Share

4. TAK KUNJUNG PULANG

Dewi malam muncul menggantikan raja siang. Valerie kecil terbangun dari tidur lelapnya. Saat ia turun ke lantai bawah, keluarga barunya tak kunjung pulang. Sepertinya benar yang dikatan Rocelyn, keluarganya tak akan pulang dalam beberapa hari. 

Tok! Tok! 

Terlihat Rocelyn yang berada di depan pintu dengan membawa makan malam Valerie. 

"Apakah sudah waktunya makan malam?" tanya Valerie. 

"Benar, Valerie. Menu makan malammu adalah sup daging. Aku harap kamu menyukainya." jawab Rocelyn. 

"Terima kasih, Rocelyn." ujar Valerie 

"Jangan terlalu sedih. Mungkin saja ibu dan kedua saudaramu akan pulang besok atau lusa." hibur Rocelyn. 

Valerie hanya bisa tersenyum. Ia terlalu sedih untuk mengobrol sekarang. Tapi kesedihannya itu sirna saat ia mencoba sesuap sup daging. Rasanya sangat lezat sampai ingin menangis. Andai saja ia bisa memakan sup daging ini setiap hari. 

"Apa yang harus aku lakukan setelah ini?" tanya Valerie kepada dirinya sendiri. 

Ia memikirkan apa yang harus dilakukan selama memakan sup daging yang lezat itu. Mungkinkah harus bermalas-malasan saja? 

"Tidak mungkin! Lebih baik aku belajar. Mungkin saja ada beberapa buku pelajaran di perpustakaan." gumam Valerie.

Segera setelah menghabiskan sup daging itu, Valerie membawa bekas peralatan makannya ke dapur dan berlarian menuju perpustakaan sebelum Rocelyn memarahi dirinya kareba membawa sendiri bekas peralatan makan. 

Valerie membuka pintu perpustakaan secara pelan-pelan. Ia tak ingin menimbulkan kebisingan karena hari sudah malam. Ia mengambil buku yang berjudul "Family Tree of The Wealthy". Di buku itu, Valerie menemukan silsilah dan sejarah keluarga Graffin, keluarga teman barunya yaitu Hailey dan Harley. 

Keluarga Graffin merupakan salah satu keluarga kaya terpandang. Mereka memiliki banyak perkebunan di negara ini maupun negara lain. Keluarga mereka juga memiliki reputasi yang baik dan memang kebanyakan memiliki anak kembar. Pantas saja jika Harley dan Hailey yang kembar berasal dari keluarga itu. 

Selain kaya dan reputasi yang baik, Keluarga Graffin juga terkenal akan keturunannya yang memiliki wajah rupawan. Hal itu juga sudah dipastikan oleh Valerie, mengingat saat bertemu dengan Hailey dan Harley, mereka benar-bear memiliki wajah yang tidak biasa. Harley dengan rambut pirang dan mata berwarna hijau muda, kulit halus, tubuh yang tinggi untuk anak seumuran mereka. Hailey yang memiliki warna mata yang sama dengan Harley, rambut pirang panjang yang berkilauan dan halus seperti kapas, kulit yang sangat lembut.

"Mereka benar-benar dari keluarga terpandang," gumam Valerie. 

Valerie membalik halaman buku tersebut dan menemukan silsilah dan sejarah keluarganya, keluarga Roland. Di halaman tersebut, terdapat wajah Ana, Hugo, dan juga Ariel. 

Keluarga Roland terkenal dengan keluarga yang kaya karena masih satu garis keturunan dengan keluarga Duke Flad. Selain itu, Sam Roland juga merupakan sahabat baik Robin Flad.

Berbeda dengan keluarga Graffin, keluarga Roland tidak memiliki reputasi yang cukup baik. Keluarga Roland kecuali Sam, terkenal akan kesombongannya. Setiap ada pesta atau pertemuan, banyak keluarga yang menghindari keluarga Roland. Selain sombong, mereka juga angkuh. 

Valerie tentu saja terkejut melihat fakta ini. Walau pertemuan pertamanya dengan keluarganya itu tidak berjalan baik, ia tak menyangka jika reputasi keluarganya sangat buruk. Bahkan, di buku itu tertulis jika Ana dan Ariel sangat senang berfoya-foya. Mereka juga tidak menangis saat melepas kepergian Sam Roland, orang yang seharusnya menjadi ayah angkatnya. 

Tidak hanya itu saja, keluarga Roland sangat sering terlibat skandal atau perkelahian. Orang yang paling sering menyebabkan hal itu adalah Hugo. Hugo merasa dirinya yang menjadi penguasa, di atas segala-galanya. 

