Share

Mencuri Hati Mantan Suamiku
Mencuri Hati Mantan Suamiku
Author: Marvinar

Chapter 1 Bantu Aku

Author: Marvinar
last update Last Updated: 2023-08-18 11:50:40

“Berani – beraninya kau mengganggu kehidupan kami, dasar jalang!”

     Suara menggelegar di rumah yang kini tanpa lampu penerangan itu. Meski samar, Elena masih dapat melihat dengan jelas, ekspresi murka wanita di depannya.

“Tenanglah, apa yang terjadi?”

“Kalau sudah waktunya pergi, ya, pergi saja! Jangan membuatnya berubah pikiran. Benar – benar jalang tak tahu diri! Wanita rendahan sepertimu memang tak bisa menjaga janji!”

“Aku tidak mengerti apa maksudmu mengatakan semua ini. Jangan berkata kasar padaku.”

“Kau yang berpura – pura bodoh! Aku tahu apa yang kau incar, wanita licik!”

“Kita bicarakan baik – baik, tolong jangan berdiri di sana. Kau akan ....”

“Kita lihat saja, apa yang terjadi selanjutnya!”

***

“Elena?”

     Suara maskulin membuyarkan lamunannya. Mata dengan bulu lentik itu menatap pria di hadapannya dengan gemetar. Masih jelas diingatannya, tatapan dingin yang menusuk malam itu. Menekan segala luka dan takutnya, ia bersuara.

“Drake, aku perlu bantuanmu segera.”

“Ada apa, Elena?”

“Tolong bantu aku memulihkan perusahaanku, Drake.”

     Elena Cartwright, wanita cantik berambut pirang itu saat ini sedang menatap penuh harap Drake Graysen, mantan suaminya. Tujuh bulan berlalu, sejak terakhir mereka bertemu. Ada sorot mata keputusasaan samar di mata Elena, pria bersuara berat itu melihatnya dengan jelas. Satu kelebihan yang dimanfaatkannya saat bernegosiasi.

“Mengapa kau berpikir bahwa aku bisa membantumu dalam hal ini?”

“Karena aku pikir kita sahabat, terlepas dari perceraian kita. Kuharap, kau bisa membantuku dengan segala sumber daya yang kau punya untuk menyelamatkan perusahaanku.”

     Elena meremas jari – jarinya yang tertaut. Menunggu pria berambut hitam legam di depannya itu merespons. Aura kekuasaan yang lekat dengan Drake memang sesuai dengannya. Karena itulah, menekan segala egonya, ia rela mendatangi sang mantan suami demi sebuah bantuan. Posisinya saat ini di ujung jurang.

“Apa yang terjadi dengan perusahaanmu, Elena?”

“Perusahaanku, Cartwright Company telah mengalami masa kritis saat ini. Mungkin, kau sudah mendengarnya dari berita. Bahkan, media pun tahu kondisi perusahaanku sedang buruk. Saat ini, aku sebagai presdir, mencoba mencari upaya penyelamatan.”

     Sengaja menghentikan kalimatnya, ia menarik nafas sejenak. Kilasan masa – masa sulit yang dilaluinya tiga bulan terakhir di kantor kembali hadir. Ia telah berlari ke sana kemari untuk mencari bantuan dana. Sayang, ia harus menelan pil pahit. Elena berusaha sekuat tenaga menyelamatkan perusahaannya. Tawaran bantuan yang datang belum mampu ia terima, kini, ia harus menekan ego. Menemui kembali sang mantan suami, untuk meminta bantuan karena tak ada pilihan lain.

Pria dengan tinggi 188 cm itu beranjak dari duduknya, melangkah ke arah lemari pendingin tak jauh dari mantan istrinya itu duduk. Setelah kembali duduk, Drake menyodorkan segelas minuman.

“Ini wisky, minumlah agar kau lebih tenang.”

“Kau tahu, aku tak pernah menyukai wiski.”

“Cobalah sedikit.”

     Elena yang tak pernah menyesal wiski, karena baginya, mencium aroma kuatnya saja Elena tak suka. Ia lebih suka pilihan aman, wine. Tapi, tak apa kalau ia ingin lebih rileks, Drake benar, ia perlu minum sedikit. Elena meraih gelas berisi wiski itu lalu meneguknya. Drake tersenyum saat melihat Elena meneguk sedikit, lalu, memutuskan menghabiskan sisanya hingga gelasnya kosong.

