“Kim Taehyung?”
“Syamsul,” jawab Syams terkekeh.“Maaf, ya! Aku tidak menemanimu makan tadi. Sekarang kamu harus makan.” Syams menyuapi Starla dengan tangannya hingga membuat Starla menitikkan air mata. Baru kali ini dia diperlakukan dengan sangat baik oleh lelaki.Hari-hari Syams menjadi lebih berwarna semenjak menikah dengan Starla. Selalu ada-ada saja ulah istrinya setiap hari. Starla juga sudah banyak belajar semenjak menikah. Sekarang dia sudah bisa menghidupkan kompor sendiri. Dia juga sudah bisa memasak karena membantu berjualan Emak di warung.Seperti saat ini, dia sedang membantu menggoreng tempe di warung. Warung Emak juga semakin ramai semenjak kehadiran Starla. Banyak pelanggan yang datang meski hanya membeli es teh demi melihat betapa cantiknya menantu Painem.“Mbak, bungkusin nasi tiga, sama sayur sekalian.” Seorang bapak-bapak memesan nasi bungkus kepada Starla.Starla sebanarnya malas meladeni pem“Mbak!” Lelaki itu menggoyangkan tangan ke kanan dan kiri di depan wajah Starla. “Ah iya, sebentar!” Starla memasukkan ponselnya ke dalam saku celemek yang dia pakai. Starla segera mengambil sebuah plastik dan melayani pembelinya. Sesekali dia mencuri pandang dengan lelaki tampan di depannya itu. Selama ini dia pikir Syams satu-satunya kumbang desa, ternyata ada yang lebih tampan. Memang rumput tetangga lebih hijau. Begitulah kira-kira. “Ini, Mas.” Starla memberikan sayur tersebut kepada lelaki di depannya sambil tersenyum. Dia seperti menemukan air di padang pasir. “Eh, ada Mas Agung. Tumben ke warung, nggak dimasakin sama istrinya?” tanya Painem. Starla terkejut mendapati kenyataan jika lelaki di depannya ternyata telah beristri. Untung saja dia tidak jadi kenalan. Bisa jatuh harga dirinya jika menyukai suami orang. Apalagi dia sudah memiliki Syams yang tidak kalah ganteng. “Istri saya baru melahirkan, Mak. Jadi, saya beli aja sayurnya. Kebetulan lauknya sudah ada, tinggal gor
Fatimah keluar dari ruang ganti mengenakan dres selutut tanpa lengan yang cukup terbuka hingga membuat dadanya sedikit terlihat. Starla merebut bayi dari gendongan Syams kemudian memberikannya kepada Fatimah. “Jangan pernah dekati suamiku lagi!”Setelah mengatakan itu, Starla menarik Syams keluar. Tidak lupa baju yang dibawa Syams dia kembalikan ke Mbak Mita. Fatimah tersenyum melihat Starla datang. Dia yakin jika sebentar lagi akan terjadi perang di rumah Syams. Mereka akan berpisah dan dia bisa menikah dengan Syams. Fatimah tidak sabar menunggu waktu itu tiba. “Berhenti, Starla! Dengerin penjelasanku.”“Aku mau pulang, Syams!”“Oke. Kita pulang sekarang.”Syams segera menghidupkan motor kemudian pulang. Tidak membutuhkan waktu lama karena jarak rumah dan pasar cukup dekat. Tiga menit kemudian mereka sampai rumah. Starla masuk lebih dahulu karena dia memegang kunci rumah. “Aku capek, Syams.”
Besok adalah pesta pernikahan Syams dan Starla. Painem mengadakan Syukuran pernikahan karena ini pertama kalinya dia menerima sumbangan. Dulu ketika Syams dikhitan, dia tidak mengundang siapa pun. Sekarang dia mengundang semua warga desa karena ini adalah pertama dan terakhir kalinya Painem mantu. Undangan sudah disebar beberapa hari yang lalu. Syams masih sibuk dengan burungnya yang sudah mulai bisa makan sendiri tanpa disuapi. Starla sendiri sibuk menghubungi teman-temannya supaya mau datang ke pernikahannya. Dia tidak mengundang banyak teman karena pernikahannya yang dadakan, digerebek pula. ***Starla :“Pokoknya kalian wajib datang. Besok aku share lokasinya.”Imel :“Insya Allah. Btw kamu undang Raja, nggak? Mantan kamu yang lucknut itu.”Starla :“Nggak. Gila aja ngundang dia. Yang ada bakal hancur pesta pernikahanku.”Lunaa : Sedang mengetik ....Sania :Sedang mengetik ..
