Home / Urban / Mendadak Menjadi CEO / Bab 6 Jangan Memandang Rendah

Share

Bab 6 Jangan Memandang Rendah

last update Last Updated: 2024-02-19 14:03:24

Jam pulang kampus pun tiba, mereka sampai di gerbang kampus, ternyata sang supir sudah menunggu mereka, Teguh dan Clara pun, bergegas ke arah mobil. Ketika baru masuk kedalam mobil Teguh merenung belum pernah, memakai Black Cardnya, dan dia, kepikiran saran dari Aldo, untuk mempunya mobil sendiri, sekarang dia merasakan, jika setiap hari pulang pergi sama Clara dia tidak enak.

“Mau langsung pulang atau ke mana?,” tanya sang sopir, membuyarkan lamunan Teguh,

“kita ke Mal dulu, Pak.” Jawab Clara ,karena Teguh tidak segera memberikan respon, jadi Clara yang berinisiatif menjawab pertanyaan sang sopir.

“Baik, Non” jawab sang sopir

Setelah mendengar jawaban sang sopir, Clara memerhatikan Teguh , dia melihat seperti ada sesuatu yang membuatnya bingung, dia memutuskan untuk bertanya.

“kamu, kenapa Guh?” tanya Clara kepada Teguh.

“Em ... tidak apa-apa.” Jawab Teguh dengan di akhiri senyuman.

“jangan berbohong, dari tadi kamu melamun, pasti ada yang di pikirkan,” jawab Clara, kemudian memberanikan, memegang tangan Teguh.

Teguh yang kaget, merasakan tangannya dipegang Clara, sontak menarik tangannya.

“Hem ... aku tidak apa-apa benaran. ” Jawab Teguh sambil menarik tangannya.

Suasana, hening kembali. Dipikirkan Teguh, sudah memutuskan untuk membeli mobil saja.

Mereka pun, sampai di sebuah Mal, Teguh, membantu Clara turun dan duduk di kursi rodanya , kemudian mereka berjalan masuk, kedalaman Mal.

Bisa dipastikan, mereka kembali menjadi pusat perhatian.

‘Wah pacarnya ganteng, setia lagi, walaupun sederhana’ parang pengunjung lainya yang melihat itu mulai berdiskusi.

‘Jangan salah ,liat saja pacarnya, pakainya murahan sedangkan ceweknya, pakaiannya bagus, pasti si cowok itu mau, karena uangnya’ ucap pengunjung lain ada yang sinis ada juga yang mendukung.

Teguh dan Clara, memutuskan masuk ke sebuah toko tas, di dalam mal karena Clara, suka sekali mengoleksi tas bermerek.

“Selamat datang ,di toko kami, ada yang bisa kami bantu?,” sapa seorang pramuniaga, yang menyambut kedatangan mereka.

“Iya, saya mau cari tas , tapi mau lihat-lihat, dulu barangkali ada yang cocok,” jawab Clara, lalu Teguh mendorong kursi roda Clara, mereka pun berkeliling, menuruti arah Clara untuk berkeliling di toko itu. Setelah cukup lama berkeliling, mata Clara pun tertuju pada sebuah tas, yang di pajang dengan istimewa di sana , mereka pun bergerak kearah tas itu.

“Tas itu, saya boleh lihat?” ucap Clara, kepada salah satu Pramuniaga yang ada di sana.

“Baik, non. “ Jawab pramuniaga tersebut, kemudian mengambilkan tas tersebut.

“Ini adalah tas, keluaran Gucci terbaru, limited edition, dan hanya, di produksi dua puluh saja. Kebetulan, salah satunya ada di toko kami.” Ujar pramuniaga itu, seraya menjelaskan tentang tas tersebut.

“Wah ... bagus ya Guh,” ucap Clara kepada Teguh, dan Teguh yang notabenenya orang biasa, jadi dia tidak mengerti, barang seperti itu, tapi kemudian Teguh hanya mengangguk saja.

Tapi, ketika Clara, sedang melihat dengan seksama, tas yang ada di tangannya, datanglah sepasang kekasih, ke Toko itu.

“Wah ... sayang, itu tas yang di pegang dia, bagus banget aku mau,” rengek manja wanita itu kepada pasangannya.

“Baik, sayang, ayuk.” Ajak pasangannya, kemudian berjalan menuju, Pramuniaga yang sedang melayani, Teguh dan Clara.

“Mbak, saya mau tas, yang seperti itu,” pinta, wanita itu tanpa basa basi.

