Share

Bab 26 Nostalgia

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-07-26 12:31:41

Akram berdiri di ambang pintu ruangan Alana, bersandar santai dengan kedua tangan di saku celana, menatap Alana dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Bahu Alana yang tadi sempat menegang sedikit mengendur.

“Kamu belum pulang?”

Alana menggeleng. “Belum, Pak. Saya masih mengerjakan desain.”

Akram mengangguk sambil terus melangkah dan berhenti tepat di samping meja Alana.

“Sudah lewat dari jam kerja. Jadi, kamu bisa bersikap lebih santai,” kata Akram, sambil kembali memasukkan kedua tangan di saku celananya.

Alana mengangguk sambil tersenyum kecil.

“Mau sampai jam berapa kamu mengerjakan desainmu?” tanya Akram dengan tenang.

“Mungkin sampai jam sepuluh.”

Akram menganganguk-anggukan kepalanya. Kemudian ia melihat ke layar laptop milik Alana. Tampak sketsa Alana yang baru dibuat wanita itu.

“Melihatmu menggambar seperti ini, aku jadi teringat saat kita di kelas dulu.” Akram menatap sketsa Alana dengan lekat.

Alana tersenyum. Ia memang suka fashion dari kecil. Untuk itu, ia mengekspres
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
q kok curiga kalo akram sengaja menunggu alana pulang
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ciiiee.. ciiiee..ada yang jemput nih yeee
goodnovel comment avatar
meiliany tertius
libur lg mbakx y
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 125 Pusing, Mual

    Menjelang sore, ketika keramaian mulai mereda, Alana baru bisa duduk manis di ruangannya. Melihat sisa keramaian dari CCTV. “Aku masih merasa seperti mimpi.” Alana menatap Dave. “Semua bukan mimpi, Sayang. Semua ini nyata.” Dave mencubit pipi Alana lembut. Alana langsung tertawa. “Iya, ini bukan mimpi.” “Setelah ini, kamu harus berusaha lebih keras lagi. Tunjukan pada dunia karyamu.” Dave membelai lembut wajah Alana. Alana mengangguk. Ia akan membuktikan dengan karyanya. Ia ingin dunia tahu karyanya. ****Beberapa bulan setelah butik resmi dibuka, Alana semakin sibuk. Hampir setiap hari Alana ke butik. Ia berada di sana sejak pagi sampai sore. Mendesain baju, mengawasi penjualan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Dave akan menjemput sang istri setelah ia pulang kerja. Kemudian mereka akan pulang bersama. Bertambahnya kegiatan belakangan ini, membuat tubuh Alana sedikit kelelahan. Setiap bagun pagi, ia merasa mual menyerang. “Huek … huek ….” Seperti pagi ini, ia buru-buru ba

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 124 Pembukaan

    Dua bulan persiapan butik membuat Alana cukup kelelahan. Namun, semua terbayarkan karena akhirnya butik Alana jadi juga. Hari ini adalah hari pembukaan butik. Pembukaan butik ini adalah momen yang tidak pernah dibayangkan Alana. Dulu Alana hanya bisa bermimpi memiliki butik, tetapi ia sadar jika itu semua butuh modal besar. Alhasil, mimpinya hanya bekerja di perusahaan fashion. Ternyata satu per satu mimpinya mulai terwujud. Mula dari bekerja di perusahaan fashion, sampai akhirnya membuka butik sendiri. Ini semua tidak terlepas dari dukungan Dave.Alana tengah bersiap pagi-pagi. Ia juga sudah menyiapkan satu pakaian yang dirancangnya untuk dipakai di hari pembukaan butiknya.Alana juga memoles wajahnya untuk ke acara pembukaan. Memastikan jika wajahnya akan secerah hatinya. Dave menghampiri Alana. Melihat sang istri dari pantulan kaca. “Kamu cantik sekali.” “Benarkah? Apa tidak terlalu menor?” Alana menatap sang suami dari pantulan kaca. “Tidak. Riasan ini sudah pas untuk kamu.