“Apa kau membawa laporan keuangan perusahaanmu? Aku perlu melihatnya.”

     Dengan segera menyerahkan dokumen yang sejak tadi dibawanya kepada Drake. Ia menunggu dengan sabar seraya berdoa saat Drake membaca dokumen itu satu persatu halaman. Terasa seperti seorang murid yang menunggu hukuman dari sang guru atau pasien yang menunggu sang dokter membacakan diagnosanya.

     Elena menatap figur wajah tegas mantan suaminya itu, tulang hidung tinggi, garis rahang maskulin serta mata elangnya yang kini bisa dilihat lagi setelah tujuh bulan tak bertemu. Elena menyadari perlahan, Drake lebih tirus daripada terakhir mereka bertemu, berat badannya juga tampak berkurang meski sedikit. Apa ia sering melewatkan jam makannya? Minum – minum hingga larut malam?

Elena menghela napas panjang, belum sempat mengalihkan pandangan dari wajah Drake, pria itu refleks menatap Elena balik. Membuat Elena sedikit terkejut dan mengulas senyum singkat untuk menghilangkan kecanggungannya karena ketahuan menatap Drake cukup lama.

“Aku sudah membacanya,” ujar Drake seraya meletakkan dokumen itu di meja.

“Bagaimana menurutmu, Drake? Apa kau bisa membantu?”

“Aku ingin bertanya satu hal lagi padamu.”

“Ya, kau boleh bertanya apa pun.”

“Selain meminta bantuanku, sebelum ke sini, kau meminta bantuan kepada siapa saja?”

     Elena ingat, sebulan terakhir ia berlari ke sana ke mari mencari bantuan dana untuk perusahaannya. Menghubungi beberapa temannya yang dinilai bisa membantunya. Tapi, hanya jalan buntu yang ia temui. Bukan karena tak ada yang membantunya sama sekali, tapi, berbagai penawaran tak wajar dilontarkan.

Elena mengingat saat ia datang ke kediaman sahabat mendiang ayahnya. Pria itu bersedia membantu asal ia mau menjadi simpanannya. Dengan tegas ditolaknya. Ia lalu pergi menemui teman kuliahnya yang mengatakan perusahaannya sudah parah, perlu tambahan kompensasi jika ingin menyelamatkan perusahaan. Pria itu juga meminta Elena menjadi wanita simpanan.

Bahkan, teman dekatnya saat kuliah dulu, memintanya menjadi istri sebagai syarat bantuan. Meski permintaan ini terdengar lebih baik dari yang lain, tapi, dengan menginginkan kepemilikan sepenuhnya atas Cartwright Company, tentu saja ditolak mentah – mentah oleh Elena.

“Elena?”

“Drake. Aku meminta bantuanmu, terkait kekurangan dana di perusahaanku. Aku bersedia memberikan sebagian saham padamu jika berhasil menyelamatkan, tapi, tidak untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan keluargaku. Aku ingin itu tetap menjadi milikku.”

“Kalau begitu berapa banyak saham yang bisa kau berikan padaku jika bersedia membantu?”

“Yang pasti tak lebih banyak dari sahamku, Drake. Selisih sepuluh persen dari saham milikku. Itu agar aku tetap menjadi pemilik sesungguhnya.”

“Aku bisa membantumu, masalah kepemilikan itu tetap menjadi milikmu, selisih saham 10% darimu pun tak masalah, asal kau bersedia memenuhi satu syarat dariku.”

“Benarkah? Kau bersedia membantuku dan menerima pembagian saham sesuai keinginanku?”

     Elena seakan tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Matanya melebar karena tak percaya. Drake bahkan tersenyum melihat binar mata sahabat masa kecilnya yang kembali, meski ekspresi wanita itu tampak sendu beberapa saat lalu, saat seperti ini, wanita ramping ini tampak semakin berseri dan menarik. Hal yang baru saja disadari Drake beberapa waktu terakhir.

“Ya, asalkan satu syarat kau penuhi.”

“Hanya satu? Katakan saja, apa syaratmu?”

