Lagu mars pernikahan mulai mengalun syahdu, Ceicillia pun menautkan lengannya di siku Victor. Kemudian mereka berjalan beriringan menyusuri aisle berkarpet merah. Dengan ujung sebuah podium berhiaskan bunga-bunga segar yang tertata indah pada pilar berbentuk omega.
Ceicillia berjalan dengan pandangan lurus ke depan untuk mengurangi rasa grogi. Memandang kepada Alex, yang berdiri menantinya bersama seorang pendeta. Pria yang sesaat lagi akan menjadi suaminya itu, juga memandang kepada Ceicillia dengan pandangan berbinar. Saat jarak yang memisahkan mereka sudah dekat, Alex meraih tangan Ceicillia dan menggengamnya dengan erat. Seketika Ceicillia merasakan kehangatan dan ketenangan kembali karena tindakan itu. 'Kenapa Alex selalu bisa membuatku merasa nyaman?' "Selamat datang para tamu undangan sekalian. Kita semua hadir di sini untuk menjadi saksi dan turut merayakan dua insan manusia yang akan saling bertukar janji suci. UntLagu mars pernikahan mulai mengalun syahdu, Ceicillia pun menautkan lengannya di siku Victor. Kemudian mereka berjalan beriringan menyusuri aisle berkarpet merah. Dengan ujung sebuah podium berhiaskan bunga-bunga segar yang tertata indah pada pilar berbentuk omega. Ceicillia berjalan dengan pandangan lurus ke depan untuk mengurangi rasa grogi. Memandang kepada Alex, yang berdiri menantinya bersama seorang pendeta. Pria yang sesaat lagi akan menjadi suaminya itu, juga memandang kepada Ceicillia dengan pandangan berbinar. Saat jarak yang memisahkan mereka sudah dekat, Alex meraih tangan Ceicillia dan menggengamnya dengan erat. Seketika Ceicillia merasakan kehangatan dan ketenangan kembali karena tindakan itu. 'Kenapa Alex selalu bisa membuatku merasa nyaman?' "Selamat datang para tamu undangan sekalian. Kita semua hadir di sini untuk menjadi saksi dan turut merayakan dua insan manusia yang akan saling bertukar janji suci. Unt
Setelah acara pemotretan di roof top, Ceicillia masih harus melalui beberapa sesi pemotretan dengan keluarga inti mereka. Sebelum akhirnya kembali ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Untuk acara kedua adalah pemberkatan dan pengambilan janji suci yang sakral. Jadi Ceicillia sengaja memilih wedding dress yang lebih tertutup. Gaun long sleeves lace, potongan square neck, dan desain mengembang di bagian bawah. Rambut panjang Ceicillia ditata rapi ke atas kepala dengan sebuah tiara dan ditambahkan sebuah veil sepanjang punggung. Set perhiasan yang dikenakan untuk acara ini juga terkesan elegan namun tidak berlebihan. "Semuanya mulai terasa mengharukan sekarang, putri kesayanganku akan melepas masa lajangnya." Miranda berkata dengan kedua mata berbinar. Menghampiri putrinya yang baru selesai berdandan untuk acara pemberkatan. "Mama ..." Ceicillia kembali diserang oleh rasa bersalah kepada sang ibu.
Hari-hari berjalan sangat lambat bagi Ceicillia karena perasaannya yang tak menentu. Segala persiapan pernikahan membuatnya semakin gunda gulana. Bukan rasa bahagia yang merasuk dalam jiwanya demi menanti hari pernikahan yang sakral itu. Namun rasa sedih, takut dan gelisah yang selalu menghantui pikirannya. Karena pernikahannya dengan Alex adalah kepalsuan belaka. Pernikahan karena kesepakatan. 'Sampai kapan kami harus berpura-pura menikah? Apakah hanya sampai aku mendapatkan saham dan keadaan perusahaan milik ayahku membaik?' 'Setelah itu bagaimana? Apakah kami akan bercerai? Apakah kami akan hidup berpisah?' 'Lalu keluarga kami bagaimana? Apa yang harus kami katakan kepada mereka?' Ceicillia gagal menemukan jawaban untuk segala pertanyaan itu sampai hari pernikahan mereka tiba. Gagal pula menentukan bagaimana dirinya harus bersikap kepada Alex setelah
"Kenapa wild flower? Kenapa bukan bunga yang lebih mewah seperti bunga mawar, anggrek, bulan, lily, atau tulip putih?" Thalita bertanya tidak puas. "Benar sekali. Kita dapat memesannya dari luar negeri. Bahkan jika kamu ingin bunga melati kita bisa mendatangkan dari Indonesia." Mira ikut memberikan penawaran. "Kami siap menyediakan semuanya." Nora memberi kesanggupan, sebagai wedding planner profesional kelas sultan. "Italian Rose mungkin bisa menjadi pilihan?" Alex ikut menanggapi dengan mengedipkan matanya jahil. "No thanx." Ceicillia menolak mentah-mentah. Buket bunga mawar telah memberinya trauma, apalagi jika mengingat siapa yang mengirimnya. 'Aku tidak ingin mengingat tentang Augusto di hari istimewa nanti.' 'Dan lagi wild flower adalah bunga yang dibenci oleh Kathie, mungkin aku bisa sedikit menjahilinya nanti.'
"Sakarang giliranmu mencoba tuxedo, Alex ..." Ceicillia perlahan membalikkan tubuhnya sehingga tepat berhadapan dengan Alex.Gadis itu memberikan senyuman indah sambil mengurai lengan Alex yang masih memeluk pinggangnya. "Aku akan membantumu, membuka pakaian yang kamu kenakan."Ceicillia sengaja mengalihkan pandangan ke bawah, tak berani menatap langsung kedua mata Alex saat melanjutkan tindakannya. Dia melepaskan satu persatu bulir kancing kemeja pria itu sampai terbuka semua. Wajah Ceicillia semakin memanas demi mendapati bentukan torso Alex yang terpahat dengan sempurna tepat di hadapannya. Buru-buru dia melepaskan kemeja yang melekat di tubuh pria itu. Tidak sampai di sana saja, Ceicillia juga melepaskan gasper ikat pinggang Alex. Dengan membuang segala rasa malu dan gengsi, dia juga membuka kait celana serta menurunkan perlahan resleting celana pria itu. Sehingga kain hitam itu meluncur turun begitu saja di lantai.'Oh God, this bo
"Untuk lingerie, mungkin Alex bisa bantu memilih. Mana yang kamu sukai untuk dipakai Ceicil?" Miranda menggoda calon menantunya. "Tidak-tidak!" Ceicillia mendahului menjawab. Tak ingin membahas tentang onderdil pribadinya di depan Alex. "Masalah lingery biarlah menjadi kejutan untuk acara bulan madu nanti." "Model apapun boleh. Karena endingnya juga akan sama, dilepaskan." Alex menjawab dengan senyuman simpul. Jawaban lugas Alex kontan menuai derai tawa dari Nora dan kedua ibu mereka. Sedangkan Ceicillia sedikit memanas wajahnya demi mendengarnya. 'Yaampun, kukira dia akan bersemangat memilih lingery. Tapi ternyata dia malah lebih bersemangat melepaskannya dari tubuhku.' batin Ceicillia bergidik. "Sudah-sudah, hentikan pemanasan rayuannya. Sebaiknya kalian masuk ke fitting room dan mencoba pakaian." Nora menengahi pembicaraan. Pimpinan wedding planner itu pun segera menggiring Ceicillia