Share

Bab 2

"Baguslah kalau kamu setuju. Besok pagi, datanglah ke kantor cabang untuk menjabat. Gimana? Aku akan menginstruksi bawahanku nanti," ujar Marcus seraya tersenyum.

"Oke." Josh kembali menganggukkan kepalanya.

Ketika melihat Josh menyetujuinya, Marcus menjadi makin bersemangat. Dia awalnya merasa khawatir ditolak oleh Josh. Tanpa diduga, semua justru berjalan dengan lancar.

Marcus menepuk bahu Josh sambil berkata, "Setelah kamu tamat kuliah, kamu akan menjadi pewaris Grup Vagant."

Marcus mengobrol sebentar dengan keduanya. Kemudian, dia mengatakan harus kembali ke ibu kota karena punya banyak urusan. Dia pun akan mengunjungi Josh lagi nanti. Dia juga berpesan bahwa Josh boleh menghubunginya jika butuh bantuannya.

Sesudah Marcus pergi, Josh bergumam dalam hatinya dengan emosional, 'Ternyata, aku adalah cucu Marcus Parker. Aku adalah pewaris Grup Vagant!'

Dalam perjalanan pulang, Josh mengira dirinya tidak akan pernah terlepas dari kemiskinan ini. Namun, dia tiba-tiba saja menjadi cucu seorang pria kaya raya.

Josh menatap kartu di tangannya sambil bersumpah dalam hati, 'Aku akan membalas dendam kepada kalian yang pernah menindasku, meremehkanku, dan menghinaku!'

....

Setelah Marcus keluar, sekretaris di belakangnya berkata, "Pak Marcus, kamu memberi jabatan dirut kantor cabang kepada Tuan Muda. Tapi, Tuan Muda tidak bisa berbisnis. Kalau dia bertindak semena-mena, kantor cabang mungkin akan bangkrut dalam waktu singkat."

"Anggap saja ini sebagai ujian. Kalau kantor cabang bangkrut begitu cepat, itu artinya dia hanya tahu berfoya-foya dan nggak pantas menjadi pewaris Grup Vagant," timpal Marcus.

Marcus tahu, asalkan Josh tidak bertindak sembarangan, kantor cabang tetap akan untung meskipun dia tidak bekerja. Bagaimanapun, perusahaan sangat stabil sekarang, juga ada manajer dan petinggi yang mengelolanya. Jadi, mudah saja untuk menghasilkan keuntungan.

"Lalu, bagaimana kalau Tuan Muda bisa meningkatkan keuntungan kantor cabang?" tanya sekretaris itu.

"Tentu saja bagus. Tapi, sepertinya mustahil," jawab Marcus sambil menggeleng. Dia tidak berharap cucunya ini bisa meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun, Josh sudah bisa menjadi pewaris jika berhasil mempertahankan bisnisnya.

Marcus tidak akan pernah menyangka bahwa Josh akan membuat bisnis kantor cabang Grup Vagant makin berkembang. Tentu saja, semua ini masih belum terjadi sekarang.

....

Keesokan hari, pukul 08.00, di luar Gedung Vagant. Keseluruhan bangunan ini terlihat sangat megah. Dengan latar belakang Grup Vagant, kantor cabang di Kota Sunrise tentu berkembang dengan baik.

Saat ini, terlihat ratusan karyawan berdiri di luar gedung. Yang berdiri di barisan paling depan adalah Yakov Osborne selaku manajer umum dan Juan Gordon selaku wakilnya. Yang berdiri di barisan kedua adalah manajer dari 5 departemen, termasuk Alex yang merebut mantan kekasih Josh. Sementara itu, kepala departemen dan karyawan lainnya berdiri di kedua sisi jalan.

Mereka mendapat kabar bahwa dirut baru akan datang untuk menjabat hari ini. Jadi, manajer umum membawa semua staf keluar untuk menyambut kedatangan dirut baru itu. Di antara kerumunan, orang-orang sibuk bergosip.

"Entah siapa yang akan menjadi dirut baru. Orang ini tiba-tiba saja diangkat menjadi dirut kantor cabang kita."

"Sudah pasti bukan orang biasa."

Kemudian, Hazel turut berkata, "Setahuku, orang ini mungkin adalah kerabat Pak Marcus."

"Apa? Kerabat Pak Marcus?" Para karyawan tercengang mendengarnya. Marcus adalah bos besar dari seluruh Grup Vagant yang ada di dunia, juga orang terkaya di 3 provinsi barat daya. Statusnya ini sangat luar biasa.

"Hazel, kamu serius?"

"Ya, kamu nggak bohong?" Para karyawan menatap Hazel dengan penasaran.

"Tentu saja. Pak Alex yang memberitahuku, nggak mungkin dia bohong," sahut Hazel dengan bangga.

"Hazel, kamu benar-benar berpacaran dengan Pak Alex? Kalau begitu, kamu harus membimbing kita kelak!"

"Hazel, ketika kamu baru bergabung dengan perusahaan ini, aku yang terus membantumu. Mulai hari ini, kamu yang harus membantuku!"

"Kenapa kalian masih memanggilnya Hazel? Seharusnya, Kak Hazel!"

"Ya, benar, Kak Hazel!"

Dalam sekejap, para karyawan di sekitar sibuk memuji dan menyanjung Hazel hanya karena wanita ini berhubungan dengan Alex. Hazel terlihat sangat menikmatinya. Dia pun merasa keputusannya untuk mengakhiri hubungan dengan pecundang seperti Josh adalah pilihan yang tepat. Jika tidak, dia tidak mungkin mendapatkan sanjungan seperti ini sekarang.

