Share

4. Pelajaran Pertama

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-05 11:09:42

Atas saran nenek Melinda, Abhygael memboyong isterinya tinggal di Mansion yang telah selesai dibangun dua bulan yang lalu. Tadinya Abhygael tak ingin menyewa para maid, Mansion dengan enam kamar tidur dan 2 kamar pembantu, dengan kamar mandi super cantik full marmer dilengkapi dengan studio pribadi milik Abhygael. Dengan rumah super mewah seperti ini jika tak menyewa pembantu maka bisa dibayangkan bagaimana Leona menangani rumah sebesar ini sendirian.

"Bagaimana mungkin dengan rumah sebesar itu mampu ditangani oleh kalian berdua tanpa dibantu oleh para maid, apa kau ingin membunuh isterimu ?" Protes Melinda sang nenek kesayangan Abhygael. Hanya nenek Melindalah satu-satunya yang dia miliki, paman Julit walaupun merupakan saudara ayahnya namun keduanya tidak begitu dekat. Julit memiliki seorang putera yang sekarang sedang menyelesaikan studinya di Australia.

Dengan mendelik gusar Abhygael menyetujui usul neneknya, dia terus mengomel di dalam hati. "Lihat saja nanti bagaimana saat nenek melihat wajah buruk Leona pasti akan segera mengusirnya dari rumah, merusak pemandangan rumah mewahku saja," gerutunya.

Abhygael dan Leona menempati kamar yang berbeda, Abhygael tinggal dikamar utamanya dilantai dua yang super mewah sedangkan Leona memilih tinggal dikamar yang lumayan cantik dengan pemandangan kolam renang menggunakan lempengan backlit granit yang cahayanya bisa berganti di atas kolam renang di sebelah kamar tidurnya. Leona merasa sangat bersyukur, kamar yang dia tempati sangat jauh berbeda dengan kamar tidurnya yang sangat sederhana dirumah orang tuanya. Perbedaan yang mencolok bagai langit dan bumi.

Abhygael ingin memberi pelajaran kepada isterinya sehingga pakaian kotornya diserahkan kepada Leona untuk mencucinya, para maid dilarang memberikan bantuan. Begitu juga makanan harus dimasak oleh Leona seorang diri. Bagi Leona ini adalah pekerjaan mudah, toh dia sudah terbiasa melakukan semua itu semasa gadis.

"Leona...!" Teriak Abhygael dari lantai dua.

Mendengar teriakan itu Leona segera bergegas menaiki tangga yang terbuat dari marmer dengan lampu gantung dengan model yang unik, membuat rumah ini bak hotel berbintang lima.

Leona tiba di depan pintu kamar Abhygael dan membukanya, nampak Abhygael berdiri dengan sekeranjang tumpukan pakaian kotor miliknya. "Apakah kau memanggilku ?"

Shift ! Abhygael segera menutup telinganya. "Mulai detik ini jangan sekalipun bersuara di depanku, telingaku bisa ternoda mendengar suara comprengmu. Apa kau paham ?"

Leona hanya bisa menarik nafas berat, diraihnya keranjang yang berisi pakaian milik Abhygael, dengan susah payah dibawanya turun menuju kamarnya. Dia ingin mencuci pakaian itu dikamar mandi yang ada di kamarnya. Bukan tanpa alasan, Leona tak ingin orang melihat kulitnya jika terkena air. Lotion cokelat akan luntur dan kulit mulusnya bisa kelihatan. Awalnya Abhygael protes dan menyuruhnya mencuci di ruang cuci yang telah disediakan di rumah itu, namun Leona mengancam tidak akan mencuci pakaian itu jika bukan di kamar mandinya. Akhirnya Abhygael mengalah, dia tak ingin terus-terusan mendengar suara Leona di rumah ini.

