Share

Enam Puluh Satu

Sinta menyunggingkan senyum puas lalu membantu Anisa untuk berjalan. Ia membopongnya ke mobil, netranya kunang-kunang lalu barulah saat sampai mobil Anisa tertidur.

Sinta mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Hendra. Lalu, ia menuruti apa yang di perintahkan oleh pria itu untuk membawa Anisa ke suatu tempat.

Tak butuh waktu lama, Sinta pun sudah membawa Anisa ke sebuah rumah kosong. Ia di bantu beberapa orang suruhan Hendra untuk membantu Sinta.

“Halo Sayang, kamu hebat,” puji Hendra. Pria itu sudah membungkam Anisa dan menguncinya di kamar tertutup. Sementara, ia membawa Sinta ke kamar satu lagi.

“Iya dong, Om. Bagaimana uang yang di janjikan?” tanya Sinta.

“Tentu, dong aku enggak akan lupa. Tapi, kamu sini dulu.”

Hendra menarik tubuh Sinta ke dalam dekapannya. Tangan pria itu sudah bergerak ke seluruh tubuh hingga ke bagian dada Sinta.

“Argh,” desah Sinta.

“Sayang, kamu sexy,” bisik Hendra di telinga Sinta.

Pria itu perlahan membuka baju Sinta lalu kembali membuat pe
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status