Valerie sangat bersyukur karena Harley dan Hailey tidak memandang buruk dirinya. Ia sangat takut jika Harley dan Hailey akan menjauhi dirinya karena ia merupaka bagian dari keluarga Roland. Valerie sangat ingin tidak mempercayai isi buku itu, tetapi buku itu sendiri dicetak di bawah naungan keluarga kerajaan dan selesai dicetak bulan lalu. 

Saat membaca buku tersebut, Valerie mengetahui bahwa setiap anak di keluarga kaya juga harus debut di pergaulan kelas atas saat berusia lima belas tahun. Apakah itu artinya ia akan debut juga lima tahun lagi? 

"Tidak mungkin. Aku kan anak angkat." gumam Valerie. 

Valerie juga menyadari bahwa ia juga tidak memiliki gaun dan tidak pernah pergi ke pesta. Bagaimana bisa ia debut di pergaulan kelas atas?

Saat sedang fokus membaca, Josie datang dengan membawa camilan yaitu kue stroberi yang lembut dan memiliki bau yang manis. 

"Silakan dimakan, Nona." ujar Josie. 

"Terima kasih, Josie. Kau bisa menemaniku disini." ucap Valerie.

Valerie memakan sesendok kue stroberi tersebut. Rasa manis memenuhi lidahnya, kue itu meleleh dalam mulutnya. 

"Ini enak sekali, Josie!" seru Valerie. 

Josie tertawa kecil, "Tentu saja, Nona."

Buku yang ia pegang dari tadi dihempaskan begitu saja ketika sudah mencicipi sesendok kue stroberi itu. Valerie terpaku pada kue stroberi itu. Ia tak bisa berpaling. 

"Pelan-pelan saja, Nona. Saya bisa membawakannya lagi jika anda mau," ujar Josie. 

"Sepertinya aku ingin lagi, Josie." ucap Valerie dengan penuh semangat. 

Josie pergi mengambil sepotong kue stroberi lagi di dapur, meninggalkan Valerie kecil yang memakan kue stroberi tadi dengan bahagia. 

Sambil menunggu Josie, Valerie melanjutkan membaca bukunya tadi. Lalu, ia mengetahui fakta bahwa harta murni keluarga Roland tidak sebanyak itu. Bahkan, bisa dibilang hampir seperti rakyat biasa yang bekerja di perkebunan orang kaya. 

Keluarga Roland memiliki banyak hutang budi dengan keluarga Duke Flad. Hampir tujuh puluh lima persen harta keluarga Roland merupakan pemberian dari keluarga Duke Flad. Ternyata, ada juga beberapa yang merupakan pemberian keluarga Graffin.

Keluarga Graffin dan keluarga Roland putus hubungan baik ketika Ana memfitnah Callista Graffin, istri dari Hamel Graffin. 

"Mengapa Ibu seperti ini?" guman Valerie. 

Josie datang dengan dua potong kue stroberi yang sangat lembut dan membuyarkan pikiran Valerie. 

"Apa yang anda baca, Nona?" tanya Valerie.

"Silsilah dan sejarah keluarga kaya, Josie. Aku melihat keluarga kita disini." jawab Valerie. 

Raut wajah Josie berubah, "T-tapi Nona, anda tak seharusnya membaca itu,"

"Tak apa, Josie. Menurutku keluarga kita tidak seburuk itu, benar kan?" 

Josie tidak menjawab satu katapun dan hanya bisa tersenyum dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dimengerti. 

"Baiklah, jika kue itu sudah habis, mari kita ke kamar anda, Nona. Hari sudah mulai larut." ajak Josie. 

"Baiklah, Josie. Aku juga sudah lelah." ujar Valerie. 

Sebelum beranjak ke kamar, Valerie mengambil beberapa buku cerita. Nanti ia akan meminta Josie untuk membacakan buku cerita tersebut. 

"Ayo kita pergi ke kamar, Josie." ujar Valerie.

Sebelum ke kamar, Valerie pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, lalu langsung menaiki kasur dan menarik selimut. 

"Josie, bisakah kau membacakan buku cerita ini untukku sambil mengelus kepalaku?" pinta Valerie.

"Dengan senang hati, Nona." jawab Josie. 

Josie membacakan buku cerita yang diminta oleh Valerie. Belum sampai setengah, Valerie sudah merasa sangat mengantuk. 

"Aku sudah sangat mengantuk, Josie. Tidak perlu dilanjutkan lagi." ujar Valerie.

"Baiklah. Selamat malam, Nona." ucap Josie. 

"Selamat malam, Josie."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status