Share

BAB 18 - Berbagai Paksaan

“Saya nggak punya pilihan lain.”

“kok—”

Suara ketukan dengan perpaduan tangisan Aksa membuat kami kompak menoleh ke arah pintu.

“Anak itu pasti mau tidur sama kamu.”

Pak Abi berjalan dan membuka pintu yang ternya dikunci. Aku tidak tahu kalau Pak Abi menguncinya. Saat pintu terbuka, Aksa langsung menuju ke arahku dengan air mata yang berlinang. Pak Abi tampak berbincang dengan Mama, sedangkan aku memposisikan diri tidur bersama Aksa.

“Kamu bisa lepas jilbab kalau nggak nyaman,” ucap Pak Abi ketika sudah kembali masuk ke kamar.

“Lebih nggak nyaman kalau saya nggak pakai jilbab di depan Bapak.”

“Kita perlu saling membiaskan.”

“Tapi, saya nggak mau lepas jilbab.”

“Oke, kalau gitu yang harus diubah pertama adalah nama panggilan. Jangan panggil saya ’Pak’.”

“Saya panggil Honey aja. Gimana?” ucapku bercanda.

“Kamu nggak muntah?”

“Ini sudah mau muntah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status