“Maaf, nona, namun tas itu keluaran terbaru, produk ini dar Gucci, dan limited edition, hanya ada dua puluh, di dunia. Dan di toko kami, hanya satu ini,” jawab Pramuniaga, dengan sopan.

“Baik, saya mau ini.” Balas wanita itu, dengan menunjuk. Tas yang di pegang Clara.

“Enak saja, aku yang mendapatkannya, terlebih dahulu.” Sambar Clara. Dengan memeluk tas itu.

“Eh ...enak saja, gua suka sama tas ini, lagian kamu gak dengar tadi? limited edition, mana mungkin kamu bisa beli.” Jawab wanita, itu seraya menarik tas itu dari Clara, hal itu membuat pramuniaga cukup emosi.

“Maaf, nona ini, yang mendapatkannya terlebih dahulu, jika nona ini, tidak jadi membayar, baru anda bisa mengambil,“ lerai sang Pramuniaga itu.

“Baik, berapa harganya, apa si lumpuh ini bisa membayarnya, “ ucap wanita itu sembari mengejek.

Mendengar ucapan itu, Teguh mengusap usap bahu Clara supaya tenang.

“Harga, tas ini, dua milyar,” Jawab Pramuniaga itu, membuat wanita dan pasangannya melongo.

“Oke, akan saya bayar.” Jawab Clara dengan tenang, kemudian mencari dompetnya.

“Ha ... ha... mau bayar pakai daun, lihat kamu saja lumpuh. Hem ... pacar kamu? Liat saja dia pakaiannya saja, murahan, mana mungkin bisa bayar. Lihat pacar aku dong, dia General Manajer, di salah satu bisnis, Wiratama Group.” Wanita itu mengejek Clara dan dengan bangga memperkenalkan siapa pacarnya itu..

Sebenarnya, di benak lelaki itu sedang memikirkan, dia memperhitungkan uang dua milyar, hanya untuk membeli sebuah tas. Tapi dia juga ingin di pandang, dan tidak ingin membuat pacarnya malu.

“Benar, berikan saja tas itu, mana mungkin kamu, mampu membayar tas itu,” ucap lelaki itu dengan gaya sombongnya

“Lihat saja, jam tangannya, ratusan juta sedangkan kamu, sama cowok kamu?” lanjut wanita itu menimpali ucapan pacarnya.

Teguh, yang mendengar dan melihat Clara, yang di rendahkan, dia sudah tidak tahan, kepada dua sejoli didepanya.

“Kita lihat saja, apakah aku bisa, membayar tas ini, atau tidak. Dan aku, ingin, kamu meminta maaf, kepada Clara, atas ucapan kalian.” Teguh, menjawab dengan berkacak pinggang, karena emosi.

“Ha ... apa, minta maaf? yang ada kamu yang berlutut.” Jawab, wanita itu, juga dengan berkacak pinggang.

“Kalian, yang salah, menyakiti perasaan Clara, kami yang minta maaf?,” balas Teguh kepada wanita itu.

Mereka pun, terus berseteru, sampai akhirnya Teguh dan Clara tahu, pria itu bernama Ricard, Teguh mengingat dengan baik nama pria itu, dan tak lupa mengirim pesan kepada Aldo, guna mengurus orang tersebut. Teguh juga mengancam, akan memperhentikan pria itu, namun dia tidak percaya.

Teguh, yang sudah tak mau, basa-basi, dia mengeluarkan black card miliknya, dan memberikan kepada kasir, untuk membayar tas, itu.

Jelas membuat Clara dan yang lain melongo, namun Teguh biasa saja, tapi dua sejoli itu tetap mengejek Teguh, dengan mengatakan kartu itu palsu, namun berikutnya, pembayaran berhasil.

Itu bagaikan pukulan telak, kepada dua sejoli itu, terutama pria itu.

Setelah semua beres, Clara pun menatap Teguh dengan tajam, seperti berkata meminta penjelasan.

Teguh, yang merasakan tatapan tajam, merasakan harus melakukan sesuatu.

"Baiklah, akan aku, jelaskan kepadamu. Tapi, kita cari tempat duduk dulu." Ujar Teguh, kemudian mendorong kuris roda Clara.

Sedangkan, dua sejoli tadi hanya menatap kepergian mereka dalam diam, karena masih terkejut.

