Share

Mendadak Hamil Anak Pewaris
Mendadak Hamil Anak Pewaris
Author: MOON

Pria ini bukan Tama

“Jahat sekali kau membuatku menunggu selama seharian!”

Rachel memukul dada bidang Andreas dengan tangan kecilnya dan tak lama Rachel langsung memeluk tubuh Andreas dan membenamkan wajahnya meskipun tubuhnya hanya mampu menggapai sampai area dada.

“Kamu jauh lebih jahat karena meninggalkanku waktu itu. Aku sangat terpuruk dan hidupku seolah hancur. Kamu bisa ambil semuanya dariku asalkan jangan pergi lagi meninggalkanku!” lirih Andreas kemudian menempelkan ujung bibirnya di kening Rachel dan meninggalkan kecupan manis di sana. Tangannya bergerak untuk meraih badan kecil Rachel dan membalas pelukan dari Rachel.

Di tengah banyaknya orang yang sedang sibuk menari, di bawah kerlap-kerlip lampu disco yang menyamarkan penglihatan dan suara dentuman musik yang sangat keras. Rachel dan Andreas tidak peduli dengan itu semua, keduanya hanyut dalam hangatnya pelukan. Nyaman.

Butuh waktu lama untuk keduanya berada dalam posisi saling berpelukan, sampai akhirnya Andreas melepaskan pelukan dan bergegas menarik tangan Rachel untuk pergi menjauh dari tempat berisik itu. 

“Kamu akan membawaku kemana?” tanya Rachel penasaran. 

“Ke tempat yang sering kita kunjungi dulu.” Andreas terus melangkah dengan tangannya masih menggenggam tangan Rachel.

Tubuh Rachel berjalan dengan sempoyongan akibat pengaruh alkohol yang diminumnya sebanyak 7 gelas saat berada di bar. Cahaya-cahaya lampu yang terang membuatnya mengernyitkan mata karena masih harus beradaptasi untuk bisa melihat keadaan sekitar. Pikirannya masih dipenuhi dengan rasa penasaran, akan dibawa kemana oleh pria yang berada di hadapannya ini. Namun entah mengapa, nyaman sekali berada di dekat Andreas sehingga Rachel terus melangkahkan kakinya mengikuti instruksi dari Andreas.

Langkah mereka terhenti di pinggir jalan. 

Terlihat sudah sedikit kendaraan yang berlalu-lalang karena waktu sudah menunjukkan tengah malam di mana orang-orang akan lebih memilih untuk beristirahat daripada menelusuri jalanan malam. Udara juga terasa sangat dingin dan terasa menusuk kulit. Rachel yang menggunakan dress satin berwarna biru tua dengan aksen pita seukuran lututnya merasakan tubuhnya sudah hampir kedinginan. Andreas yang melihat Rachel kedinginan segera memeluknya dengan hangat. Andreas tidak ingin wanitanya ini merasa kedinginan ketika berada di sampingnya.

"Tunggu sebentar lagi. Pasti masih ada taksi yang melewat," ucap Andreas yang memerhatikan Rachel dan bergegas melihat ke arah jalan karena takut akan melewatkan taksi yang sedang ditunggu

Selang beberapa waktu, mobil dengan tulisan 'taksi' akhirnya mulai terlihat. Andreas melambaikan tangan dan menghentikan mobil kemudian masuk dan diikuti Rachel setelahnya. 

“Hotel Harmoni,” ujar Andreas ke supir taksi itu langsung ke titik lokasi yang dituju. Tanpa bertanya dan paham akan situasi seperti ini, supir taksi itu langsung tancap gas pergi ke tempat sesuai instruksi dari penumpang.

Hotel Harmoni? Bukankah ini pertama kalinya mereka pergi ke tempat yang seperti ini? Dalam batin Rachel

Rachel yang masih dalam keadaan mabuk tidak terlalu memikirkan tempat yang akan ditujunya saat ini. Semuanya tidak masalah ketika dia bersama dengan pria yang dicintainya

***

Rachel dan Andreas sudah sampai di kamar hotel dengan penampilan yang sangat mewah nan ekslusif. Dekorasi yang elegan, ruang lobi  yang lapang serta interior berwarna cream yang dipadukan dengan warna putih dan cokelat menciptakan suasana nyaman dan istimewa sejak pertama kali memasuki hotel. 

Pelayan memandu Rachel dan Andreas yang terlihat masih dalam keadaan mabuk dan berjalan dengan sempoyongan. Dan akhirnya mereka sampai di kamar yang bertuliskan nomor kamar 105.

