Share

DEMAM

Author: Shem
last update Last Updated: 2025-06-22 11:54:14

Salma tertegun.

Valeri maju, dia menunduk melihat harga mantel pada label, lalu berkata, "Lagipula, ini sangat mahal. Aku rasa Kak Salma nggak akan mampu membelinya."

Mantel itu memang berharga fantastis, namun itu bukan apa-apa bagi Salma. Yang membuatnya terkejut adalah perlakuan Rajasa.

Dia mengangkat dagunya dan menatap Rajasa dengan dingin, "Kamu bisa memberikannya padanya. Aku sudah nggak minat."

Salma membalik dan pergi. Dia bahkan nggak menoleh sama sekali.

Ketika Salma hendak masuk ke dalam mobil, sebuah suara menahannya. "Kamu sangat penasaran sampai menyusul ke Durna. Wah, istri Rajasa sangat pencemburu!"

Salma menoleh dan melihat Dibyo. Pria itu bersandar pada mobilnya dengan pakaian tebal. Pria itu berjalan mendekatinya, lalu berkata dengan santai, "Kuberitahu ya, Rajasa bahkan mengajak sahabat-sahabatnya liburan bersama Valeri. Kamu saja yang istrinya nggak pernah dia ajak. Bukankah sangat kasihan? Hanya orang bodoh yang akan mempertahankan statusmu."

Salma mengangkat alisnya. Dia menatap Dibyo tajam. Bibirnya tersenyum. Pria itu tertegun sejenak. Meskipun dia tidak menyukai Salma, namun kecantikan wanita ini memang nggak bisa ditampik oleh pria manapun.

"Aku baru tahu kalau ada pria bermulut wanita setelah bertemu denganmu, Dibyo." Sindiran Salma sangat tajam, ekspresi Dibyo menjadi muram. Selama ini Salma tidak pernah berani membalasnya karna dia adalah sahabat Rajasa. Namun hari ini, Salma memandangnya tanpa sungkan, "Awalnya aku bingung mengapa Rajasa bisa memiliki sahabat seperti kamu. Tapi akhirnya aku mengerti, pria yang mendua memang biasanya akan cocok dengan pria bermulut wanita."

Wajah Dibyo menjadi merah karna menahan marah. Namun Salma yang tak peduli langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi.

Keesokan harinya, setelah ayahnya cukup membaik, Salma kembali ke Yugos. Ketika ia sampai di rumah pernikahannya, tidak ada tanda-tanda bahwa Rajasa telah kembali. Pengamanannya memang ketat, namun Rajasa hanya menempatkan tiga orang pelayan disana sehingga rumah itu selalu terlihat sepi. Salma merasa tubuhnya demam, dia mengompres dirinya dengan air hangat lalu memilih tidur.

Rajasa kembali malam itu juga. Ia tidak sempat makan dalam perjalanan kembali sehingga pria itu tidak melewatkan makan malam. Ketika dia melihat meja makan yang penuh hidangan namun tak ada Salma, Rajasa bertanya pada pelayan, "Dimana dia?"

"Nyonya sedang dikamar, Tuan."

Rajasa tak bertanya lagi. Dia mencicipi makanannya dan merasa itu tidak familiar di lidahnya. Itu tidak seenak biasanya. Dia akhirnya kembali bertanya, "Salma yang memasak ini?"

"Tidak Tuan. Saya yang memasaknya, Nyonya tidak ke dapur hari ini. " Jawab pelayan itu lagi.

Selera makan Rajasa lenyap. Dia mengambil bungkusan mantel di atas kursi. Mantel itu berbeda dengan mantel yang disukai oleh Salma, namun dia sudah mencari yang paling mirip. Seharusnya, Salma menyukainya juga.

Setelah berpikir sejenak, Rajasa meraih mantel itu dan berjalan ke arah kamar utama.

Rajasa mengetuk tiga kali, namun nggak ada sahutan. Ketika dia memutar snop pintu, itu tidak terkunci. Dia melangkah masuk ke dalam kamar utama. Itu adalah kamar pernikahan yang tidak pernah di tidurinya selama tiga tahun.

Matanya yang tajam menangkap sosok Salma. Wanita itu tidur dengan selimut yang sangat tipis menutup sampai ke dagu.

Rajasa sempat mendengar laporan dari pelayan kalau Salma sedang demam. Ia mendekat dan berdiri disamping ranjang, meletakkan mantel dalam bungkusan itu di atas nakas.

Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Salma. Itu masih agak panas.

Tangannya bergerak menyingkap selimut, saat itu Salma terbangun. Pandangan mereka bertemu. Mata Salma yang terlihat memerah melotot galak. Dia menarik selimutnya dengan cepat. "Kamu ngapain?!"

Rajasa terdiam. Dia hanya bermaksud memeriksa panas di leher wanita itu, nggak sadar kalau Salma hanya menggunakan pakaian dalam di balik selimut. Tenggorokannya terasa kering, jakunnya bergerak namun ekspresinya menjadi datar.

