Share

TIGA TEMAN MUSIM DINGIN

Author: Shem
last update Last Updated: 2025-06-22 11:57:31

Sebelum Salma menolak lebih jauh, Rajasa telah melepas pakaian atasnya, bergabung dengannya di bawah selimut, lalu menarik Salma dalam pelukannya. Tubuh bagian atas mereka bersentuhan dengan lembut, tubuh Rajasa terasa hangat. Salma meronta dengan keras, "Lepaskan!"

"Mengapa kamu nggak bisa diam?" Suara Rajasa yang dalam dan rendah membuat Salma terhenti. Dia menatap pria itu dan melihat ekspresi Rajasa sedikit menggelap, "Jangan bergerak."

Salma menegang. Dia dapat merasakan perubahan tubuh pria itu.

".. A.. Apa?"

Rajasa tiba-tiba menunduk, menatap Salma. Wanita itu berbaring dalam pelukannya, tampak pucat dan berantakan, ekspresinya penuh pembangkangan. Namun itu membuatnya terlihat semakin cantik. Sesuatu yang primitif dalam dirinya bangkit.

Salma merasakan perubahan itu, dengan takut dia berkata, "Kamu.... "

Tiba-tiba ponsel di saku celana Rajasa berdering. Pria itu seperti tersadar. Ekspresi gelap di matanya memudar, lalu dia melihat ponselnya. Dari sudut matanya, Salma melihat nama Valeri tertampang disana. Serta merta pelukan Rajasa terlepas.

Pria itu berbicara dengan lembut, "Hallo?"

Valeri mengatakan sesuatu, membuat ekspresi Rajasa berubah cemas. Pria itu turun dari ranjang, "Aku segera kesana."

Salma merasa kosong. Ketika Rajasa berbalik untuk memandangnya, ia telah menarik selimutnya lebih erat dan memunggungi pria itu.

"Valeri mabuk di bar. Aku harus menjemputnya." Suara Rajasa terdengar pelan. Salma nggak menjawab, dia diam saja.

Sesaat kemudian, pria itu meraih kemejanya dan pergi meninggalkan kamar pernikahan mereka. Ia bahkan nggak menoleh sama sekali.

Meski sudah mengetahui hal ini, hati Salma tetap terasa sakit. Sudut matanya meneteskan airmata. Rajasa bahkan tidak berpikir dua kali meninggalkan dia yang sedang sakit hanya karna Valeri yang mabuk.

Sepertinya jika harus dihadapkan dengan dua nyawa mereka, Salma yakin Rajasa akan memilih Valeri untuk tetap hidup dibandingkan dirinya.

-

Keesokan harinya, Rajasa tidak pulang ke rumah.

Selepas menolong Valeri, dia memilih kembali ke perusahaan utama. Rajasa berada di perusahaannya dan memeriksa beberapa file di perusahaan utama ketika ponselnya berdering, nama Valeri muncul disana. Rajasa menekan tombol sambung, "Valeri."

"Kak Rajasa, aku dengar ada lelang lukisan di Agoda. Apakah kamu akan datang bersamaku?"

Rajasa melihat jadwalnya lalu berkata tanpa ragu, "Tentu, aku akan menjemputmu."

Setelah makan siang, Rajasa dan Valeri mendatangi lelang lukisan di Agoda. Semua yang menghadiri adalah para elit bisnis. Ketika mereka melihat Rajasa Fontier, mereka menjabat tangannya dengan hormat. Pria itu adalah pengendali ekonomi di Yugos, kharisma yang menyertainya membuat orang merasa tunduk.

"Pak Rajasa, apakah ini kekasihmu?" seorang pria dari grup Citra bertanya sembari melirik Valeri yang tersenyum manis ke arahnya. Sangat sedikit yang tahu bahwa Rajasa telah menikah. Karnanya ketika dia bersama Valeri, Orang-orang akan secara otomatis mengira itu adalah kekasihnya.

Rajasa hendak menjawab, namun tatapannya tanpa sengaja menangkap sosok ramping di tengah keramaian. Salma ada disana dan sedang berbicara dengan Winda, rambutnya digulung dengan rapi, menampakkan lehernya yang jenjang dan mulus. Dia mengenakan gaun hitam tanpa lengan yang ideal dengan bentuk tubuhnya.