Pelajaran pertama yang diberikan Abhygael pada Leona mampu dilaluinya dengan riang. Teringat pesan ibunya, dia harus terus patuh kepada suami, setelah mencuci pakaian, Leona menuju dapur yang bernuansa putih dengan kursi suede berwarna biru dan kompor berwarna biru. Leona mencoba memasak sebisanya, peralatan yang ada sangat baru untuknya, biasanya di rumahnya dia hanya memasak menggunakan kompor hock yang menggunakan minyak tanah, sekarang dia harus membiasakan diri menggunakan barang-barang mewah di rumah ini. Leona tergolong cerdas, hanya dengan mengamati suasana di sekelilingnya dia mampu mengatasi segala kesulitan. Hal ini dijalaninya dengan lapang dada, agar pekerjaan yang dilaluinya tidaklah berat, sebelum beraktivitas Leona berdoa agar Allah meringankan semua pekerjaannya.

Ini adalah masakan pertamanya untuk suami, breakfast ala kampung halamannya, nasi goreng seafood. Dia belum terbiasa dengan menu yang disukai sang suami. Setelah hari ini dia akan bertanya kepada koki yang ada dirumah neneknya, dia akan mencoba segala menu demi untuk menyenangkan hati suami.

Setelah menyajikan menu di atas meja, Leona meminta maid untuk memanggil tuannya agar segera sarapan. Abhygael turun dengan menggunakan jas lengkap dan dasi yang sudah disipakan Leona sebelumnya, melihat menu masakan yang ada di atas meja, Abhygael berang.

"Apa seperti ini masakan yang kau suguhkan untuk suamimu ? Dasar kampungan, buang semua makanan ini di tong sampah."

Abhygael segera berlalu tanpa menyentuh makanan sedikitpun. Leona hanya bisa menghempaskan nafasnya dengan kuat. Ketua maid menghampirinya dan menenangkannya. Ketua maid yang bernama Sultia adalah pembantu kepala yang berada dirumah neneknya, dia sengaja ditempatkan di rumah Abhygael untuk membantu Leona, Sultia sudah merawat Abhygael sedari kecil makanya dia tau semua yang disukai dan tidak disukai Abhygael.

"Nyonya harus sabar, sebenarnya tuan itu sangat baik, mungkin saja hari ini moodnya lagi tidak bersahabat."

"Apa yang harus kulakukan bi, aku akan berusaha mempelajari semua menu kesukaan suamiku, apa aku harus ke rumah nenek untuk belajar melalui chef yang ada di sana ?"

Sultia memandang Leona dengan tersenyum. "Tidak perlu, hari ini chef akan datang kerumah ini mengajarimu, bibi yakin kau akan dengan mudah mempelajarinya".

Hanya selang beberapa menit setelah kepergian Abhygael, Chef Tomy datang dan mulai mengajari Leona memasak semua masakan baik kesukaan Abhygael atau menu apa saja yang tentunya sangat mudah dilakukan. Leona dengan tekunnya memperhatikan cara chef menyiapkan masakan. Semua daftar menu dan resep yang diajarkan dicatat dalam catatan harian yang ada di ponsel miliknya. Dengan begitu dia akan mudah memasak hanya dengan membuka ponselnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, artinya suaminya sebentar lagi pulang. Leona mencoba merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal di atas kasur empuknya, setelah hampir seharian belajar memasak, Leona sempat terlelap dan terbangun saat mendengar teriakan suaminya.

Ternyata suaminya telah berdiri di dalam kamarnya sambil berkacak pinggang. Leona segera bangun dengan mengucek-ngucek matanya.

"Kau di bawah ke rumah ini bukan untuk tidur, cepat siapkan kemejaku, malam nanti aku akan bertemu pacarku, ingat kemeja dan celanaku harus serapi mungkin," Abhygael sengaja menekankan kata pacar, agar Leona sadar jika dia bukan siapa-siapa di rumah ini.

