Share

5. Keusilan pertama

Target Keysa adalah santri putri yang terlihat sombong dan over acting di kelasnya bernama Diana. Mentang-mentang ayahnya seorang pejabat publik, Diana bersikap seolah-olah dikelas itu dialah yang paling hebat. Saat jam istirahat berbunyi, Diana masuk ke dalam kelas dengan beberapa siswa lain yang rupanya kelihatan sangat takut padanya. Huh...Awas kau ! Batin Keysa.

"Dengar teman-teman, sebulan lagi akan diadakan lomba cerdas cermat, ayo angkat tangan siapa yang mau bergabung dengan kelompokku."

Mendengar itu Keysa mengernyitkan keningnya. "Siapa masuk kelompok siapa ? Kapan dibentuk kelompoknya ?" Batin Keysa namun dia bersikap acuh tak acuh.

Ketika Diana hendak melewati bangkunya, kaki kanannya sengaja dikeluarkannya dari balik kursi dan menggaet kaki Diana. Diana yang saat itu tidak menyangka jika kakinya dicekal dengan sengaja, akhirnya terjungkal. Tak ada yang berhasil mencegahnya, Diana jatuh membentur lantai dengan keras. Dia pingsan seketika, dagunya berdarah. Kelas seketika riuh. beberapa siswa segera mengangkat tubuh Diana dan melarikannya ke klinik yang tak jauh dari ruang kelas.

Dengan polosnya Keysa mengaku pada wali kelas jika dia tak sengaja, saat hendak berdiri tau-tau kakinya kesandung kaki Diana, Anisa menyaksikan perbuatan Keysa, namun karena tak ingin membuat teman baiknya itu dihukum akhirnya memilih diam. Saat di dalam kamar barulah dia bertanya.

"Mengapa kau melakukannya ?"

Keysa hanya cengengesan dan menjawab enteng. "Dia itu terlalu over jadi harus diberi pelajaran."

Akibat ulah Keysa, Diana harus mendapat lima jahitan di dagu, Keysa tak meminta maaf, keluarga Diana tak terima, akhirnya pihak yayasan menghubungi orang tua Keysa. Ini yang diharapkan Keysa, dia ingin bertemu kedua orang tuanya, dimarahi sekalipun akan membuatnya lega, setidaknya orang tuanya punya perhatian. Namun dugaannya salah. Dasar keluarga mata duitan, penyelesaiannya ditempuh dengan jalan damai. Geraldy hanya mengirim asistennya membayar 300 juta untuk pengobatan Diana. Sejak kejadian itu, Keysa mulai terlihat murung, bahkan Anisa tak bisa membuatnya tertawa lagi.

Ketika bulan kedua kunjungan orang tua, lagi-lagi orang tuanya tak datang dan hanya menyuruh pengasuhnya yang datang berkunjung membawakan makanan kesukaannya. Keysa tau itu pasti atas kemauan bibi Hanah saja dan bukan atas perintah kedua orang tuanya. "Nyonya tadi berpesan, non harus belajar yang rajin."

"Jangan bohongi aku bi, aku tau bibi sendiri yang sengaja datang kan ?" tatapan Keysa menusuk penuh selidik.

"Sungguh non, ini nyonya dan tuan menitipkan uang jajan untuk non," bibi menyodorkan amplop tebal. Memang benar uang itu diberikan Geraldy pada bibi Hanah. Jika bukan bibi Hanah yang minta, Geraldy tak akan mungkin memberikannya.

"Aku sudah mengeluarkan 300 juta akibat ulahnya disekolah itu, lalu untuk apa aku harus memberinya uang jajan ?"

"Ini tuan, setidaknya tuan memberikannya sedikit, mungkin saja dia membutuhkan uang untuk keperluan sehari-harinya," bujuk bibi Hanah.

"Bi, ingat ! Kau hanya pembantu di rumah ini, jika kau terus memaksa, aku akan memberikannya dengan catatan gajimu dipotong selama satu tahun."

Syakila hanya memandangi bibi Hanah dan suaminya tanpa mampu memberikan solusi apapaun.

"Iya tuan, dipotong saja dari gaji saya. kasihan non Keysa pasti menderita di sana."