"Kak Rajasa," Valeri mengeratkan pegangannya pada lengan Rajasa. Pria itu mengalihkan pandangan dan tersenyum ke arah Valeri, "Ya." dia menjawab tanpa ragu. Hal itu membuat Valeri sangat puas.

Rajasa tidak menatap ke arah Salma lagi dan mulai duduk di tempat paling depan bersama Valeri.

"Kak Rajasa, aku mendengar kalau lukisan Tiga Teman Musim Dingin yang dilukis oleh Avarin akan di lelang disini." Valeri sangat bersemangat. Dia adalah seorang pelukis, dan idolanya adalah Avarin. Avarin di kenal sebagai jenius yang menguasai enam ilmu. Dia adalah legenda dan disebut sebagai seniman lintas disiplin.

"Hmm, kalau kamu mau, akan akan membelikannya untukmu."

Mendengar itu, hati Valeri sangat senang. Biar bagaimanapun, tidak ada yang berani menyaingi Rajasa. Dia masih tersenyum ketika matanya melihat Salma yang berjalan ke arah toilet. Kenapa wanita itu ada disini? Salma menoleh pada Rajasa dan melihat pria itu tidak melihat ke arah Salma.

"Kak, aku ke toilet sebentar. " pamit Valeri. Rajasa mengangkat alis, " Jangan lama-lama, sedikit lagi akan mulai. "

Valeri mengangguk lalu berbalik pergi.

Ketika sampai di toilet, Valeri melihat Salma yang sedang mencuci tangannya di wastafel.

"Kak Salma juga disini? Dunia ini terasa sempit!"

Salma melirik Valeri dengan malas, "Kamu mau apa?"

"Seharusnya aku yang tanya, sedang apa Kak Salma disini? Ini adalah pelelangan yang elit, apakah Kak Salma yakin dapat membeli satu lukisan termurah?"

Valeri menutup mulutnya menahan tawa. Dia sudah dengar dari Dibyo bahwa Rajasa memperlakukan istrinya dengan dingin bahkan nggak pernah memanjakannya. Mana mungkin Salma dapat menawar lukisan mahal di tempat seperti ini?

Di depan sana, Salma tiba-tiba tersenyum. Dia sempat mendengar ketika Valeri berkata sangat menyukai lukisan Avarin. Maka dia ingin memberikan sedikit gertakan, "Aku mencari lukisan Avarin. Tiga Teman Musim Dingin yang legendaris itu. "

Valeri terperangah. "Kamu percaya diri sekali. Harga lukisan itu sangat mahal, bahkan harga dirimu tak mampu menebusnya!"

Salma merasa lucu, "Baiklah kita lihat saja nanti."

Mereka kembali ke aula pelelangan.

Setelah melelang beberapa lukisan, lukisan Tiga Teman Musim Dingin pun di keluarkan. Lukisan plum bersama dengan pinus dan bambu pun tampak, terlihat estetik, mahal dan sangat indah.

Juru lelang mulai membuka harga.

"Ini adalah salah satu lukisan Avarin, seniman legendaris yang menguasai enam ilmu. Buka harga satu milyar rupiah! "

Kolektor dari negara Dan mengangkat tangan, "Sepuluh miliar!"

Juru lelang berkata dengan semangat, "Sepuluh miliar! Apakah ada yang mau menawar?"

Keadaan menjadi hening, itu harga yang fantastis. Tiba -tiba di tengah kesunyian, suara merdu terdengar, "Dua puluh miliar."

Semua mata tertuju pada Salma yang barusan bersuara. Kolektor Negara Dan menyahuti "Tiga puluh miliar!"

Bibir merah Salma bergerak dengan meyakinkan, "Empat puluh miliar."

Kolektor Dan langsung terdiam. Merasa ia telah sampai pada batasnya, dia hanya bisa menatap Tiga Teman Musim Dingin dengan sedikit iri.

Rajasa memandang Salma dari tempat duduknya. Wanita ini pasti sedang mencoba menarik perhatiannya. Dia tersenyum miring.

