Share

4. Pesantren

Keysa tau kenapa dia dimasukkan ke pondok pesantren ini, sudah pasti karena ulahnya mencuri beberapa bulan yang lalu. Pihak pondok sudah mengcover semua data santri, karena Pondok pesantren ini termasuk Sekolah bertaraf Internasional, sehingga peraturannya cukup ketat. Semua perilaku santri sudah terekam dalam database pondok, namun karena seleksinya cukup ketat sehingga semua santri tak ada yang cacat. Pesantren itu tak membedakan mana anak konglomerat mana anak pemulung. Semuanya diseleksi sesuai tingkat kecerdasan masing-masing.

Kecuali Santri atas nama Keysa Geraldy. Awalnya pihak pondok menolak Keysa, namun ketika bertemu dengan Kepala Sekolah di Sekolah Keysa sebelumnya, akhirnya mereka memberinya kesempatan.

"Anak itu sebenarnya sangat baik, bahkan cerdas, tapi beberapa bulan kemarin dia mengaku telah mencuri. Sebenarnya jika bukan karena kesibukan kami, kami ingin menelusuri kebiasaan buruknya itu. Tapi jujur saja ustad, itu terjadi ketika dia duduk di kelas tiga. Sebelumnya tidak pernah terjadi. Saya merasa ada yang disembunyikan anak itu, kami harap pihak pondok pesantren bisa memberinya kesempatan."

Ustad Ali manggut-manggut "Baiklah, terima kasih atas informasinya. Kami akan mempertimbangkannya dengan pihak yayasan."

Keysa resmi menjadi anak santri, diantar dengan mobil limusin sang ayah, diperlakukan sama dengan santri lainnya. Berbaur, tak nampak mana anak konglomerat mana anak pemulung, semuanya diwajibkan menggunakan seragam yang sama sesuai ketentuan pondok. Keysa ditempatkan di asrama putri berjumlah enam orang dalam satu asrama. Lima orang diantaranya anak dari golongan menengah ke atas, hanya satu yang berasal dari golongan menengah ke bawah bernama Anisa, pintar ayah ibunya hanyalah seorang petani. Masuk pesantren ini karena mendapat beasiswa dari sekolah sebelumnya, dia peraih juara Olympiade matematika seindonesia. hmmm....Keysalah yang menjadi teman baiknya diantara lima orang putri yang sekamar dengannya.

Keysa duduk sebangku dengan Anisa di kelas 1 A, dan empat teman kamarnya di kelas 1 B. Di pondok pesantren itu kelas putri terpisah dari kelas putra. Keysa tak begitu perduli, bergabung sekalipun tak membawa pengaruh baginya. Keysa berusaha beradaptasi dengan lingkungan pondok, awalnya sangat sulit namun pelan-pelan dia sudah bisa beradaptasi. Dimulai bangun pukul 03.00 dini hari, sholat malam, mengaji, lalu sholat subuh dilanjutkan dengan mandi. Tiga hari Keysa harus bisa beradaptasi, bagaimana harus antri mandi bergantian dengan penghuni asrama yang lain. Karena terlambat bangun Keysa terpaksa tak mandi dan sarapan, terpaksa ganti seragam sekolah dan bergegas masuk kelas.

Hari pertama yang sangat menyiksa. Bayangkan, bangun tidur dan tak sikat gigi....ihhh. Bukan Type Keysa yang selalu menjaga kebersihan tubuh, terpaksa mulai hari ini gadis cantik itu harus bisa merubah pola tidurnya. Karena masih baru, jadi belum diperlakukan peraturan pondok.Perut Keysa keroncongan, untung Anisa menyisihkan sarapan paginya dalam kotak makannya dan disodorkan kepada Keysa. "Terima kasih!"

Minggu pertama kantin belum dibuka, sehingga Keysa harus menahan lapar jika ketinggalan sarapan pagi. Dipondok itu makanan sudah disiapkan, sarapan jam 07.00 pagi, makan siang jam 12.30, dan makan malam pukul 20.30. Untuk loundry, setiap minggu dua kali petugas loundry akan mengumpulkan pakaian santri, mengambil pakaian kotor dan mengantar pakaian yang sudah disetrika dengan rapi.

