Share

6. Keluar Pondok

Author: Kirana Quinn
last update Last Updated: 2022-06-14 11:18:06

Dari situlah ide gilanya muncul, mencuri dengan catatan, hasil curiannya akan dia gunakan untuk membantu anak-anak terlantar.

Pelan-pelan Keysa masuk ke ruang kelas satu, ia sudah mulai memperhatikan siapa saja targetnya, yang menjadi targetnya adalah anak-anak orang kaya yang suka pamer barang-barang mewah. Dia sudah memperkirakan dimana anak yang suka pamer itu menaruh kunci lokernya. Sekarang waktunya jam eskul, siswi kelas satu pergi kelapangan untuk latihan basket. Pelan-pelan Keysa membuka loker siwa yang suka pamer itu. Berhasil, jam tangan yang ditaksirnya bernilai seratus jutaan itu kini berpindah tangan, ditutupnya kembali loker itu dan kunci di kembalikan kedalam tas siswa yang berhasil dicurinya.

Pencurian pertamanya berhasil, tak ada yang menduganya sama sekali. tak ada yang mempermasalahkannya, maklum anak orang kaya, sekali hilang pasti ganti lagi. Namun karena sudah berulang kali dan kini sekolah juga mulai merasa kehilangan, akhirnya tujuan Keysa terkabul. Dia mengakui semuanya dan ayahnya akhirnya mengganti semua kerugian itu. Keysa tertawa terbahak-bahak mengingat keusilannya itu. Tapi jujur saja di dalam lubuk hatinya, ia merasa sangat berdosa,

"Hei...kalo ketawa itu jangan keras-keras, kau sedang kasmaran ya ?" Anisa mengetuk papan ranjang Keysa dari bawah dengan kakinya.

Masih belum menghentikan tawanya Keysa menjawab, "Siapa yang kasmaran ? Mengganggu kesenangan orang saja kamu !"Sungutnya.

Keysa sedang berpikir bagaimana dia bisa keluar dari pondok pesantren ini ? Dia harus menemui anak-anak di panti asuhan, takutnya mereka akan mengira dia menghilang. Walau dia sudah memberitahu ketua panti, tapi anak-anak kecil yang sangat senang dengan kehadirannya pasti tak akan menerima begitu saja alasannya.

Keysa pernah mengutarakan niatnya keluar pondok secara diam-diam kepada Anisa.

"Kau gila ya ? Jangan ambil resiko, kau tau apa sangsinya ?" Anisa melarangnya.

"Paling juga membersihkan toilet. Toilet sekolah kita kan sudah bersih jadi aku paling hanya menyiramnya saja..hehehe."

"Jangan libatkan aku Key, emang kamu mau ngapain ?"

"Rahasia, gak perlu terlibat. cukup berpura-pura tidak tahu seperti kejadian kemarin saja," bisik Keysa ke telinga Anisa yang membuat Anisha geleng-geleng kepala. Cantik-cantik tapi badung, begitu yang terlintas dalam benak Anisa.

Upaya Anisa mencegah Keysa tak membuahkan hasil

Keysa sedang mempelajari situasi pondok pesantren itu, pintu gerbangnya tertutup rapat, tak ada celah untuk keluar. namun dia tak putus asa, saat ke mesjid, wajahnya berubah cerah tatkala melihat seseorang masuk dari pintu pagar kecil disebelah mesjid, pasti penduduk sekitarnya yang ingin sholat berjamaah dimesjid lingkungan pondoknya.

Keysa gembira bukan kepalang. Dia berencana keluar pondok pada waktu subuh, itulah kesempatannya untuk menghilang. Rencananya waktu sholat zhuhur dia akan kembali berbaur bersama para jamaah lagi di mesjid.

Keysa mulai bersiap-siap menjalankan aksinya, mengambil ransel kecilnya, mengambil amplop yang pernah diberikan bibi Hanah, lalu memakai mukena menuju mesjid. Keysa sholat malam dengan khusyu', saat sholat subuh, Keysa memilih shaf paling belakang. Begitu Sholat selesai, Keysa mengendap diam-diam mengikuti salah satu penduduk yang pergi terburu-buru tanpa mendengarkan ceramah lagi.

Keysa menghilang dibalik rumah penduduk, tak ada yang sempat memperhatikannya, maklum suasana masih sedikit gelap. Keysa memasukan mukenanya ke dalam tas ransel dan mulai berjalan perlahan mencegat angkot yang lewat. Angkot memang sering lalu lalang di kawasan itu.