"Kak Rajasa, Kak Salma menawar dengan harga tinggi. Apakah kamu yang memberinya uang?" Valeri merasa tidak rela.

Rajasa teringat, sehari setelah menikah, dia memang memberikan kartu emasnya pada Salma. Selama ini catatan mutasinya tidak pernah memperlihatkan kartu itu digunakan. Tak disangka, Salma malah mempersiapkannya untuk hal-hal seperti ini.

Memikirkan itu, Rajasa membuka mulutnya, "Enam puluh miliar."

___

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   DIA ISTRIKU

    Rajasa masih berdiri di sana ruangan, memandangi wajah cantik Salma yang tanpa riasan namun tak bosan dipandang. Wajah pria itu datar, tapi sorot matanya tampak menahan sesuatu. Mungkin amarah. Mungkin kecewa. Atau mungkin hanya hampa.“Aku minta maaf,” ucapnya akhirnya.Salma menoleh. “Untuk yang mana?”“Untuk… semua yang membuatmu menjauh. Untuk membuatmu takut bersamaku. Untuk merasa kau harus menyiapkan aroma penetral demi menyelamatkan dirimu sendiri dari aku.”Ucapan itu mengejutkan Salma. Dia tak mengira Rajasa akan mengucapkan kalimat seperti itu. Ia menarik napas, lalu bersandar ke pintu, menyilangkan tangan di depan dada.“Aku nggak takut padamu, Rajasa,” katanya pelan. “Tapi aku takut kehilangan kendali. Aku takut membiarkan diriku larut dalam sesuatu yang seharusnya sudah selesai.”Rajasa mengangguk. Ia mengerti.Ada banyak hal yang sebenarnya ingin ia katakan, namun lidahnya terasa berat. “Kau masih mencintaiku?” tanya Rajasa, pelan sekali.Salma mendongak, tatapannya

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AKU NGGAK MENYUKAINYA

    Di ruang prediential room nomor 105, pencahayaan tampak lembut. Dua sosok terbaring di atas tempat tidur. Rajasa mencium puncak kepala Salma. "Orang yang kamu bilang itu, berapa lama lagi akan datang?"Salma berkata, "Sedikit lagi, asisten ku sudah kemarin untuk mengantarkan penetral." Selebihnya, ia tak berkata apa-apa. Hanya merasakan tangan Rajasa yang memeluknya erat dan sesekali mencium rambutnya. Ketika Rajasa berkata dia menginginkannya, Salma diterpa kembimbangan. Nalarnya nyaris tidak bekerja ketika Rajasa membawanya ke tempat tidur dan mengungkungnya di sana.Ketika tangan pria itu menyusup di balik kemejanya, seluruh akal sehat Salma kembali. Bagaimana bisa dia bersama dengan Rajasa sedangkan pria itu sendiri memiliki Valeri? Dia bahkan sudah melayangkan gugatan cerai, apa yang terjadi sekarang terasa sangat salah. Salma memiliki kenalan ilmuan kimia yang terkenal. Dia tahu ini bisa di atasi. Rajasa sudah terlihat lebih tenang. Meskipun ada sekelumit sorot kecewa, namun

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AKU MENGINGINKANMU

    Tangan besar Rajasa merengkuh pinggang Valeri, kemudian dia mendorong dengan tegas. Wanita itu termundur keluar. Saat itu, Rajasa memerintah dengan lugas, "Keluar sekarang juga."Pandangan matanya tajam dan menusuk, "Aku berhutang janji untuk menjagamu. Bukan merusak."Ucapan Rajasa yang tegas membuat Valeri merasa kesal namun juga tak berdaya. Pria itu terang-terangan menolak. Rajasa maju dan langsung menutup pintu kaca geser tersebut, sepenuhnya menciptakan batas antara dirinya dengan Valeri. Valeri kehabisan cara. Dia tidak berani memaksa lebih jauh. Meskipun Rajasa sangat memanjakannya, pria itu tetap menetapkan batas-batas yang tidak bisa dilanggar. Dia terlihat dekat, namun Valeri merasa pada saat yang bersamaan dia juga berjarak. Valeri keluar dari kamar mandi sambil menghentakkan kakinya. Tiga puluh menit kemudian, Rajasa telah keluar dari sana dengan pakaian kasual. Rambutnya yang basah dan acak-acakan membuatnya terlihat dipenuhi pesona muda yang penuh energi dan vitalita

