Catra membawa tubuh mungil sang anak, masuk kedalam kamar yang ditempatinya bersama sang istri.
Kamar, di sebuah hotel bintang lima, yang akan ditempatinya dalam beberapa hari kedepan.
Gisa yang baru keluar dari dalam kamar mandi, langsung menoleh ke arah pintu yang berbunyi, yang menandakan adanya seseorang yang memasuki kamarnya.
Kamar di hotel yang Gisa dan Catra tempati sendiri, memiliki pemisah di setiap ruangannya. Jadi untuk sampai di kamar utama, seseorang harus melewati ruang tengah dan ruang rapat terlebih dahulu.
Gisa memegang bathrobe yang sedang di pakainya dan menurunkan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Dia menunggu dengan cemas, dengan mata yang tidak dia alihkan dari arah pintu masuk kamarnya.
Mata Gisa melebar, saat melihat siapa yang memasuki kamarnya. Sang suami masuk dengan menggendong tubuh mungil sang anak.
Pamitnya, Catra akan bertemu dengan teman lamanya di restoran lantai bawah. Gisa
Terima kasih sudah membaca ❤️❤️ Jangan lupa vote terus ya dan berikan bintang 5 😘😘
Gisa membuka matanya secara perlahan, saat merasakan tangan miliknya tertindih tubuh seseorang. Sudut bibir Gisa terangkat keatas, saat manik coklat miliknya menangkap pemandangan indah yang tersaji didepan matanya. Sebuah tubuh mungil, tengah meringkuk dalam tidur nyenyak nya dengan tubuh yang terbalut selimut putih. Di samping tubuh mungil tersebut, masih berbaring pula tubuh jangkung seorang pria yang mengenakan kemeja tidur biru dongker nya, dengan bagian dada yang terbuka. Walaupun si pria yang terkenal dingin tersebut tengah terlelap, tapi gayanya tetap elegan. Tidur terlentang dengan tangan sebelah kanan dia lipat diatas kepalanya. Sementara bagian pinggang kebawah terbalut selimut yang sama, dengan si mungil yang terlelap disampingnya. Dalam kamus si pria tersebut, sepertinya tidak ada istilah ngorok ataupun tidur dengan keadaan mulut terbuka. Tuhan mengtakdirkan dia untuk terlahir menjadi seseorang yang sempurna dari berbagai aspek. W
Hari ini adalah hari ke empat Dean di Australia. Tiga hari kebelakang, Catra mengajak Dean dan Gisa mengeksplor tempat-tempat yang 3 tahun lalu pernah Catra dan Gisa datangi. Catra berharap, dengan menelusuri kenangan saat pertama kali mereka bertemu, dapat mengembalikan ingatan Gisa. Namun nihil. Sedikit pun, Gisa tidak dapat mengingat tentang Catra ataupun momen tentang mereka di tempat tersebut. Rencananya, hari ini Catra akan mengajak sang anak ke Fairy Park di Anakie Victoria. Fairy Park sendiri adalah tempat bermain anak, yang dibangun 35 tahun lalu. Tempat tersebut menyajikan seluruh cerita dongeng anak di dalam satu tempat luas, dengan boneka-boneka karakter yang di simpan didalam tempat kaca. Dari dalam kaca itu, terdengar seseorang membacakan cerita atau kisah dari dongeng itu sendiri. Catra membawa mobilnya sendiri, namun tetap dengan pengawasan bodyguard bayangan dan Zeca yang mengikutinya dengan menggunakan mobil lain. Dea
Pagi-pagi para karyawan di Ganendra Group disibukan dengan pemberitahuan rapat dadakan yang akan di adakan di Aula lantai atas perusahaan. Rapat itu sendiri, akan di pimpinan oleh CEO secara langsung, bukan melalui zoom call seperti 2 Minggu terakhir. Setiap divisi, diwajibkan hadir, guna membahas hasil akhir persiapan ulang tahun perusahaan. Gisa berjalan dengan langkah lebarnya saat jam, menunjukan pukul setengah delapan pagi. Dia harus segera keruangan nya dan menyiapkan bahan rapat untuk divisinya. Saat di lobi, Gisa bertemu dengan Danisha yang bekerja satu ruangan dengannya. "Gisa ... " pekik Danisha, saat melihat Gisa masuk bekerja kembali setelah sekian lama bertugas di kantor cabang. Pikir Danisha. Padahal kenyataannya, beberapa pekan itu, Gisa habiskan untuk melayani bos-nya di atas ranjang. Bos yang juga suaminya. Gisa membalikan setengah badannya untuk menengok ke belakang. Bibirnya terangkat lebar saat di lihatnya, sang sahabat sat