"Ini mantel untukmu." Ucapnya sambil melirik mantel di atas nakas. Salma menyelimuti dirinya dengan protektif lalu berkata, "Kamu boleh keluar."

Rajasa mengamatinya, suaranya terdengar sedikit dalam ketika berkata, "Kenapa kamu nggak pakai baju?"

Pria itu berdiri disana, menunduk menatapnya dengan wajah tampan yang datar. Rajasa bertanya mengapa ia nggak pakai baju!

Telinga Salma memerah. Suaranya yang serak dan lemah terdengar, "Aku lagi demam, ini pengobatan terbaik. Jangan masuk ke kamar wanita secara sembarangan!" Meski lemah, dia memaksa untuk terdengar galak.

Rajasa menatap wanita itu. Kamar wanita apanya? Ini adalah kamar pernikahan mereka. Dia melihat wajah Salma yang pucat, mata yang indah terlihat berair dan sudut matanya memerah.

"Aku tahu metode yang lebih baik." Salma melihat ke arah Rajasa dan mengernyit. Pria itu membuka satu kancing bajunya.

Salma melotot. Ia tahu pria itu bermaksud menghangatkannya dengan skinship. Itu memang lebih efisien, namun siapa yang menjamin tidak terjadi hal lainnya?

Rajasa telah melepas kemeja putih yang dia gunakan dan menaruhnya ke atas nakas. Tubuh bagian atas pria itu benar-benar menggoda, ototnya-ototnya terbentuk dengan baik, mengalir sempurna dan membentuk V line yang menggoda di ujung pinggangnya.

"Nggak!" Salma menatap horror, wajahnya yang pucat menjadi merah seketika. Dia memang sangat mencintai Rajasa, namun pria itu telah berselingkuh secara terang-terangan di hadapannya. Dia tidak mau pria itu menyentuhnya dengan tangannya yang telah memegang wanita lain!

Rajasa tersenyum miring, "Kenapa nggak? Bukankah kita suami -istri? Seharusnya nggak jadi masalah."

----

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   SEKARANG GILIRANKU

    Ran menjadi pucat. Dia terhenyak. Dengan babak belur dan mulut robek Ran bertanya memastikan, "Salma itu istrimu?"Rajasa tidak suka ketika mendengar cara Ran menyebut nama Salma seolah-olah dia akrab. Dia menghantamkan gagang pistol ke dahi Ran, sepenuhnya membuat pria itu jatuh dan kehilangan kesadaran. Rajasa diam selama beberapa menit. Lalu kepalanya bergerak, dan pandangannya bertemu dengan Salma. Wanita itu telah berdiri tegak, kemejanya telah terpasang dengan benar. Tatapannya terlalu datar. Tidak ada rasa takut, kemarahan ataupun kekecewaan apapun. Lalu tanpa mengatakan apapun, Salma berbalik dan berjalan tenang keluar dari gudang. Suasana hati Rajasa semakin buruk. Dia tersenyum sinis saking kesalnya. Pria itu menyusul Salma dengan cepat, lalu meraih tangan wanita itu. Salma yang tidak menyangka akan di tarik sedikit terkejut, namun dia kemudian kembali terlihat tenang. "Rajasa, lepaskan tanganku.""Kamu nggak ingin mengatakan apapun padaku?"Salma mengerutkan kening. Se

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   Beraninya Kamu Menyentuh Istriku

    Mobil hitam berhenti di depan gedung apartemen Winda, wanita itu dilemparkan begitu saja ke pinggir jalan. Lalu mobilnya melaju pergi. Dengan lutut berdarah dan tangan gemetar, Winda meraih ponselnya. Dia menelepon polisi. Ketika tersambung, suara dingin di seberang berkata, "Nona Winda, nggak usah ikut campur urusan orang itu. Lebih baik kamu masuk ke rumahmu, makan dan tidur."Wajah Winda menjadi semakin pucat. Dia sadar pria penculik itu bukan orang sembarangan. Bahkan dia telah menyiagakan orang di kepolisian. Dia punya akses menyuap para polisi! Panggilan itu diakhiri secara sepihak. Winda nyaris hendak membanting ponselnya. Kepada siapa dia harus minta tolong?Saat itu, sebuah nama singgah di benaknya. Rajasa Fontier. Biar bagaimanapun, dia masih suami Salma. Pria itu adalah pengendali kota Yugos di balik layar, bahkan bisa membolak-balikan semuanya dengan sesuka hati. Dengan penuh tekad, Winda menghentikan taksi, lalu menyebutkan alamat perusahaan utama Grup Fontier. Ketika