    Wanita itu tampak bersemangat bertanya, Drake menahan senyumnya yang semakin melebar. Apa wanita itu masih akan tersenyum setelah mendengar syarat darinya? Elena bahkan mencondongkan dirinya, antusias menunggu jawaban.

“Syaratnya, kau hanya perlu menjadi kekasihku dan merayuku. Tinggallah denganku, jika kau berhasil mengelabuhi semua orang dan media seolah aku berminat padamu, kaulah pemenangnya.”

     Drake menjawab dengan senyum lebar. Sementara Elena membeku, ekspresinya seolah membatu seketika. Ia merasa entah pendengarannya yang buruk atau memang sahabat masa kecilnya itu mengatakan hal yang tak masuk akal. Beberapa menit terakhir ia lupa, kalau mantan suaminya ini memang gila.

     Sementara ia mencoba memutar otak untuk mencari tahu, mengapa Drake melakukan ini. Pikirannya tertuju pada saat malam sebelum hari perceraian mereka. Malam di saat pria yang berpostur seperti patung yunani itu menatap dingin padanya.

“Apa ini bagian dari balas dendammu padaku karena kejadian malam itu, Drake?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 92 Ending: Tentang Penerimaan

    Drake menatap layar datar di seberang meja kerjanya. Sore itu sidang putusan yang akan membacakan vonis untuk Alfred dan Paman Smith, serta Alexa akan dibacakan. Momen yang paling ditunggu oleh Drake dan Elena. Will duduk di sofa tamu, tak jauh dari meja Drake, juga turun memperhatikan jalannya sidang di layar kaca. Menit demi menit hingga jam berlalu. Alexa dan Paman Smith telah menyelesaikan sidang lebih dulu dibandingkan Alfred. Karena Alexa yang membuka semua pintu di kasus ini, layaknya whistle blower, ia divonis 5 tahun penjara atas tuduhan intimidasi, ancaman dan membantu Alfred dalam menjual nark*ba. Sedangkan Paman Smith dijatuhi hukuman seumur hidup atas percobaan pembunuhan. Sampai pada saat sebelum putusan dibacakan. Hakim memberikan kesempatan pada Alfred untuk bersuara. Dalam pembelaannya, Alfred menyangkal semua bukti dan tuduhan yang selama ini diajukan pihak lawan. Usai menyampaikan suaranya, hakim membacakan vonis. Dalam sidang putusan hari in

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 91 Pesan Penting

    Usai melaksanakan tugas dari Drake hari itu, Carl bergegas memasuki mobilnya. Dalam perjalanan, ia menelepon Kate. “Halo, kau ke mana saja?” “Kate, aku sedang dalam perjalanan pulang. Apa Steven dan Dean masih di sana?” “Tentu saja. Kami sedang bermain kartu.” “Apa kalian minum?” “Sedikit wine. Dean, jangan coba-coba curang ya.” Suara Kate terlihat memarahi Dean, rekan setim Carl yang bertugas menjaga keluarga Drake Graysen. Hari ini mereka bertugas menjaga Kate karena Carl sibuk di luar seharian. “Sial! Jangan minum dengan mereka.” “Carl, kau mengumpat padaku?” “Tidak, Kate. Aku mengumpat pada Steven dan Dean. Aku akan segera sampai.” Carl buru-buru menutup panggilannya, ia menambah kecepatan mobilnya. *** “Kami hanya bosan dan bermain kartu terlihat seru.” Kate memberi penjelasan seraya menuangkan jus apel ke sebuah gelas. Pria di depannya itu diam tak bergeming. Hanya menatapnya dengan tajam. “Ini, minumlah.” Carl dan Kate duduk di ruang makan. Pria itu meneguk seg

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 90 Waktu yang Berharga untuk Seseorang