Waktu sudah menunjukkan jam pulang kerja. Gisa berjalan gontai, saat keluar dari dalam perusahaan tempat magangnya tersebut. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan bagi Gisa. Bukan lelah secara fisik, melainkan lelah yang dirasakan Gisa, lebih pada psikisnya. Setelah dibuat jantungan dengan kelakuan suaminya saat di dalam ruang kerjanya, Gisa pun ditodong dengan berbagi pertanyaan dari rekan-rekannya saat tiba di ruangannya, yang pada akhirnya mengharuskan Gisa untuk berbohong demi menutupi segalanya. Perihal tanda merah yang suaminya tinggalkan di atas lehernya, Gisa mengakalinya dengan menutup tanda tersebut menggunakan syal yang ia jadikan sebagai bando. Untunglah kebiasaan Gisa tersebut dapat menolongnya saat dalam keadaan darurat seperti tadi pagi. Sebenarnya Gisa risih juga pada tatapan orang-orang saat di Aula tempat rapat tadi. Mungkin sebagian dari mereka berpikir, bahwa Gisa aneh. Saat cuaca sedang panas, dia malah melapis
"Hai ... " teriaknya, "I miss__" ucapnya terpotong. Seseorang tersebut mematung sambil melemparkan tatapan penuh tanya kepada orang yang ada dihadapannya. Alisnya berkerut bingung, melihat perempuan yang pernah di temui nya beberapa waktu lalu itu, ada di rumah sahabatnya. Dan, ... siapa lagi dia? Kenapa anak itu memiliki mata yang sama dengan si pria dingin yang anti perempuan itu? Tanya seseorang tersebut dalam hati nya. "Zurra!" pekik Kayanna kencang, saat melihat Fazzura yang merupakan tetangganya saat kecil, datang berkunjung ke kediamannya, bahkan masih lengkap dengan koper ditangannya. Selain bertetangga, mereka merupakan sahabat dekat, sejak SMP. Kayanna menghampiri Fazzura, sambil memeluk, melepaskan kerinduannya. Kayanna juga mengambil alih koper yang sedang di bawa tamunya tersebut. "Ayo masuk!" ajak Kayanna pada Fazzura. "Maaf, sepertinya kedatangan Zurra ... timing-nya tidak tepat," cicit Fazzura.
Catra, Gisa dan Dean, saat ini tengah berada di dalam mobil yang akan membawa mereka menuju kediaman mewahnya. Setelah makan malam bersama, Catra mengajak anak dan istrinya untuk pulang. Selain Dean sudah terlihat terkantuk-kantuk, Catra juga melihat perubahan yang terjadi pada sikap istrinya. Selama makan malam berjalan, Gisa lebih banyak melamun dan tidak fokus pada makanannya ataupun sekelilingnya. Catra tidak mengetahui apa yang terjadi dengan istrinya, selama dia tinggal pergi untuk bekerja di lantai 2 rumah adiknya. Seingat Catra, saat dia menemuinya di dapur tadi, Gisa masih terlihat biasa-biasa saja. Di jok belakang, Dean tampak sudah terlelap. Catra terus mengawasi sang istri, menggunakan sudut matanya. Tidak ada sepatah katapun yang istrinya ucapkan. 'Kalau perempuan tiba-tiba diam seperti sekarang,' jedanya. 'sebenarnya ... apa yang terjadi dengan mereka?' tanya Catra pada dirinya sendiri. 'Catra, itulah pentingnya kamu haru
Acara ulang tahun perusahaan semakin mendekati hari H. Selama tiga hari terakhir, Catra selalu pulang larut malam. Banyak dokumen yang harus dia cek dan tandatangani. Saat berangkat ke kantor pun, kadang masih sangat pagi, sehingga tidak ada waktu untuknya bertemu ataupun bercengkrama dengan sang anak. Saat Catra berangkat bekerja biasanya Dean belum bangun, dan saat pulang bekerja anaknya sudah terlelap tidur. Jangankan sang anak, Gisa saja kadang sudah terlelap saat sang suami sampai di rumah. Walaupun suami istri tersebut bekerja di perusahaan dan kantor yang sama, namun mereka hanya bertukar kabar melalui telepon genggam, itu pun seperlunya saja. Gisa tidak pernah mengkhususkan diri untuk datang ke ruangan suaminya, kecuali sang suami lah yang memanggilnya untuk datang. Selain itu Catra juga banyak menghabiskan waktunya di luar perusahaan untuk meeting ataupun mengecek proyek ke lapangan. *** Saat jam makan siang, Gisa dan
Hari yang ditunggu-tunggu oleh para karyawan kantor telah tiba. Yaitu, acara ulang tahun perusahaan, yang akan digelar tepatnya nanti malam. Bagaimana para karyawan tidak excited, acara tersebut akan diselenggarakan disalah satu hotel milik Ganendra Group itu sendiri, yaitu Ganendra Luxury Hotel. Salah satu hotel termewah yang harga permalamnya bisa mencapai ratusan juta dengan fasilitas eksklusifnya yang lengkap. Ulang tahun perusahaan yang diadakan setiap satu tahun sekali itu pun, mereka jadikan sebagai hari raya bagi para karyawan Ganendra Group. Pasalnya, setelah acara itu selesai dan acaranya berjalan dengan lancar, bonus tahunan yang lumayan besar akan masuk kedalam rekening para karyawan kantor. Selain itu, mereka juga bisa menghabiskan waktu selama weekend, di hotel tempat acara berlangsung, lengkap dengan fasilitas mewahnya secara cuma-cuma tanpa harus mengeluarkan biaya ini itu. Mereka, cukup menunjukan kartu identitas karya