Leona hanya mampu menatap kepergian Abhygael setelah membanting pintu kamarnya dengan kasar. Leona tetap menjalani semuanya walau dibarengi dengan cacian dan cemoohan, entah apa yang dipikirkan Leona. Toh dia bisa saja tidak melakukan semua pekerjaan ini, karena dia adalah nyonya dan sekaligus isteri di rumah ini, namun mengingat pesan ibunya, dia akhirnya tetap melakukannya. Masa remajanya benar-benar terenggut dengan aktifitas yang memuakkan ini. Gadis itu segera bangkit menuju kamar Abhygael, yang punya kamar tidak ada di tempat, Leona segera memilih kemeja kasual kesukaan Abhygael yang diketahuinya dari bibi Sultia. Ditaruhnya dengan rapi di pembaringan semua pakaian yang diinginkan. Huh..segala sesuatu harus disiapkan isteri untuk bertemu sang kekasih pujaan. Terdengar suara Abhygael yang sedang tertawa mesra menerima panggilan telepon di balkon sebelah kamarnya, Leona tidak merasa sakit hati. Toh dia tidak sedikitpun memiliki perasaan kepada suaminya itu. Hubungan yang dijalaninya saat ini hanyalah bentuk memenuhi semua keinginan keluarga kedua belah pihak.

"Kau menguping pembicaraan kami ?" Bentakan Abhygael membuat Leona terkejut. Tak banyak bicara dia hanya menunjuk pakaian yang diinginkan Abhygael dan berlalu dari kamar itu. Leona tak ingin berlama-lama dikamar Abhygael, dia sangat tidak ingin melihat suaminya. Bukan tanpa alasan, dia sebisa mungkin mengajari hatinya untuk tidak membenci dan mencintai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   205. Keputusan yang tepat (Tamat)

    Kehadiran Leona yang kembali sebagai direktur perusahaan disambut dengan gembira oleh para karyawan. Direktur cantik dan mempesona serta cerdas ini sangat di rindukan. Semua karyawan berdiri berjejer di sepanjang jalan, satpam dan cleaning service tak ketinggalan."Kau di sambut bagaikan seorang ratu, aku jadi cemburu," bisik Abhygael."Jangan terlalu berlebihan," Leona mencubit pinggang suaminya."Selamat pagi ibu direktur, selamat pagi presdir," sapa para karyawan."Selamat pagi," jawab Leona sambil tersenyum dengan hangat.Tak terlukiskan kebahagiaan para karyawan saat menyambut direktur kesayangan mereka. Direktur yang dikenal ramah dan suka membantu itu kini hadir seakan memberi semangat baru bagi para karyawan.Leona naik lift menuju ruangannya di susul Abhygael."Kali ini aku tak akan membiarkanmu di dekati para pria," ucap Abhygael serius."Apa maksudmu? Bukankah seharusnya kau yang perlu di khawatirkan di dekati para gadis?" protes Leona, dia tak terima dengan perkataan suamin

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   204. Kembali bersama 1

    Diandra tak menyangka jika Leona kini sudah kembali ke rumah Abhygael. Dengan penuh percaya diri dia membawakan mainan dan makanan untuk Abil.Bibi Sultia tak tahu harus berkata apa saat Diandra menekan bel di sudut pintu rumah. Abhygael dan Leona sedang mandi di kolam renang bersama kedua anaknya."Maaf non, tuan dan nyonya sedang berada di kolam renang," ucap bibi Sultia saat membukakan pintu rumah."Nyonya?" tanya Diandra dengan kening berkerut."Iya non, kemarin tuan Abhygael menjemput isterinya untuk kembali ke rumah ini," jawab bibi Sultia dengan sopan.Diandra tak tahu harus bilang apa, namun dia ingin memastikan apakah Abhygael mencintai isterinya atau tidak."Biar saya menunggu di teras saja bi," kata Diandra.Tanpa di persilahkan, Diandra duduk di teras rumah. Bibi Sultia segera masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dia tak memberi tahu majikannya tentang kehadiran Diandra. Saat kedua majikannya masuk ke dalam rumah barulah dia mengatakan jika Diandra sedang duduk di tera