"Kak Keysa...!" teriak anak-anak panti yang memang sudah dibiasakan bangun pagi untuk sholat subuh.

Keysa mengacak rambut salah seorang anak panti yang langsung bergelayut manja dan menarik tangannya untuk duduk.

Ketua panti yang mendengar teriakan anak-anak segera keluar menyambutnya. Rumah ini dikontrak Keysa, tujuannya untuk menampung barang-barang curiannya, namun dia berubah pikiran setelah melihat banyaknya anak-anak terlantar sehingga menjadikan rumah menjadi sebuah yayasan panti asuhan. Terdapat enam kamar lumayan besar, dengan bantuan beberapa anak-anak gelandangan yang sudah berusia remaja, rumah ini disulap menjadi sebuah panti yang dapat menampung sekitar 50 orang anak. Di belakang rumah terdapat aula yang sangat besar sehingga bisa dijadikan barak untuk menampung anak laki-laki.

"Non, bukankah pesantren itu sangat ketat, bagaimana non bisa keluar sepagi ini ?" tanya Ibu Hanifah selaku ketua pondok. Keysa menemukan ibu Hanifah ini secara tidak sengaja. Seakan Tuhan sudah mengatur semuanya untuknya, Ibu Hanifah baru saja ditinggal pergi suaminya. Suaminya pergi meninggalkannya yang masih menyusui bayi berusia 6 bulan. menurut penuturan ibu Hanifah, suaminya pergi tanpa kabar berita dan dia sedang mencari pekerjaan untuk menghidupi bayinya.

Keysa tak pernah mencurigai siapapun, dia selalu menanamkan dalam hati, jika tujuannya untuk kebaikan maka Allah pasti akan menghadirkan orang-orang baik disekelilingnya tanpa diminta.

Untuk memenuhi prosedur pendirian yayasan, karena dia belum memiliki KTP akhirnya mengumpulkan semua KTP milik maid di rumahnya, juga KTP Ibu Hanifah yang ternyata seorang sarjana Ekonomi sebagimana tertera di KTP. Jadilah yayasan ini berdiri tanpa ada namanya disana, tapi dia tak mempersoalkan itu, akan jadi seperti apa yayasan panti asuhan ini, dia tetap akan membantunya.

"Jangan ditanya bu, nanti malah merusak suasana hati. Gimana perkembangan panti ?" Tampak wajah Keysa berubah masam.

"Syukurlah non, bisa diatasi, di kompleks ini ada dermawan yang bersedia jadi donatur setiap bulan, jadi cukup untuk biaya makan setiap hari." Wajah ibu Hanifah terlihat berbinar artinya Keysa tak perlu mengkhawatirkan mereka lagi.

"Syukurlah, tapi berapa anak yang sudah berusia remaja disini ? Aku nanti akan membeli komputer atau laptop untuk keperluan panti, dan buatlah proposal untuk dimasukkan ke instansi pemerintah, siapa tau kita bisa dapat bantuan," Tutur Keysa sambil menggendong putri Ibu Hanifah.

Meskipun sudah memiliki donatur tetap tapi takkan menyurutkan langkah Keysa untuk terus mengulurkan tangan membantu anak-anak yatim piatu itu.

Jika bukan dirinya, siapa lagi yang bisa membantu mereka ? Terpikir olehnya untuk melibatkan teman-teman kelasnya yang terlihat kaya dan baik, tapi dia tak tahu cara mengajak mereka bagaimana.

"Saya juga sempat berpikir begitu non, non sudah banyak membantu kami, disini ada tiga remaja putra yang kursus komputer depan jalan sana, mereka bisa diandalkan. Ada juga dua remaja putra tapi mereka memilih kursus perbengkelan."

Keysa menyerahkan bayi itu kepada Ibu Hanifah "Baiklah bu, itu sudah lebih dari cukup, buatlah proposal dan masukkan ke Instansi pemerintah, aku tak bisa ikut, maklum, taulah bagaimana peraturan di pondok pesantren. Ini belilah komputer atau laptop, aku berharap uang ini cukup, bulan depan aku akan kesini lagi."

Sebelum Keysa keluar dari panti, dia menyodorkan amplop tebal yang beisi uang sebanyak 50 juta.

Keysa berpamitan pada anak-anak panti, semua mencium tangannya satu persatu, walau masih berusia remaja bagi mereka Keysa bagaikan sosok ibu yang baik bagi mereka. Kebiasaan yang sering dilakukan anak-anak panti asuhan ketika berkunjung, bahkan anak anak yang berusia remaja melakukan hal yang sama. Bagi mereka sosok Keysa adalah malaikat tak bersayap yang dikirimkan Tuhan untuk membantu mereka.

