Share

Dua Sembilan

Wisnu tak bisa menjawab semua yang dilontarkan oleh Anisa. Ia pun menyesal karena dulu tidak menghentikan sikap sang ibu yang sudah keterlaluan.

“Bahkan, saat aku ingin proses bayi tabung, ibumu menolak dengan alasan buang-buang uang saja. Tapi, dia malah selalu menyalahkan aku atas kemandulan kamu!”

“Aku tidak mandul, Nisa. Jaga bicara kamu,” ujar Wisnu emosi.

“Cukup, jangan pernah berteriak di depan Anisa. Lebih baik kita pergi, Nis,” ucap Abas.

“Tunggu.” Wisnu menarik lengan Anisa, tapi Abas gegas melepaskannya.

“Jangan pernah sentuh calon istri saya atau kubuat Anda jatuh miskin. Camkan itu!”

Tanpa banyak bicara, Abas menggandeng Anisa ke luar dari ruang persidangan meninggalkan Wisnu yang tak berpikir jika Abas mengancam dengan tegas.

“Sial!”

Wisnu terus menggerutu, harusnya ia masih bisa bersama Anisa jika ia tak menikah lagi. Sungguh penyesalan yang datang terlambat. Kecantikan Sinta mampu membuat ia berpaling.

Sementara di mobil, Anisa tak berani menatap Abas. Kejadian tadi sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status