Andai Keysa tau bagaimana bibi Hanah memperolah uang itu, pasti dia akan melemparkannya di hadapan orang tuanya. Bibi Hanah tau majikannya itu sangat perhitungan alias pelit. Keysa sangat berbeda, entah menurun dari gen siapa, gadis badung ini sangat dermawan. Tak tanggung-tanggung Keysa sering membantu para maid jika membutuhkan uang.

Keysa memeluk bibi Hanah, santri yang melihatnya sempat memandangnya sebelah mata. Dalam benak mereka mungkin saja berkata, "Oh ternyata hanya anak pembantu."

Keysa tau tatapan para santri itu namun dia tak perduli, dia membagi makanan kesukaannya dengan Anisa saat bibi Hanah telah pergi.

Karena ini hari libur Keysa bermalas-malasan di ranjang susunnya, Keysa sengaja memilih berada di ranjang atas dan Anisa di ranjang bawah. Dikamar itu terdapat tiga ranjang susun.

Keysa sedang berpikir bagaimana dia bisa keluar dari pondok ini, sudah dua bulan dia tak bisa mengabari teman-temannya dipanti. Ya..Keysa mendirikan sebuah panti asuhan untuk menampung anak-anak gelandangan dan yatim piatu. Barang-barang hasil curian Keysa dia gunakan untuk mendirikan panti asuhan itu dan biaya hidup mereka. Keysa tau jalan yang ditempuhnya salah namun hanya inilah cara yang dia bisa lakukan karena ayahnya terkenal pelitnya. Pelit untuk fakir miskin namun sangat boros untuk urusan nama baik dan cari muka. Begitu kira-kira yang bisa digambarkan Keysa tentang ayah ibunya. Ibunya hanya sibuk dengan kaum sosialitanya, menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak penting. Keysa berpikir untuk mencuri di dalam rumahnya, namun brankasnya terkunci dan tak ada barang-barang berharga lain yang bisa dicurinya. Sejak kecil Keysa sudah mulai menabung, namun tabungannya terpaksa harus digunakannya untuk membantu para maid yang kesulitan di rumahnya.

Keysa pernah menyampaikan keinginannya untuk membantu fakir miskin dan anak-anak yatim piatu pada kedua orang tuanya namun komentar ayahnya membuatnya emosi. "Jangan campur tangan terhadap urusan pemerintah, mereka itu sudah dilindungi negara, ah..buang-buang waktu saja"

"Ayah, banyaknya fakir miskin itu tak semuanya bisa ditangani pemerintah, makanya dibutuhkan uluran tangan para dermawan," bantah Keysa.

"Tau apa kamu ? Urus sekolahmu. Ayah susah-susah cari uang bukan untuk mereka tapi untuk masa depanmu dan Adinda," setelah berkata seperti itu, ayahnya pergi begitu saja. Ibunya hanya bisa bertelepon ria dengan para teman sosialitanya, memamerkan beberapa barang-barang mewah import dan sebagainya. Keysa benar-benar muak.

Pernah suatu hari seorang nenek tua melintas depan rumahnya, karena melihat pintu gerbangnya terbuka, nenek tua itu masuk dengan harapan bisa mendapatkan sesuap nasi. Geraldy malah mengusirnya bertepatan dengan Keysa yang pulang dari sekolah. Keysa lupa menahan nenek itu, dan hanya berlari ke dapur mengambil makanan untuk diserahkan pada nenek tua itu, namun saat Keysa kembali ke depan tak lagi dilihatnya nenek tua itu. Keysa berlari ke jalan namun nenek itu menghilang entah kemana. Sejak kejadian itu Keysa mogok makan selama dua hari berharap ayah ibunya menyadarinya, namun harapannya salah. Orang tuanya bahkan tak pernah bertanya, dia sudah makan belum ? Kenapa sudah dua hari tak masuk sekolah ? Namun yang didapatinya bibi Hanalah yang merawatnya dengan tulus, membuat air matanya jatuh tak terbendung dan bertekad ingin memberi pelajaran pada ayahnya yang sombong dan pelit itu.

Itulah awal mulanya Keysa menjadi gadis badung keluyuran dijalanan, tak langsung pulang ke rumah, sampai ketika dia melihat bayangan nenek tua berada di bawah kolong jembatan. Dia meminta ojek membawanya kebawah jembatan itu, disana tak ada nenek tua namun yang didapatinya sungguh pemandangan yang memilukan. Beberapa anak-anak terlantar dengan pakaian compang camping sedang berbaring di sebuah kardus dengan kondisi kelaparan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status