Keysa mencegat angkot, sempat dua kali salin angkot sampailah Keysa dikawasan pondok pesantren. Sekitar lima menit lagi azan zhuhur berkumandang, Keysa tau itu, makanya dia segera mengenakan mukena dan bergegas menuju mesjid. Tak ada yang mengetahuinya, kali ini dia lolos.

Pondok pesantren kecolongan. Padahal terpasang kamera CCTV disetiap sudut pondok, tapi walau mereka melihatnya, tak akan ada yang mengira jika seorang santri putri telah keluar dari pondok itu. Sudah sekitar 5 tahun ini belum ada yang melanggar peraturan pondok kecuali kesalahan-kesalahan kecil, ketiduran, kedapatan ngobrol dengan santri putra, tak sempat menyetor hafalan dan lain-lain. Keysa tergolong santri yang rajin menyetorkan hafalan ayat jadi tak pernah terpikirkan jika dialah pencetak rekor pertama ditahun ke lima setelah santri putra yang ketahuan keluar lima tahun yang lalu hanya karena ingin mengantar ibunya ke bandara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencuri Harta dan Cinta   93. Penyesalan Adinda

    Bau disinfektan menyengat hidung, Adinda berdiri mematung di belakang ayahnya tanpa disadari oleh tuan Geraldy. Ayahnya terus sesenggukan menggenggam tangan nyonya Syakila. Dengan perasaan tak menentu Adinda memegang bahu ayahnya."Ayah! Apa yang terjadi?"Geraldy mendengar suara Adinda terkejut, dia tak menoleh namun dia menyentuh tangan anaknya yang menempel di bahunya."Seperti yang kau lihat nak!" jawab tuan Geraldy dengan suara serak menahan tangis." Maafkan aku ayah, ibu begini karena aku, aku salah dan khilaf!" Adinda memeluk bahu ayahnya dari belakang.Geraldy terdiam, apa lagi ini. Adinda menyembunyikan apa lagi? Geraldy meraih tissue dan menghapus air matanya. Dia diam dan berharap Adinda melanjutkan kata-katanya. Lalu Geraldy menarik sebuah kursi kosong ke sebelahnya dan menyuruh Adinda duduk di dekatnya."Maafkan aku ayah!" ucap Adinda lirih."Ada apa nak?" tanya Geraldy pelan.Sesaat Adinda menarik nafas dalam lalu menghempaskannya dengan pelan. Dia ikut menggenggam tang

  • Mencuri Harta dan Cinta   92. Pembunuh berdarah Dingin.

    Tuan Sunshine berbicara di ruangan direktur, direktur yang tak lain adalah Dr. Yuta meninggalkan mereka berdua dan segera melihat kembali kondisi nyonya Syakila."Ini terkait dengan Syakila!" kata Geraldy memulai obrolan."Sebelum kau bicara lebih jauh, lihatlah isi ponsel istrimu mungkin kau bisa menemukan petunjuk mengapa istrimu mencoba minum obat tidur dalam dosis yang tinggi!"Geraldy menerima ponsel istrinya namun dia tak membukanya."Tak membukanya sekalipun, aku tahu penyebabnya. Mungkin dia merasa menyesal karena mantan kekasihnya yang membunuh anaknya sendiri!" kata Geraldy dengan penuh penyesalan.Tuan Sunshine merasa tidak enak hati, ini adalah aib keluarga Geraldy jadi dia tak ingin mendengarnya."Sebaiknya selesaikan dengan baik, setiap manusia pasti berbuat kesalahan tapi tolong simpanlah ini dalam hatimu, jangan biarkan orang lain tahu aibmu sendiri!" Nasehat tuan Sunshine.Geraldy terdiam sangat lama air matanya jatuh bercucuran. Dia merasa sangat malu, karena dia men

  • Mencuri Harta dan Cinta   91. Mencoba Bunuh Diri

    Syakila.semakin terngiang ungkapan penyesalan Geraldy baru-baru ini yang mengatakan jika sebenarnya Keysa itu adalah Natasya. Jika Rehan mengatakan pelaku pembunuhan itu adalah Bagas, artinya Bagas telah membunuh darah dagingnya sendiri. Sejak kelahiran Keysa Bagas tak terlihat lagi batang hidungnya, bahkan ponselnya tak aktif lagi.Akhirnya Syakila ikut mengganti nomor ponselnya, dia sudah merasa sangat bersalah terhadap suaminya. Lalu kini dia bagaikan seorang pesakitan, seakan dia telah menerima hukuman akibat perbuatannya yang telah mengkhianati Geraldy.Sampai Adinda hendak berangkat ke kampus, Syakila tak juga bergerak dari tempat duduknya."Ibu, ada apa?" tanya Adinda bingung.Air mata yang menggenang di pipi ibunya membuatnya mendekati ibunya."Apakah karena Keysa?" tanya Adinda dengan penuh dendam."Ti..tidak sayang, terimalah Keysa sebagai adikmu, mungkin dengan cara itu ibumu ini bisa melupakan semua rasa bersalah ini," Isak nyonya Syakila."Memangnya apa salah Ibu?""Sudah