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   203. Kembali bersama

    Banyak mobil yang terparkir di halaman rumah tuan Hendrinata. Namun tuan Putera tetap berusaha mencari parkiran yang kosong di halaman."Sepertinya banyak tamu yang datang pagi-pagi," kata Mutia saat melihat kondisi pagi ini.Mutia melirik jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Setelah Putera memarkir mobilnya di sudut halaman yang masih kosong, mereka lalu turun dan mengucapkan salam saat sudah tiba di pintu."Kakak Abil, sini sayang lihat adiknya," Priska berdiri menyongsong Abil. Semua ikut berdiri, rupanya Aditia beserta keluarga ikut berkunjung pagi ini, seakan sudah ada yang memberi tahu mereka jika Abhygael akan datang menjemput Leona.Mungkin karena melihat orang banyak, Abil bersembunyi di belakang ayahnya. Tangannya yang mungil mendekap erat kaki Abhygael sehingga dia tak bisa melangkah dan hanya berdiri saja sambil sebelah tangannya mendekap Abil dari belakang.Leona keluar dari kamar sambil menggendong bayi Arisha. Dia tertegun melihat Abhygael namun tatkala di

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   202. Penyesalan

    Leona membiarkan bayi Arisha dalam gendongan Abhygael, dia sibuk melayani tamu yag sudah mulai berpamitan pulang. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Abhygael yang ternyata memandangnya juga.Diandra menghampiri Abhygael yang menggendong Arisha."Jika diperhatikan ternyata wajahnya mirip sekali denganmu," ucap Diandra."Bagaimana gak mirip, dia adalah ayahnya," sebuah suara membuat Diandra terdiam.Tau-tau Dian sudah berdiri di samping Abhygael dan mengambil Arisha."Maaf bayinya mengantuk," kata Dian sambil meraih Arisha dari gendongan Abhygael.Abhygael enggan melepaskan anaknya, namun melihat tatapan tajam Leona dari pelaminan akhirnya dia menyerahkannya juga."Cium ayah sayang," Dian mendekatkan wajah Arisha dan Abhygael pun menciumnya dengan haru."Benarkah itu anakmu?" tanya Diandra saat Dian sudah melangkah jauh dari meja VIP.Abhygael mengangguk, dia lalu berdiri dan menghampiri Leona. Dia harus mengakhiri kesalah pahaman ini. Dia bahkan tak menghiraukan Diandra yang memanggil

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   201. Pernikahan Wildan

    Oemar mengabari Abhygael jika dia akan datang ke Indonesia karena adiknya akan menikah. Kabar ini bukannya membuat Abhygael bahagia, dia semakin sedih karena Leona akan kembali dari kota T. Sudah bisa di pastikan jika Wildan akan menikah dengan Leona. Tapi dia tak akan membiarkan hal itu terjadi, Leona merupakan istri sahnya. Terpikir oleh Abhygael untuk mendiskusikan hal itu dengan kedua orang tuanya namun dia tak ingin melukai perasaan kedua orang yang di sayanginya.Regan menerima undangan pernikahan Wildan, dia tersenyum. Kini dia bisa lega karena Abhygael akan bertemu Leona. Namun dia tidak tahu jika Abhygael melemparkan undangan itu ke tong sampah tanpa melihatnya sama sekali. Dengan bersenandung ria, Regan datang ke rumah Abhygael. Dia berencana ingin menceritakan kebenaran pada sahabatnya itu."Abhy, aku ingin menceritakan sesuatu padamu," kata Regan dengan penuh percaya diri."Sudahlah, aku sudah tau semuanya," kata Abhygael tanpa menoleh sedikitpun."Benarkah? Jika begitu ki

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   200. Kemarahan Rafael

    Diandra tak hilang harapan untuk terus berusaha mendekati Abhygael, berbagai cara dia lakukan. Dari sekedar bertamu sampai membawakan makanan untuk Abil.Abil yang sangat merindukan ibunya merasa gembira melihat Diandra. Balita mungil yang tak mengerti apa-apa sangat gembira ketika Diandra membawakannya mainan lalu bermain bersamanya.Semula Abhygael sangat marah melihat Diandra dengan tidak tahu malunya mendekatinya melalui Abil. Namun sekeras-kerasnya hatinya akhirnya luluh juga melihat ketulusan Diandra yang memperlakukan Abil bagaikan puteranya sendiri. "Wanita ini benar-benar tidak tahu malu!" gerutu Abhygael di dalam hati.Akhirnya entah berawal dari mana mereka kini mulai dekat. Kemana-mana mereka sering bersama, namun Abhygael tak pernah mengatakan apapun pada Diandra. Obrolan mereka hanya seputar persoalan bisnis dan tumbuh kembangnya Abil.Saat itu mereka berdua sedang duduk di sebuah cafe. Tak jauh dari mereka duduk pula pasangan Rafael dan Adelia. Saat ini Adelia sedang ha

