Share

Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku
Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku
Penulis: El Hawra

Chapter 1. Kabur Dari Rumah

"Rumah sakit?"

Anna bergumam pelan ketika menyadari bahwa ia terbangun disambut ruangan khas rumah sakit dan bau antiseptik yang pekat.

Seketika, perempuan itu teringat apa yang telah terjadi pada dirinya. 

Sang nenek khawatir karena Anna tak kunjung membawa pacar ke rumah. Jadi, wanita itu berusaha menjodohkan Anna dengan pria yang tak dikenali Anna.

Memang, pria itu oke secara fisik dan kekayaan. Tapi, Anna ilfill dengan tatapan pria itu yang seolah mau melumatnya!

Oleh sebab itu, Anna memutuskan segera kabur. Sayangnya, ia melihat cahaya yang sangat menyilaukan menuju ke arahnya. Lalu, tak lama kegelapan menderanya.

Kriet!

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan tak lama seorang lelaki yang Anna yakin seorang dokter masuk diiringi dua orang perempuan berseragam perawat.

"Selamat malam, Nona Joanna." 

Anna menatap sang dokter dengan linglung sebelum akhirnya berkata, "Malam, dok. Apa yang terjadi dengan saya?"  

"Anda tidak sadarkan diri setelah terjatuh akibat terbentur mobil," jelasnya, “jadi, kami akan melakukan pemeriksaan kembali."

"Baik, dok."

Sejurus kemudian, dokter dan tim medis pun melakukan pemeriksaan secara mendetail selama 35 menit.

Anna lega ketika sang dokter mengatakan tidak ada luka yang terlalu serius. Hanya saja, MRI akan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada luka dalam, terutama di bagian kepala Anna.

"Dok, siapa yang membawa saya ke mari?" tanya Anna kala melihat dokter bersiap hendak meninggalkan ruangan. Ia teringat bahwa tak mungkin bisa ke rumah sakit ini sendiri setelah ditabrak.

"Oh iya, mereka ada di depan,” jawab sang dokter, "sebentar lagi, mereka akan masuk."

Anna mengangguk.

Sayangnya, ia merasakan kepalanya sedikit pusing. Jadi, Anna mencoba memejamkan mata dan tak menyadari seorang lelaki masuk bersama gadis kecil yang imut. 

“Selamat malam, Nona. Bagaimana keadaan kamu sekarang?”

Suara bariton yang terdengar membuat Anna seketika membuka matanya.

Ditatapnya dua orang yang berdiri di hadapannya itu dengan linglung.

“Saya …Emm… kepala saya masih pusing,” jawab Anna pada akhirnya.

Pria itu tampak mengangguk. “Beristirahatlah. Dokter bilang tidak ada luka yang serius, kamu hanya mengalami syok.”

Ia lalu menyodorkan air minum kepada Anna, sehingga perempuan itu segera meminumnya. Kebetulan sekali, Anna merasakan tenggorokannya kering.

“Kakak cantik, nama Kakak siapa?” tanya gadis mungil di samping pria itu mendekati Anna, “aku Amelia. Ini papaku, namanya Harry.”

Anna sontak menatap Amelia yang tersenyum padanya. Tanpa sadar, ia pun tersenyum membalas gadis cilik itu.

“Joanna, panggil saja Kak Anna,”  sahut Anna yang disambut anggukan oleh anak itu.

Hanya saja, Amelia menandak memukul keningnya sendiri sebelum menyerahkan tas milik Anna. “Hampir aja Amelia lupa! Kak Anna, ini barang-barang Kakak.” 

Anna menahan tawa. “Terima kasih, Sayang,” ucapnya sebelum tatapan Anna kembali berpindah kepada Harry.

“Maaf, apa kalian yang membawa saya ke mari?” tanyanya.

Harry yang sedari tadi diam itu, seketika mengangguk. “Benar, kamu tergeletak pingsan di depan mobil saya. Jadi, saya langsung membawa kamu ke mari.”

“Berarti kamu yang telah menabrak saya?”

“Tidak sengaja karena kamu tiba-tiba melintas sambil berlari,” ketus pria itu, “untungnya, laju mobil saya pelan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang serius.”

Anna tersenyum canggung–merasa tak enak.

Dengan kaburnya dia semalam, sudah berapa orang yang direpotkan?

Pasti, keluarganya kini juga panik karena tak menemukannya walaupun Anna dikenal sebagai gadis pemberani. Namun, Anna seketika mendadak merinding kala mengingat sang nenek. Kalau ia balik sekarang, perempuan itu pasti tetap akan memaksanya untuk menikah, kan?

Belum lagi, pria yang dijodohkan dengannya itu mungkin merasa kesal dan ingin membalasnya?

“Nona Anna, kamu baik-baik saja?” tanya Harry menyadarkan Anna dari lamunannya.

Perempuan itu seketika melihat Harry dan Amelia. Entah mengapa, sebuah ide gila muncul!

“Oh iya, ini … kepala saya sangat berat. Kamu harus bertanggung jawab karena sudah menabrak saya,” sahut Anna serius.

Alis pria itu tampak naik sebelah–sebelum akhirnya Harry membalas, “Jangan khawatir. Saya akan bertanggung jawab dengan membayar semua biaya pengobatanmu.”

“Bahkan, saya akan meminta dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut.”

Anna seketika menggelengkan kepalanya ketika mendengar jenis pertanggungjawaban yang Harry maksud.

“Tidak perlu. Saya tidak membutuhkan biaya pengobatan itu.”

“Lalu, tanggung jawab apa yang kamu maksud?” tanya Harry tampak bingung. Anna menghela napas pelan–menyiapkan mentalnya–lalu menatap Harry. “Menikahlah dengan saya,” ucapnya mantap.

“Apa??!”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
fukhtukum
idenya konyol si Anna, tpi namanya dia lgi panik kali ya ...hehe
goodnovel comment avatar
El Hawra
jawabannya ada di bab selanjutnya kak ...
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
apa Anna tdk berfikir klo laki2 itu msh punya istri?? kan ada anaknya... knp lgsung minta d nikahi... cerita yg aneh..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status