Saat ini, sebuah sosok tiba-tiba muncul di hadapan semua orang. Orang ini tidak lain adalah Josh yang merupakan dirut baru perusahaan.

"Kenapa dia kemari?" gumam Hazel sambil mengernyit saat melihat kedatangan Josh.

Alex yang berdiri di barisan kedua juga mengenali Josh. Dia langsung maju untuk mengadang seraya berteriak, "Bocah, berhenti! Aku punya urusan yang sangat penting hari ini. Cepat pergi, aku nggak punya waktu untuk meladenimu!"

"Alex, aku bersumpah, kamu akan berakhir makin mengenaskan kalau berteriak lagi," ujar Josh sambil tersenyum dingin.

Josh adalah cucunya Marcus. Status ini membuatnya dipenuhi kepercayaan diri.

"Apa? Aku berakhir mengenaskan? Haha. Kamu pintar sekali bercanda! Lihatlah dirimu yang begitu menyedihkan, kamu bahkan gagal mempertahankan kekasihmu!" hardik Alex sembari tergelak.

Saat ini, Hazel juga menghampiri. Josh tersenyum lebar seraya berkata, "Hazel, kebetulan sekali. Kita bertemu lagi."

"Josh, kamu ingin memohon supaya aku mau balikan, ya? Aku sudah mengatakan dengan jelas bahwa aku nggak akan balikan dengan pecundang sepertimu!" jelas Hazel dengan kasar sambil mengernyit.

"Hazel, kamu berpikir terlalu jauh. Aku bukan datang untuk itu. Sebaliknya, aku nggak akan balikan denganmu meskipun kamu memohon kepadaku!" sahut Josh yang tersenyum mencibir.

"Apa? Aku memohon kepada pria miskin sepertimu? Benar-benar konyol! Josh, aku nggak akan pernah memohon balikan denganmu. Becerminlah dulu!" ejek Hazel sambil melipat lengannya.

Saat ini, Yakov menghampiri dan bertanya, "Anakku, siapa ini? Kenapa kalian ribut di sini? Apa kamu tahu siapa yang akan datang hari ini? Kalau dirut baru melihat keributan seperti ini, dia pasti marah besar."

"Ayah, dia hanya bocah sialan. Aku akan segera mengusirnya dari sini," jawab Alex seraya tersenyum. Kemudian, dia menatap Josh dan menegur, "Bocah, kalau tahu diri, cepat pergi dari sini. Kalau nggak, aku akan menyuruh satpam untuk mengusirmu."

"Alex, jujur saja, aku adalah dirut baru kalian. Kamu menyuruhku pergi? Maaf sekali, kamu nggak berhak!" ucap Josh sembari menunjuk Alex. Setiap katanya terdengar sangat tegas.

"Kamu adalah dirut baru? Haha! Berhenti bercanda!" sahut Alex yang tergelak sambil memegang perutnya.

Para karyawan yang berada di sana juga tak kuasa menutup mulut dan tertawa. Pakaian yang dipakai Josh jelas-jelas begitu murah. Dia juga terlihat seperti seorang mahasiswa dan tidak seperti seorang dirut.

Hazel tampak murka. Dia berkata, "Josh, berhenti mempermalukan dirimu sendiri dan berpura-pura menjadi dirut baru. Sebagai mantan pacarmu, aku benar-benar merasa malu karenamu."

"Aku memang dirut baru perusahaan ini," ujar Josh seraya merentangkan tangannya.

"Josh, kamu masih berani bersikap keras kepala? Aku tahu betul latar belakang dan statusmu," ejek Hazel sambil tersenyum.

"Satpam, cepat seret bocah ini keluar!" teriak Alex langsung.

Dalam sekejap, terlihat belasan satpam berlari menghampiri. Pada saat yang sama, sebuah mobil Bentley melaju ke arah mereka dengan pelan. Mobil ini persis dengan mobil yang dilihat Josh di depan rumahnya kemarin.

"Itu pasti dirut baru!" teriak para karyawan.

Yakov buru-buru berseru, "Semuanya, semangat! Mari kita sambut dirut baru kita!"

Selesai mengatakan itu, Yakov membawa para petinggi untuk berjalan ke arah mobil Bentley tersebut.

"Josh, kamu masih mau berpura-pura? Dirut baru sudah datang. Biar kulihat bagaimana kamu akan bersandiwara lagi," ujar Hazel sembari tersenyum menghina.

"Oke." Josh menyeringai dan merespons dengan singkat.

Saat ini, pintu mobil akhirnya dibuka. Seorang pria paruh baya berjalan turun. Josh langsung mengenali orang itu. Pria ini terus mengikuti kakeknya kemarin. Sepertinya, pria ini sekretaris kakeknya.

Di depan mobil Bentley, Yakov tersenyum lebar sambil bertanya, "Pak Noah, kenapa kamu sendirian? Di mana dirut barunya?"

"Dirut baru seharusnya sudah tiba. Kalian belum bertemu dengannya?" tanya Noah Wright.

"Sudah tiba? Kami belum melihatnya," jawab Yakov dengan heran.

Noah memandang ke sekeliling sebelum akhirnya melihat Josh yang berada tidak jauh dari sana. Saat berikutnya, dia buru-buru berlari ke arah Josh sembari menyunggingkan senyuman.

Yakov tidak tahu apa yang terjadi, tetapi tetap membawa para petinggi mengikuti Noah.

Setelah tiba di hadapan Josh, Noah membungkuk memberi hormat dan berkata, "Tuan Muda, maaf sekali. Jalanan macet, jadi aku terlambat."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status