"Selamat beristirahat." Pelayan itu berkata dengan membungkukkan sedikit badannya ke arah Rachel dan Andreas kemudian pergi meninggalkan mereka.

Saat tiba di dalam kamar, Andreas langsung menyergap tubuh Rachel dan memeluknya dengan erat. Keduanya hanyut dalamm pelukan.

“Aku sangat mencintaimu Scarlet,” bisik Andreas di telinga Rachel

Scarlet? Dalam batin Rachel. Itu bukanlah namanya

Pikiran Rachel berusaha untuk mencerna situasi sekarang. Dadanya mulai terasa sesak karena nama perempuan yang disebutkan oleh Andreas. Matanya berusaha untuk melihat dengan jelas. Sampai akhirnya Rachel mulai tersadar dari keadaan mabuknya. 

Hotel? dalam batin Rachel

Tama tidak pernah membawanya ke hotel sebelumnya.

Tubuh Rachel dan Andreas masih menyatu satu sama lain. Rachel belum bisa melihat wajah pria yang sedang memeluknya erat ini. Rasa penasarannya semakin tinggi kemudian Rachel meraba dan berusaha merasakan tubuh Andreas 

Tubuhnya tinggi dan kekar. Rasanya tubuh Tama tidak setinggi dan sekekar ini.  

Dan betapa terkejutnya Rachel ketika sadar bahwa pria yang di hadapannya ini bukanlah Tama – pria yang membuatnya sakit hati hari ini.

“Kamu bukan Tama!” Rachel berusaha melepaskan diri dari pelukan Andreas

“Siapa Tama? Apakah pria itu yang membuatmu meninggalkanku? Apa hebatnya dia?” ucap Andreas yang ternyata masih dalam keadaan mabuk dan belum tersadar dengan situasi yang sebenarnya

Rachel mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Andreas. Namun, tubuh Rachel kalah besar dengan besarnya tubuh Andreas. Andreas tidak mau melepaskan Rachel dan bahkan pelukannya semakin erat. 

“Biasanya kamu tidak sepemberontak ini. Apakah memang kamu sudah tidak mencintaiku lagi?” ujar Andreas dengan mempertahankan posisinya memeluk tubuh Rachel yang bisa dikendalikan karena kecil

Rachel sangat tidak paham dengan maksud Andreas. Siapa sebenarnya pria yang sedang menyergapnya ini. Dan siapa wanita yang bernama Scarlet yang disebutkan pria ini. Namun, pertanyaan itu semua harus Rachel kesampingkan. Yang harus dipikirkannya sekarang adalah bagaimana Rachel bisa lolos dan pergi dari pria ini.

Wajah Andreas turun ke leher Rachel. Ditelusurinya setiap inci leher Rachel dengan kecupan ganas. Gairah dan nafsu Andreas sudah berada di ubun-ubun sekarang. Tidak bisa dibendung lagi.

Setelah puas dengan kecupan di leher, kemudian beralih ke bibir merona milik Rachel. Bibir Rachel langsung disergap dengan sangat ganas dan menimbulkan luka dan darah di sana.

“Tolong hentikan!” teriak Rachel yang beronta dan berusaha untuk kabur

Sia-sia Rachel berteriak karena Andreas tidak memperdulikannya

Rachel tidak bisa dikendalikan dan semakin memberontak, akhirnya Andreas bersikap dengan kasar. Andreas langsung membawa tubuh Rachel ke atas ranjang dan mengunci tubuh Rachel agar tidak bisa bergerak dan memberontak

“Ada apa denganmu? Biasanya kamu yang merayuku, hah?”

Dengan kaki yang menghimpit tubuh Rachel, Andreas dapat dengan mudah untuk membuka bajunya dan membuka paksa tubuh Rachel untuk ikut juga menanggalkan baju.

Rachel tidak berdaya, tubuhnya lemas karena kuatnya tubuh Andreas. Tidak disangka tiba-tiba air matanya mengalir deras. Kesuciannya harus direnggut oleh pria yang tidak dicintainya dan bahkan tidak dikenalnya. 

“Jangan menangis. Kamu milikku malam ini,” ucap Andreas dengan gagah dan langsung menyergap tubuh Rachel dengan nafsu yang membara

Rasa sakit mendera tubuh Rachel. Kenyataan pahit ini benar-benar menimpa dirinya. Harapannya hanya satu sekarang. Semoga dirinya tidak bisa bangun di esok hari.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status