanya mengetuk pintu saja. Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Tunggu, kemari sebentar!"

Baron menaikkan satu alisnya dan berjalan ke arah Aghnia.

"Kenapa?"

Aghnia memberikan sebuah laporan perusahaan kepada Baron.

"Analisis ini!"

Baron mengambil laporan itu dan langsung menemukan kesalahan yang cukup fatal di laporan itu.

"Kenapa dana dari investor 2 bulan lalu berkurang hampir setengah? Yang memegang rekening perusahaan siapa? Atau ini ada kesalahan input?" tanya Baron.

Aghnia sudah tidak heran dengan Baron karena ia memang selalu membantu kinerja Aghnia dia perusahaan.

"Maksud kamu?"

"Iya, terlalu banyak kesalahan di sini! Aku tidak ingin bertanya lebih lanjut karena itu bukan posisiku, sebaiknya kamu tanya ke orang yang membuat laporan ini atau yang memegang rekening perusahaan."

Baron pun keluar dan meninggalkan Aghnia begitu saja, dan ia mendapatkan pesan dari Nolan yang mengatakan bahwa ia sudah ada di depan perusahaan. Baron bergegas menemui Nolan.

"Ketua, saya harus melakukan apa?" tanya Nolan.

"Nolan, tolong kamu beli sebagian saham yang dimiliki perusahaan ini, aku sudah menghitung jumlah dana yang bisa kita masukkan. Memang aneh jika kita datang langsung datang ke perusahaan ini tanpa melakukan rapat pemegang saham, tapi perusahaan ini tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan jika kita harus mengulur waktu."

"Tapi ketua, aku tidak bisa berbahasa Indonesia, aku baru saja dipindahkan ke mari, dan hanya bahasa Inggris dan Rusia yang aku pahami."

Baron dan juga Nolan memang tidak menggunakan bahasa Indonesia dan hanya menggunakan Bahasa Rusia.

"Kalau begitu gunakan bahasa Inggris saja, istriku cukup fasih dalam berbahasa Inggris," ucap Baron.

"Untuk nama pembelinya apa akan menggunakan nama asli ketua?" tanya Nolan.

"Jangan! Gunakan saja nama militerku!"

Nolan pun mengerti apa yang telah diinstruksikan oleh Baron, dan Baron pun menyusul dengan membersihkan lorong ruangan Aghnia.

Sekitar 30 menit Baron membersihkan lorong dan ia mendengar sebuah kesepakatan yang telah terjalin antara Nolan dengan Aghnia.

Mereka berdua pun keluar ruangan dan berjabat tangan.

"Terima kasih, Tuan Nolan sudah mau berinvestasi dengan perusahaan saya, ini sangat amat membantu kami dalam mengelola bisnis ini, saya tidak akan mengecewakan Anda!"

"Jangan hanya saya saja! Jangan kecewakan kepercayaan Tuan Theos yang mau berinvestasi di sini!"

"Jelas saya tidak akan melakukannya, dan saya harap saya bisa bertemu dengan Tuan Theos secepatnya!"

Aghnia tidak tahu saja bahwa Theos yang ia sebutkan adalah suaminya yang sekarang ada di belakangnya.

Nolan melirik ke arah Baron mengangguk kecil.

"Secepatnya Nyonya Aghnia akan bertemu dengan Tuan Theos! Kalau begitu saya pergi!"

"Apa perlu saya antar?"

"Tidak usah, senang berbisnis dengan Anda!"

Nolan pun pergi dari perusahaan, Aghnia melihat Baron yang sedang membersihkan lorong. Dan secara tiba-tiba Aghnia memeluk Baron dengan bahagia.

"Baron! Perusahaan ini mendapatkan dana yang cukup untuk menutupi kerugian dia tadi membicarakan saham sebesar 40%!" ujar Aghnia dengan sangat bahagia.

Baron membalas pelukan Aghnia namun secara mendadak Aghnia buru-buru melepaskan pelukannya dan wajahnya sedikit memerah.

"A-aku tidak bermaksud memelukmu! Itu hanya reaksi spontan dariku!"

Baron hanya tersenyum saja mendengarnya karena reaksi yang Aghnia tunjukkan jelas berbeda dari apa yang ia ucapkan.

"Dasar! Dia masih tidak mau jujur dengan dirinya sendiri!" gumam Baron.

"Oh iya Baron, aku sudah memeriksa laporan tadi dan memang benar ada yang salah di sana, tapi laporan itu dibuat sesuai dengan yang diterima!"

"Jadi, kuncinya ada di pemegang rekening perusahaan!"

"Maksud kamu?"

"Benar, penggelapan dana!"

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status