    “Aku tak mengerti mengapa kau menanggapi pendekatan Alfred padahal kau tahu jelas motif di baliknya.”“Karena dia yakin bisa memanfaatkanku untuk menjatuhkan Elena, aku ingin melakukan hal yang sama dan membalikkan situasinya. Aku yakin bila dekat dengan Alfred, aku bisa membantu Elena dengan caraku.”“Apa Nyonya Elena saat itu tahu rencanamu?”“Elena tahu, tentu saja ia tak setuju. Katanya seolah menjadikanku umpan atau martir.”“Perkataannya benar.”“Carl, waktu itu aku hanya ingin membantu.”“Kau pasti bersikeras menjalankan rencanamu, kan? Meski Nyonya Elena tak setuju?”“Ya. Jadi, aku mencoba bersabar di dekat. Semuanya tampak berjalan sesuai rencana dan aku bisa tahu lebih awal rencana Alfred terhadap Elena. Sampai pria kasar itu .... Ya, akhirnya aku memilih pergi dan tak melanjutkan rencana konyol itu.”“Kenapa berhenti?”“Apa?”“Kate, kau mendadak memutuskan menghentikan rencanamu. Kalimatmu berhenti usai mengatakan ‘sampai pria kasar itu .... Apa yang dilakukannya

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 89 Serangan Balasan

    “Katakan padaku detailnya, Will. Apa yang terjadi?”“Nona Alexa mengaku mendapatkan intimidasi di lingkungan penjara.”“Dari siapa? Sipir?”“Tidak hanya dari sipir, sesama narapidana juga.” Drake mengerutkan keningnya, ia tak menduga kehidupan Alexa yang ingin mengutarakan kebenaran di depan pengadilan, harus dibayar sepahit itu. Kehidupan di penjara bukanlah hal yang mudah, bagai hukum rimba. Jika tidak dibantu, Alexa, yang merupakan satu-satunya kunci mengungkap keburukan Alfred dan ayahnya, bisa celaka. Tentu ini buruk untuknya dan Elena. “Tempatkan orang-orang kita untuk membantu Alexa bertahan. Bagaimana pun caranya, kita harus menjaganya tetap hidup, karena Alexa adalah saksi kunci.”“Ya, kami akan menempatkan orang-orang kita di antara sipir, narapidana dan ada seorang dokter yang cukup bisa dipercaya.”“Dokter? Siapa?”“Kakaknya Carl. Sudah empat tahun ini bekerja di penjara tempat Alexa ditahan.”“Oh, ya? Apa Carl yakin kalau kakaknya bisa dipercaya untuk tuga

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 88 Trauma

    Kate langsung menekan tombol panggil pada kontak dengan nama Carl. Tangannya gemetaran saat mengangkat ponsel ke telinganya.“Halo, Kate, aku sedang di depan rumahmu.”“Jadi, itu kau? Yang berdiri di depan pintuku sekarang?”“Iya, buka pintunya.”Kate langsung bernapas lega sebelum membuka pintunya. Begitu melihat wajah Carl di depannya, tubuhnya langsung lemas seketika. Ia bersandar di ambang pintu.“Hey, ada apa?”Carl menahan tubuh Kate dengan memegangi pundak wanita di depannya itu.“Aku melihat ada mobil mencurigakan di bawah. Dari tadi orangnya mondar mandir di depan gedung.”“Tak apa, aku di sini.”Keduanya segera memasuki flat Kate, lalu duduk di ruang tamu. Carl mengamati ekspresi Kate yang perlahan melembut, seraya melihat ke depan gedung melalui jendela. “Aku ingin keluar, membeli bahan makanan, lalu mengecek ke jendela. Mobil itu tak pergi sama sekali sejak tadi.”“Orang itu juga mondar mandir saat aku datang.”“Tadi kukira orang itu yang ada di depan pintu.

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 87 Kembali Diincar

    Terlahir menjadi seorang pewaris dari keluarga kaya menjadi impian hampir setiap orang. Tapi, itu tak lagi berlaku bagi Drake yang menginjak usia 7 tahun dan menyadari situasinya berbeda dengan harapan. Ia pernah melihat sorot mata penuh cinta dari kedua orang tuanya, hingga menyadari, perasaan itu lenyap sempurna dari sorot mata sang ibu. Usia di mama seharusnya Drake bisa membaca layaknya seperti anak-anak lain, membuat tekanan dari sang ayah semakin keras. Drake merasa ia berusaha sebaik mungkin untuk bisa membaca. Tapi, apa daya, matanya seolah melihat huruf-huruf itu lepas dari posisinya dan menari-nari tak beraturan. “Sampai kapan kau menjadi anak bodoh? Membaca saja kau tidak bisa bagaimana mau mewarisi perusahaan?” Dari situlah, Drake kecil mendapat beberapa cambukan sebagai hukuman. Malamnya, ia langsung demam. Mama Lily menangis pilu saat menemaninya semalaman. “Maaf, Ma. Maafkan putramu yang bodoh ini.” “Tidak, Drake. Ini bukan salahmu. Mama akan cari cara untuk mem