Dia tidak mau Syams berpaling meski belum ada cinta di antara mereka. Starla ingin Syams menjadi miliknya seutuhnya. Dia tidak mau melihat Syams dekat dengan wanita lain. Dia berpikir cukup keras apakah mau menuruti Syams atau tidak. Dia tahu jika menolak suami adalah dosa, tetapi dia belum siap untuk melakukannya. Starla mencoba tenang meski debaran jantungnya sudah seperti tabuhan genderang yang mau perang. Mata Syams menatap bibir Starla kemudian mengecupnya. Itu adalah ciuman pertama Syams yang sangat singkat. Sebelumnya Syams tidak pernah mencium seorang gadis. Dia sangat lugu. Meski banyak wanita yang datang, tidak sekali pun Syams tertarik. Berbeda dengan Starla yang nyatanya adalah istri sahnya. “Gitu aja?” tanya Starla menggoda. Dia yakin jika suaminya belum pernah berciuman. Terlihat bagaimana amatirnya kecupan yang diberikan Syams. Starla sendiri sering melakukannya dengan Raja dulu, tetapi setiap kali Raja ingin yang lebih, dia menolak
Semua tamu berdatangan silih berganti hingga malam tiba. Mereka memberikan ucapan selamat kepada Painem dan kedua mempelai. Semua teman Syams hadir, bahkan ada yang terang-terangan menggoda Starla. “Istri kamu cantik banget, Syams. Dapat dari mana?” tanya Ahmad, teman kuliah Syams dari desa sebelah. Syams tidak lekas menjawab. Bukankah tidak lucu jika dia mengatakan kalau dapat di dekat kuburan dan digerebek di dalam mobil? “Dari kahyangan,” jawab Syams hingga membuat beberapa temannya tertawa. “Itu temannya istriku. Coba aja pepetin.” Syams menunjuk ke arah teman-teman Starla yang sedang menikmati sate ayam di meja prasmanan.Teman kuliah Syams terpana melihat tiga gadis memakai baju warna maroon. Mereka akhirnya turun dari pelaminan dan pergi ke meja prasmanan supaya bisa mendekati teman Starla. “Aku udah capek, Syams,” ujar Starla. “Habis ini kita tidur. Sejam lagi, deh.” Syams sama dengan istrinya yang
“Oke, kita salat dulu kalau gitu.” Syams mengedipkan sebelah matanya. “Salat apaan? Ini baru jam tiga pagi.” Starla kembali membungkus tubuhnya dengan selimut. Dia pura-pura masih ngantuk meski sebenarnya dia sudah tidak ingin tidur lagi. “Salat tahajud,” jawab Syams kemudian duduk dari tidurnya. “Ayo salat, Starla. Kamu bisa meminta doa apa pun supaya dikabulkan. Kamu juga harus meminta ampunan supaya dosamu diampuni.”Starla malas ribut dengan Syams, apalagi di pagi buta seperti ini. Akhirnya dia mengikuti Syams dan berwudu. Mereka salat Sunnah berdua tepat di sepertiga malam terakhir. Dalam keheningan, mereka mengucapkan doa masing-masing di dalam hati. Siapa sangka jika doa keduanya sama?Syams berbalik dan mendapati Starla masih menadahkan kedua tangannya. “Kamu minta apa sama Allah? Sampai aku selesai berdoa, kamu masih khusyu,” tanya Syams setelah Starla selesai. Istrinya kemudian mencium tangan kanan Syams. “Aku minta
“Mau jalan-jalan?” tanya Syams. “Ke mama?”“Keliling desa aja. Kamu nggak mau lihat mobil kamu? Aku udah pindahin ke bengkel. Udah dicuci juga.”Mendadak Starla terdiam. Dia tidak ingin melihat mobil itu lagi. Dia merasa jijik karena di mobil itu pernah dijadikan Raja sebagai tempat untuk melakukan pelecehan terhadapnya. “Tenang aja. Mobilnya sudah dicuci dan dibersihkan, Satrla.” Syams memegang kedua bahu Starla. “Aku nggak bisa, Syams. Ada kenangan buruk di mobil itu. Aku nggak mau lihat.”Syams pikir karena bensinnya habis sehingga Starla tidak pernah menjenguk mobilnya. Ternyata karena dia mengingat semua kenangan pahit itu. “Maafkan aku. Kita ke bukit aja, nanti kamu bisa lihat sunrise di sana.”Satrla menghapus air matanya kemudian berdiri menggandeng Syams. “Ayok!”Desa Telaga memang terletak di daerah pegunungan. Tidak jauh dari tempat Syams tinggal, ada sebuah bukit yang b
“Duh, dia ke mana, ya? Tadi pamitnya ke sini.” “Paling juga balik ke kota, Mak. Mana betah dia hidup susah.” Tiba-tiba seorang wanita datang dan bergabung dengan pembicaraan mereka. “Kamu nggak usah ngadi-adi, Fatimah. Menantuku nggak seperti itu. Berhari-hari dia mau bantu di warung dan nggak pernah mengeluh. Dia nggak kayak kamu. Dia itu gadis baik.” “Aku kurang baik apa sama Emak? Seharusnya Emak pilih aku buat jadi menantu. Apa bedanya dia sama aku? Dia juga korban perkosaan. Digerebek juga sama sepertiku waktu itu. Bedanya Syams mau bertanggung jawab, tetapi aku diceraikan suamiku.” Painem geleng-geleng kepala mendengar ucapan Fatimah. “Nah itu bedanya. Syams sama Starla sama-sama masih lajang, sedangkan kamu menikah dengan lelaki beristri. Emak nggak mau punya menantu janda. Yang ada nanti janda dapat menantu janda. Apa kata dunia?” “Seharusnya emak bangga kalau memiliki mantu janda kembang.” “Kembang bangkai?”