Share

Tiga Puluh Sembilan

Wisnu panas dingin mendengarkan penuturan sang ayah. Bagaimana bisa ia tak merasa cemas juga ketakutan mendengar perusahaan mereka sedang di landa kebangkrutan.

Wisnu tak menyangka jika beberapa grafik terlihat jelas bagaimana mereka kini dunambang kehancuran.

“Sekali kita melakukan kesalahan pada Anisa, satu kata terlontar akan membuat kita jatuh miskin. Makanya Papa bilang kalian jaga diri, jaga bicara saat dengan Anisa. Anisa itu sangat bahaya,” ujar sang ayah.

“Tapi ini tidak tergantung dari Anisa, Pa.”

“Lalu tergantung siapa? Istri baru kamu?”

Wisnu bergeming mendengar apa yang di katakan sang ayah. Pak Hartawan pun sudah menginfokan pada perusahaan Anisa jika mereka ingin menjual anak cabang mereka.

“Apa enggak ada cara lain selain menjual pada perusahaan Anisa?” tanya Wisnu.

“Tidak ada karena kemungkinan hanya Anisa yang bisa membeli perusahaan kita,” ujar Pak Hartawan.

Kepala Wisnu semakin mumet, apalagi Sinta dengan marah. Ia ingin membujuk, tapi sepetinya Sinta a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status