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 86 Kejujuran yang Diharapkan

    “Kita bicarakan hal lain saja.” “Drake, ada apa? Aku tahu ada yang salah, tapi, kau tak mau cerita padaku.” “Tidak. Itu tidak penting lagi, Elena.” “Penting bagiku.” “Penting bagiku untuk menjaga keadaanmu dan bayi kita tetap stabil.” “Tapi, aku tidak bisa pura-pura tak tahu sedangkan aku jelas merasa kau menyembunyikan sesuatu.” “Sudah kubilang itu tak penting. Semua sudah berlalu.” Elena membuang pandangannya ke samping. Sepertinya ini juga sia-sia saja. Seperti tadi saat bertanya ke Mama Lily. Wanita berambut pirang itu berdiri, lalu keluar dari kamar. Drake menghela napas kasar, mengikuti Elena. “Elena, kau mau ke mana? Ini sudah malam.” “Kau tidur saja.” “Aku tidak mungkin tidur kalau kau belum tidur.” Elena tak menanggapi, ia hanya berjalan terus menuju perpustakaan. Ia ingin menenangkan diri sejenak. Satu ruangan dengan Drake terasa membuatnya kecewa. “Elena, ayo kembali ke kamar.” “Aku masih mau di sini. Pergilah.” Elena baru saja melangkah masuk ke perpustakaan

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 85 Ingin Tahu

    Tatapan sendu Drake terlihat jelas. Istrinya itu kini tampak rapuh di matanya. Sesekali menghela napas panjang, mengingat setiap momen Elena membantunya mandi, berganti pakaian dan makan. Terkadang ia juga membantu mengetikkan pekerjaan kantornya saat bahunya mulai sakit. Ia ingin merutuki diri sendiri karena tak peka pada keadaan istrinya sendiri. Beberapa kali ia mengetahui Elena muntah di pagi hari. Ia kira hanya karena sakit maaf yang kadang kambuh.“Drake, aku tertidur ya?”Lamunan Drake seketika buyar saat melihat mata Elena terbuka. Istrinya berusaha bangun.“Tidur saja dulu, kau perlu istirahat.”Elena kembali berbaring. Ia merasa tubuhnya lebih ringan sekarang. Tiba-tiba ia ingat, tangannya langsung mencengkeram jari-jari Drake.“Bayinya bagaimana?”“Baik-baik saja. Tak ada masalah. Jangan khawatir.”“Syukurlah.”Elena memejamkan matanya sesaat. Ia menarik napas panjang dengan rasa lega. Drake beranjak dari duduknya, ia mencium kening istrinya cukup lama.

  • Mencuri Hati Mantan Suamiku   Chapter 84 Kabar Baik

    Wanita berambut pirang itu duduk dengan tatapan kosong. Seolah seperti patung, Elena tak bergerak sedikit pun. Hingga dua orang, pria dan wanita datang menghampiri. “Elena.” Kate langsung memeluk tubuh ramping yang kini rapuh itu. Elena membalas pelukan Kate seraya menangis tersedu. Di tangannya masih tersisa darah dari Drake. “Kate, maaf, bajumu kotor terkena darah di tanganku.” “Tak masalah. Jangan khawatir. Bagaimana kondisi Drake?” “Will bilang bahunya terkena tembakan. Drake menghalau peluru yang sepertinya sengaja dialihkan padaku.” “Pelakunya bagaimana?” tanya Carl dengan nada cemas. “Sudah diamankan oleh pihak berwajib. Will sedang bertemu dengan mereka.” Carl memutuskan tetap berjaga di situ. Ia telah meminta beberapa pengawal Drkae yang lain untuk mendekat ke ruang perawatan ini, menjaga dan mengantisipasi jika saja masih ada orang suruhan Alfred yang berniat mencelakai. “Kita bersihkan dulu tanganmu. Ayo, Elena.” Kate membantu Elena berdiri lalu berjalan menuju t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status