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   199. Selamatan Diandra

    Awalnya Abhygael enggan menghadiri acara selamatan yang diadakan sahabat ibunya di hotel berbintang lima itu. Namun kedatangan ibunya tadi pagi memintanya untuk ikut menghadirinya sebagai bentuk penghargaan terhadap sahabat. "Ibu Anita itu sahabat mama, tolong pikirkan kembali, mama tak ingin menyinggung perasaan mereka," begitu kata ibunya.Akhirnya malam ini Abhygael ke acara selamatan itu di temani Regan, dia datang tidak memakai pakaian formal seperti biasanya. Dia dan Regan memakai kemeja kotak-kotak yang senada dengan celana yang mereka kenakan."Lihatlah gadis itu, sepertinya dia terus menatapmu," bisik Regan."Dia gadis yang punya hajatan ini, tidak usah perduli kan. Toh kita sudah menghadiri acaranya," jawab Abhygael acuh tak acuh.Putera datang bersama Mutia, mereka menyalami pasangan pejabat itu dan anaknya.'Kenalkan ini Diandra, dia baru pulang dari Amerika," Ibu Anita memperkenalkan anaknya."Oh, anakmu cantik sekali," puji Mutia.Diandra tersipu malu mendengar pujian sa

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   198. Ayah dan anak menangis

    Sudah seminggu Abhygael uring-uringan, ada-ada saja hal yang membuatnya marah. Laporan yang disodorkan tanpa titik dan koma saja dia berang. Regan bahkan sempat jengkel dengan tingkah Abhygael akhir-akhir ini."Aku tak ingin ada kesalahan lagi," kata Abhygael dengan tegas."Siap bos!" jawab Regan dengan rahang mengeras menahan marah, sudah beberapa kali dia harus memperbaiki dokumen."Satu lagi, jangan izinkan siapapun masuk ke ruangan ini tanpa seizinku," ucap Abhygael tanpa menoleh sedikitpun pada Regan. Dia benar-benar memposisikan diri sebagai atasan.Regan benar-benar heran dengan bosnya, keningnya berkerut, lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya."Bukankah selama ini memang seperti itu bos," sanggah Regan.Abhygael mengabaikan sanggahan Regan, memang benar apa yang dikatakannya namun Abhygael merasa akan ada seseorang yang datang namun dia tak tahu siapa. Mungkin ini hanya perasaannya saja.Selama ini dia selalu bermimpi di datangi seorang gadis cantik, dia sangat ketakutan. Dia

  • Mendadak Cantik bagaikan Ratu Sejagad   197. Persalinan 1

    Cuaca pagi ini sangat cerah, pesawat Garuda mendarat dengan sempurna sesuai jadwal. Dian sudah menunggu ibu Renata sekitar setengah jam yang lalu.Tak berapa lama, ibu Renata muncul di pintu kedatangan sambil menenteng sebuah kopor."Selamat datang di kota T bu," sapa Dian lalu meraih koper dari tangan ibu Renata."Apa kau sendiri saja? Siapa yang menemani Leona?" tanya ibu Renata sambil melihat ke kiri dan kanan."Aku dan sopir grab bu, Leona di temani Wildan dan Arini," jawab Dian lalu menuju ke parkiran di susul ibu Renata.Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk tiba lebih cepat di Rumah Sakit. Jalan di kota ini tak semacet kota Jakarta. Di kiri kanan jalan terdapat rumah-rumah penduduk dan beberapa sekolah dan rumah ibadah, juga pantai yang indah. Sopir grab mengemudikan mobilnya dengan perlahan sehingga ibu Renata masih bisa melihat pemandangan laut yang begitu tenang Begitu tiba di Rumah Sakit, Dian segera menuntun ibu Renata menuju ke ruangan VIP. Leona sedang duduk di atas ka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status