  • Mencuri Harta dan Cinta   90. Luka Lama

    Melihat gelagat yang tidak bagus di wajah tuan Geraldy dan nyonya Syakila, akhirnya Rehan dan Keysa pamit pulang."Hati-hati nak!" pesan tuan Geraldy yang mengantar mereka sampai depan pintu gerbang.Taun Geraldy melihat beberapa motor mengiringi kepergian mobil Rehan. Dia menarik nafas dalam, syukurlah Keysa kini di jaga oleh orang yang tepat. Gumamnya dalam hati.Tuan Geraldy kembali masuk ke dalam rumah dia mengambil tas kantornya dan tak pamit lagi pada nyonya Syakila Yang sedang duduk diam di ruang tamu. Nyonya Syakila merasa sangat gugup dengan sebuah nama yang baru saja disebutkan Rehan. Nyonya Syakila dan Bagas adalah sepasang kekasih semasa kuliah, karena saat itu orang tuanya tak merestui hubungan mereka akhirnya Syakila dinikahkan dengan Geraldy. Awal pernikahan mereka berjalan aman-aman saja, Bagas menghilang entah kemana, namun setahun kemudian ketika Syakila telah melahirkan seorang putri yang di beri nama Adinda dia muncul kembali. Hubungan mereka berlanjut secara sem

  • Mencuri Harta dan Cinta   89. Adik tiri Emil

    Pagi menjelang, Keysa buru-buru turun ke dapur membantu maid menyiapkan sarapan pagi. Ditinggalkannya suaminya yang masih tertidur pulas. Untunglah semalam Rehan tak mengganggu tidurnya."Nyonya sudah bangun?" sapa maid."Iya bi, hari ini menunya apa biar aku saja yang memasaknya," Keysa menawarkan diri."Nasi goreng seafood!" jawab maid.Keysa mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas, lalu dia mulai memasak menu kesukaan suaminya. Selain nasi goreng dia juga menyiapkan menu yang lain berupa roti panggang, salad buah dan telur dadar. Tak lupa pula dia menyiapkan jus wortel.Rehan terbangun dan tak menemukan Keysa di sampingnya segera bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya keluar menuju kamar mandi, setelah menggosok giginya dan mencuci wajahnya dengan sabun lalu keluar. Dia menuju ke dapur seperti dugaannya nampak Keysa sedang menyiapkan menu sarapan pagi.Nyonya Sekar dan tuan Sunshine keluar bersamaan dari dalam kamar. "Ayo kita sarapan, Panggi mama dan papa."Kedua menan

  • Mencuri Harta dan Cinta   88. Hasil penelusuran 1

    Pembicaraan berlanjut setelah makan malam, makanan penutup di bawa ke ruang keluarga. Kali ini Rehan duduk di samping Keysa. Mendengarkan pembicaraan menyangkut pembunuhan orang tuanya tentunya sangat tidak mengenakan hati. Makanya Rehan harus memberikan dukungan moril untuk Keysa."Sepertinya kalian kelihatan tidak sabar mendengar cerita papa," ucap tuan Sunshine.Rehan dan Keysa hanya tertawa tanpa suara. Mereka tak bisa memungkirinya."Apakah ada kemungkinan lain?" tanya Rehan."Sebenarnya ini adalah rahasia besar yang tidak bisa di ketahui oleh kalian berdua, takutnya kalian tidak bisa bijak mendengarnya. Tapi ini baru berupa spekulasi. Papa dan detektif yang menyimpulkannya, benar tidaknya hanya Tuhan dan mereka yang bersangkutan yang tahu.Rehan menatap ayahnya dengan penuh tanya."Sejak kapan papa penuh teka-teki seperti ini?" protes Rehan."Ini aib orang nak!""Lho, tujuan papa kan hanya ingin membuka kebenaran agar kita tahu siapa pembunuhnya, dengan begitu kita akan bisa leb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status