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   JADI MILIKKU DULU

    Salma berada di apartemennya, duduk di depan sketsa dengan pensil di tangannya. Dia baru saja hendak menggoreskan sesuatu ketika ponselnya berdering. Nama Winda tampak di sana. Salma meletakkan pensilnya lalu mengangkat telepon, "Halo." Suara Winda terdengar, "Salma. Aku dalam posisi nggak baik." Sikap duduk Salma menjadi tegak, "Kamu kenapa?" Winda terdengar sangat tertekan, "Aku di sandera. Dan orang ini hanya mau melepaskanku kalau kamu datang. Aku... " Suara Winda terpotong, tergantikan dengan suara serak seorang pria, "Nona Salma, sebaiknya kamu datang sekarang, atau kamu nggak akan lihat wanita ini selamanya." Salma mengernyit, "Apa yang kamu inginkan?" "Kamu akan tahu kalau sudah datang kesini." Salma hendak membuka mulut, namun suara pria itu kembali terdengar, "Suruh pengawalan itu mundur, kamu harus datang sendiri, atau aku akan meledakkan kepala sahabatmu. Salma, aku dan orang-orangku mengawasi gerak-gerikmu. Aku harap kamu nggak gegabah. Nyawa temanmu nggak

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   KAK RAJASA, KAMU YANG TERBAIK

    Valeri masuk ke ruangan privat tersembunyi di bar Haven, seorang pria berwajah tegas berpakaian semi formal dengan banyak tato melingkar di tangannya, menatap Valeri dengan tajam dari dalam ruangan. Pria ini adalah seorang yang sangat berpengalaman dalam dunia hitam, wajahnya yang tegas dan keras langsung memberikan kesan atas sifatnya dalam sekali lihat. "Ran, kamu sudah mendapatkan apa saja dalam penyelidikanmu?" Valeri bertanya dengan tidak sabar. Pria yang di panggil Ran menjawab, "Identitas Salma itu sangat dilindungi. Aku juga bahkan melihat ada beberapa orang mencurigakan disekitarnya. Mereka seperti hamba yang mengabdi pada tuannya."Valeri menyipitkan matanya, "Dia ini, apakah seorang borjuis yang nggak dikenal?" Biar bagaimanapun, apa yang terjadi telah memberikan sebuah pemahaman baru pada Valeri. Perlindungan Salma terlihat terlalu ketat dan tidak bisa dilakukan para orang biasa. Wanita itu juga muncul di resort Asmara di kamar tipe eksklusif yang hanya bisa ditebus ol

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   DIA ISTRIKU

    Rajasa masih berdiri di sana ruangan, memandangi wajah cantik Salma yang tanpa riasan namun tak bosan dipandang. Wajah pria itu datar, tapi sorot matanya tampak menahan sesuatu. Mungkin amarah. Mungkin kecewa. Atau mungkin hanya hampa.“Aku minta maaf,” ucapnya akhirnya.Salma menoleh. “Untuk yang mana?”“Untuk… semua yang membuatmu menjauh. Untuk membuatmu takut bersamaku. Untuk merasa kau harus menyiapkan aroma penetral demi menyelamatkan dirimu sendiri dari aku.”Ucapan itu mengejutkan Salma. Dia tak mengira Rajasa akan mengucapkan kalimat seperti itu. Ia menarik napas, lalu bersandar ke pintu, menyilangkan tangan di depan dada.“Aku nggak takut padamu, Rajasa,” katanya pelan. “Tapi aku takut kehilangan kendali. Aku takut membiarkan diriku larut dalam sesuatu yang seharusnya sudah selesai.”Rajasa mengangguk. Ia mengerti.Ada banyak hal yang sebenarnya ingin ia katakan, namun lidahnya terasa berat. “Kau masih mencintaiku?” tanya Rajasa, pelan sekali.Salma mendongak, tatapannya

  • Mencintai Putri Durna: Dulu Diabaikan Kini Takut Kehilangan   AKU NGGAK MENYUKAINYA

    Di ruang prediential room nomor 105, pencahayaan tampak lembut. Dua sosok terbaring di atas tempat tidur. Rajasa mencium puncak kepala Salma. "Orang yang kamu bilang itu, berapa lama lagi akan datang?"Salma berkata, "Sedikit lagi, asisten ku sudah kemarin untuk mengantarkan penetral." Selebihnya, ia tak berkata apa-apa. Hanya merasakan tangan Rajasa yang memeluknya erat dan sesekali mencium rambutnya. Ketika Rajasa berkata dia menginginkannya, Salma diterpa kembimbangan. Nalarnya nyaris tidak bekerja ketika Rajasa membawanya ke tempat tidur dan mengungkungnya di sana.Ketika tangan pria itu menyusup di balik kemejanya, seluruh akal sehat Salma kembali. Bagaimana bisa dia bersama dengan Rajasa sedangkan pria itu sendiri memiliki Valeri? Dia bahkan sudah melayangkan gugatan cerai, apa yang terjadi sekarang terasa sangat salah. Salma memiliki kenalan ilmuan kimia yang terkenal. Dia tahu ini bisa di atasi. Rajasa sudah terlihat lebih tenang. Meskipun ada sekelumit sorot kecewa, namun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status