Share

Dua Puluh

Sejak tadi Wisnu mencoba menghubungi Anisa, tapi ia tak mau mengangkatnya. Baginya membuang waktu saja dan lebih baik untuk melanjutkan kegiatannya sekolah kepribadian.

“Apa tidak kamu angkat dulu?” tanya Miss Mora.

“Enggak usah, paling dia hanya ingin marah-marah karena sudah menerima surat gugatan cerai.” Anisa menyunggingkan senyum. Ia berharap cepat membalas semua apa yang di lakukan mantan suaminya.

“Angkat saja, coba dengar apa yang dia katakan,” ujar Miss Mora.

Anisa mengikuti saran Miss. Mora dan gegas mengangkat ponselnya. Benar dugaannya, baru saja mengatakan halo, Wisnu pun sudah menyambar bak petir.

“Maksud kamu apa mengirim surat cerai, hah? Sudah merasa hebat?” Suara dari seberang telepon terdengar sangat emosi.

“Aku enggak ada maksud apa pun, tapi bukanya aku sudah katakan akan meminta cerai dari kamu. Aku memang hebat, hanya saja kamu baru menyadari,” ujar Anisa.

“Jangan sombong kamu. Aku tahu, baru menjadi pembantu rumah tangga saja sudah banyak tingkah. Derajat kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status