Karena ini baru hari pertama, sehingga pelajaran belum dimulai, adanya perkenalan satu sama lain. Sebagian anak lain dengan ogahnya mengulurkan tangan, Keysa sudah bisa menduga itu pasti anak-anak konglomerat, Keysa mampu menyesuaikan diri. Keramahannya mampu membuat dia cepat berbaur dengan santriawati lainnya. Jam 12.00 waktunya istirahat, mereka hendak bersiap-siap sholat zhuhur, setelah itu mereka makan siang dan kembali lagi ke kelas jam 01.00. Sekolah bubar pada pukul 15.15. Dilarang berkeliaran, masuk kamar lalu bersiap-siap sholat ashar, setelah itu para santri diijinkan melakukan aktifitas yang lain. Ada yang main bola bagi putra, main voly, ada yang main keyboard, menyanyi kasidah, latihan hadra dan sambra dan masih banyak lagi. Keysa hanya menjadi penonton. Dia bergegas ke kamar mandi sebelum yang lainnya datang dan mengantri. Menjelang magrib para santri bersiap-siap ke mesjid, Setelah sholat magrib, santri tidak boleh ada yang meninggalkan mesjid. Berzikir dan mengaji sambil menunggu waktu sholat Isya.

Setelah makan malam, Keysa mengambil beberapa buku pelajaran untuk dibacanya lalu tidur. Keysa harus membiasakan diri untuk tidur lebih awal agar bisa bangun lebih awal dari penghuni asrama lainnya. Upayanya berhasil, ketika dia bangun yang lain masih pada tidur, buru-buru Keysa pergi ke kamar mandi. Sudah ada beberapa santri lain yang juga ikut bangun dengan target yang sama dengannya, mandi lebih awal. Merasa sudah segar Keysa berwudhu setelah itu membangunkan Anisa. Untuk pertama kalinya, Keysa sholat malam di mesjid, mengaji sambil menunggu waktu subuh.

Luar biasa, Keysa bisa menjalaninya dengan baik, ketua asrama yang ditugaskan memantau perkembangan gadis badung itu memberikan laporan yang mencengangkan, namun laporan itu tidak membuat orang tua Keysa tertarik. Kata-kata ayahnya jika di dengar Keysa pasti akan membuatnya sakit hati. "Anak itu memang harus diperlakukan seperti itu, biar dia tau bagaimana susahnya hidup."

Pihak pondok mendengar ucapan ayahnya akhirnya tak melaporkan lagi apa yang dilakukan Keysa.

Hari libur Keysa duduk termenung, dia sedang memikirkan bagaimana dia bisa keluar dari ketatnya penjagaan di pondok ini, Keysa hanya bisa menarik nafas berat. Tiba waktu kunjungan orang tua, Keysa tak mendapat kunjungan, sedih bukan kepalang, Anisa yang ayahnya petani saja menyempatkan waktu untuk menjenguk Anisa. Lalu dia ? Air matanya jatuh perlahan. Kebahagiaan yang dirasakan teman-teman santri yang ada dipondok ini tak dirasakannya. Anisa menepuk bahunya.

"Hei...ngelamun ya ? Kamu sedih karena orang tuamu tak datang ?" tebak Anisha.

Keysa hanya menggeleng. Matanya diarahkan kepada kerumunan para santri yang memeluk orang tuanya dengan haru. Keysa sudah mulai memikirkan sesuatu. Keysa hendak mencuri lagi tapi sepertinya dipondok ini tak ada yang bisa dicuri. Semua handphone disita, mereka akan diijinkan memegang handphone sebulan sekali. Barang-barang berharga milik santripun tak ada, benar-benar miskin. Belum lagi ceramah setiap subuh di mesjid seakan ditujukan padanya. Selama Seminggu judul ceramahnya, "Mencuri itu adalah pekerjaan Syaitan" Keysa meringis. Dia tahu mencuri itu tak baik, tapi dia terpaksa melakukannya. Sekarang yang ada dalam benaknya kira-kira selain mencuri kejahilan apa yang bisa mendatangkan orang tuanya ke pondok ?

Terkadang dia berpikir untuk mogok makan, namun teringat bagaimana usahanya dulu melakukan mogok makan selama dua hari namun ayah ibunya seakan buta dan tuli dan hanya bibi Hanah pengasuhnya saja yang terus merawatnya. Karena tak ingin menyakiti diri sendiri, Keysa berpikir bagaimana jika dia menyakiti orang lain ? Pasti ayah ibunya akan datang menemuinya, meminta pertanggung jawabannya dan yang terpenting memarahinya. Itu masih lebih baik ketimbang tidak perduli sama sekali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status