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 123 Bersama Areksa

    Hari-hari Alana kini dengan persiapan butik. Team produksi yang disiapkan Dave sangat membantunya. Alana turun langsung ke produksi. Memilih kain yang dipakai untuk membuat setiap desain yang dibuatnya. Ia memastikan jika kain yang dipakai sesuai dengan imajinasina. Beberapa desainnya pun akhirnya mulai dikerjakan. Alana terus memantau pembuatan pakaian buatannya itu. Terjun langsung mengecek setiap detail pembuatan. Selain memantau produksi, Alana juga terus memantau renovasi ruko. Dave yang menyewa desain interior khusus untuk Alana, membuat Alana lebih mudah untuk mengatur sesuai dengan keinginannya. Setiap hari Alana sangat sibuk, tapi ia senang dengan kegiatan itu. Semangatnya yang pernah padam, kini berkobar lagi. “Bagaimana proses persiapannya?” Dave yang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, menatap sang istri. Alana naik ke atas ranjang. Merebahkan tubuhnya di samping sang suami. Posisinya yang miring, memudahkannya untuk memeluk. “Masih proses. Beberapa baju sudah

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 122 Ruko

    Pagi ini, Dave bangun lebih awal. Ia sudah rapi, meskipun hari ini adalah hari libur. Wajahnya pun tampak semringah. Alana yang menyadari itu merasa aneh dengan sikap suaminya itu. “Kamu kenapa, Sayang? Sepertinya hari ini kamu tampak senang sekali?” Alana menatap lekat wajah sang suami. “Nanti kamu juga akan tahu.” Dave tersenyum penuh arti. Dahi Alana berkerut dalam. “Apa? Kenapa kamu membuat aku penasaran?” Sayangnya, Dave justru hanya tersenyum saja. Alana menekuk bibirnya. Namun, saat sedang memerhatikan sang suami. Ia melihat sang suami sudah rapi sekali. “Bukankah hari ini libur, kenapa kamu rapi sekali, Sayang?” Dave menghampiri Alana. “Aku mau mengajakmu pergi.” Alana menatap penuh curiga. “Ke mana?” tanyanya. “Sudahlah, nanti kamu akan tahu. Jadi bersiaplah saja.” Dave tersenyum. Alana sangat kesal dengan suaminya yang bermain rahasia-rahasia itu. Namun, dari pada ia terus penasaran, alangkah lebih baik dia segera bersiap. Agar tahu ke mana sang suami akan membawan

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 121 Kegiatan Baru

    Hari-hari Alana setelah resmi berhenti bekerja dari kantor terasa aneh. Hidupnya yang dulu dipenuhi dengan deadline pekerjaan, kini berganti dengan keheningan rumah. Tidak ada rapat dadakan. Tidak ada lagi telepon dari atasan yang bahkan mengusiknya kapan saja. Semua terasa hening. Alana mencoba untuk menguatkan dirinya. Ia yakin semua hanya soal waktu dan hanya butuh adaptasi. Untuk mengisi waktu, Alana tetap melanjutkan hobi menggambar desain baju. Dengan tablet miliknya, ia menggambar desain sesuai dengan imajinasinya. Kali ini ia membuat tanpa tema apa pun seperti biasa perusahaannya minta. Ia hanya menggambar sesuai dengan keinginan hati saja. Namun, tak hanya menggambar, ia mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah memasak. Ia belajar langsung dari chef keluarga Tanuwijaya.Chef dengan sabar mengajarkan berbagai resep makanan, mulai dari tradisional sampai modern. Seperti kali ini, chef mengajarkan Alana membuat steak daging. Dengan penuh semangat ia mengikuti semua araha

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 120 Pengunduran Diri

    Hari-hari Alana terasa begitu melelahkan. Sejak menikah ia diberikan tanggung jawab untuk mengurus rumah Tanuwijaya. Memastikan semua berjalan dengan benar. Alana pikir pekerjaan itu akan mudah dikerjakan, tetapi ternyata cukup sulit. Ia masih bersyukur karena Viona masih membantunya dalam beberapa hal. Yang awalnya mereka tidak akur, karena saling membutuhkan, mereka kini justru semakin dekat. Sayangnya, mengerjakan pekerjaan mengatur rumah dibarengi dengan bekerja memang tidak mudah. Belakangan ini juga pekerjaanya cukup banyak. Jadi Alana harus membagi waktu dengan baik. Sampai-sampai, saat di rumah, Alana masih harus mengerjakan pekerjaan kantornya. Seperti malam ini, Alana mengerjakan pekerjaanya di kamar. Ia sibuk menggambar desain yang akan diserahkan ke perusahaan. Alana sampai menggunakan meja kerja Dave untuk mengerjakan pekerjaanya. Dave yang melihat istrinya sangat sibuk membawakan secangkir coklat. Berharap dapat menemani sang istri yang sedang bekerja. “Minumlah,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status