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AROMA PERANGSANG

    Setelah berada dalam kamar, Valeri segera berkata, "Kak Rajasa, kamu mandi dulu. Tadi salah satu asistenmu sudah mengantarkan pakaian ganti." Rajasa tidak berbicara dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dia juga sudah merasa sedikit gerah. Rajasa mulai membersihkan diri di bawah shower air hangat. Pria itu terus memikirkan Salma. Apa yang wanita itu lakukan bersama Jonathan di dalam kamar? Meski sebuah kamar presidential suite itu luas dan tak ubahnya seperti apartemen sendiri, namun Rajasa tetap merasa terganggu membayangkannya. Rajasa tidak menyukai perasaan itu. Tangan kanannya menumpu pada dinding. Aliran air menelusuri garis rahangnya yang tegas. Saat itulah Rajasa mulai menyadari kalau ada bau aneh yang samar di sekeliling kamar mandi, berasal dari diffusser yang menyala. Bersamaan dengan itu, Rajasa mulai merasakan kejanggalan dalam suasana hati dan tubuhnya. Dia merasa panas. Aliran darahnya menjadi cepat dan otot-ototnya menegang. Pria itu tersentak. Otaknya yang

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   NGGAK LIHAT SELUMBAR DI MATA SENDIRI

    "Pak Investor, apakah ada pertanyaan?"Rajasa menggeleng, "Kamu menjelaskannya dengan baik."Salma menganggukkan kepala, "Kalau begitu aku pamit dulu." Rajasa buru-buru mencegah, "Salma."Salma menoleh ke arahnya. Dia tidak bertanya, hanya menunggu Rajasa berbicara. Pria itu berkata dengan serius, "Kalau kamu mau, aku bisa memberikan beberapa proyek Fontier Group padamu."Salma tidak langsung menanggapi, dia perlahan-lahan tersenyum. Rajasa mengira Salma setuju. Dia merasa bakat Salma sangat menjanjikan, wanita ini bisa bersinar jika dibukakan jalan. "Pak Rajasa sangat baik. Tapi maaf, aku terlalu sibuk. Kontrakku lumayan padat, aku nggak bisa menerima tawaran Pak Rajasa."Rajasa tertegun. Bahkan Pak Juga yang sedari tadi hanya menjadi pendengar turut terkejut. Dia memang tahu Salma seorang arsitek profesional, namun tidak sampai pada level kepercayaan diri menolak kontrak dengan Fontier Grup! Fontier Grup adalah pengendali ekonomi di Yugos! Bisa bekerja sama dengan grup mega bint

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   PAK INVESTOR, APAKAH ADA PERTANYAAN?

    Saat telah berada di bawah, Pak Jugo dan Rajasa langsung berjalan ke arah Salma. Wanita itu menghela napas berat, lalu memakai bathrobenya yang tersampir di kursi lipat. Rajasa dan Pak Jugo telah sampai. Pak Jugo segera berinisiatif menyapa lebih dulu, "Nona, kebetulan sekali. Investor kami ingin berbincang dengan Anda tentang desain kolam -kolam yang ada di resort ini. Saya harap Anda nggak keberatan." "Saya merasa telah mengganggu waktu senggang Anda, barangkali Anda bersedia saya traktir?" Suara Rajasa menyela. Pria itu berdiri dengan auranya yang mulia, sepasang tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Dia menatap Salma dengan santai seperti biasa. Salma melihat pada Rajasa dan berkata, "Apa yang ingin Anda bicarakan? Saya rasa nggak masalah kalau langsung saja." Salma benar-benar sedang bersantai, dia tidak menyangka akan bertemu Rajasa di tempat ini. Dia juga tidak mengira Rajasa adalah pemilik resort Asmara. Meski itu tidak terlalu mengherankan, namun Salma tetap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status