Share

Tujuh Belas

Mimik wajah Anisa tak bersahabat saat mendengar apa yang di katakan Abas.

“Aku enggak mau bahas masalah itu lagi, lagi pula proses perceraian aku masih panjang. Tidak bisa begitu saja menikah dengan kamu.”

“Oh, jadi seperti itu. Aku akan menunggu hari itu, di mana kamu akan menjadi istriku.” Senyum semringah dari Abas membaut Anisa jengkel.

Niat mencari angin malah membuatnya kembali tak bersemangat. Ia pun kembali memutuskan masuk ke rumah karena ada Abas di sana.

Pria dengan kaca mata itu hanya tersenyum tipis saat Anisa melangkah dengan cepat masuk ke rumah. Senyum itu kembali hilang saat Anisa sudah tak terlihat.

“Aku pun tak berharap menikah denganmu.” Abas langsung menyesap kopi hangat miliknya. Setelah itu, ia pun duduk menatap langit-langit malam ini.

***

Wisnu datang ke rumah orang tuanya bersama Sinta. Bu Atik masih menyambut hangat menantunya itu. Sementara, Pak Hartawan memperhatikan Sinta dengan penuh selidik. Baginya, Anisa menantu terbaiknya yang tak ada gantinya.

“Jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status