Sedangkan Clara dan Teguh, kini sedang berjalan menuju ke cafe di dalam mal itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Menjadi CEO   74

    "kami mohon nona Amber ini masalah keluarga kita tidak ada kaitanya dengan tempat kerja saya" mohon sang rektor itu kali ini bersujud, memohon ampun kepada AmberTeguh semakin mengepalkan tanganya , dia tidak menyangka ternyata begitu banyak orang kaya yang anaknya menyalah gunakan kekuasaan keluarganya."aku yang akan mendisiplinkan anakmu, dan segera kosongkan kampus ini, biar anda bagaimana rasanya hancur" ucap Amber dengan nada penuh intimidasi"bawa dia dan hancurkan" perintah Amber kepada anak buahnya untuk membawa, rektor itu dan kemudain memporandakan gedung kampus."baik nona" seketika mereka mengangguk dan mulai menjalankan tugas, dari mengusir mahasiswa sampai menghancurkan kelas,,tidak bisa di bayangkan bagaimana takutnya para mahasiswa kala itu, mereka di paksa keluarga kampus dengan kasar, bahkan ada siswa laki-laki yang berusha melawan mereka, tapi malah mahasiswa itu yang di hajar sampai babak belur.ada juga mahasiswi yang menolak diseret oleh mereka , sehingga membu

  • Mendadak Menjadi CEO   73

    Waktu semakin larut mereka tidak terasa sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor karena Brian yang meminta. tak lupa juga Brian mengajak Teguh untuk makan malam, dan disitu Brian menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh ."Teguh Clara ada yang mau saya tanyakan" ucap Brian pada Teguh dan Clara"iya yah ada apa?" tanya Clara"sebenarnya hubungan kalian sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget'ini memang sudah waktunya memberi tahu' gumam Teguh dalam hatinya"baik sebenarnya........." Teguh belum selesai mengucapkanya sudah di sambar oleh Naya"mereka sudah pacaran" ucap Naya langsung to the point,seketika Brian menjatuhkan sendok dan garpunya di piring . klang...... terdengar bernturan suara sendok dan garpu.."kenapa kalian merahasiakanya dari saya" kini Bria

  • Mendadak Menjadi CEO   72

    Teguh kemudian memasang kuda kuda dan bersiap jika sewaktu waktu mereka akan menyerang ,"akan aku tunjukan apa itu sombong" balas Cibir Teguh , dan tanpa di duga mereka seketika berlari kearah Teguh untuk menyerang, untung saja Teguh sudah memasang kuda kuda, sedangkan di dalam mobil jelas sekali Clara dan Naya sangat cemas dengan Teguh. meraka selalu berdoa supaya ada keajaiban.mereka tidak tanggung tanggung mereka langsung mengkroyok Teguh lebih dari tiga puluh orang turun dari mobil van yang tadi mengepung Teguh mereka bergerak serentak. dan detik berikutnya terdengar suara tulang saling bertabrakan dan suara erangan dan pukulan, dan itu membuat pimpinan mereka yang mengkordinasi serangan itu memicingkan matanya dia tampak tidak percaya jika pemuda yang sombong di depanya benar, benar tidak takut mati."aahhhhh' Teguh berteriak untuk menambah kekuatanya dan seketika mengeluarkan aura yang sangat dingin, baru lah kemudian Teguh mengangkat salah satu dari mereka dan kemudian melem

  • Mendadak Menjadi CEO   71

    Keesokan harinya setelah mereka selesai berish bersih ganti baju dan sarapan, mereka melanjutkan aktifitasnya sedangkan Burhan dia berangkat bekerja, Teguh Clara dan Naya mereka berangkat ke kampus, seperti biasa mereka sampai di kampus akan berpisah di lobi kampus, Clara dan Naya kali ini fokus kuliah, beda halnya dengan Teguh entah mengapa hari ini dia tidak fokus karena banyak fikiran yang mengganggunya, terutama gengster Black Jack itu, dia terus terbayang, dan dia baru dapat info jika geng itu dipimin oleh Jack yang bengis dan kejam dia memiliki dua petarung hebat kelas atas di sampingnya."Guh kenapa?" tanya Adam yang melihat Teguh melamunkemudian Teguh tersadar dan menoleh ke arah Adam."aku tidak apa-apa" jawab Teguh kepada Adam, setelah itu Teguh berusaha fokus, disisi lain tiga hari lagi dia akan terbang ke Bali.sedangkan di kediaman Pak Brian sangat tegang disana ada Brian dan tentunya Wicak dan juga Tegar, dia adalah orang kepercayaan Brian dan Wicak, Tegar adalah petaru

  • Mendadak Menjadi CEO   70

    Teguh dengan Clara semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'bruk' suara pot bunga jatu, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa" ucap Teguhseketika Naya menjadi canggung bingung harus bagaimana dia sekarang."ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu" ucap Naya dengan gelagapan"tenang saja , tidak apa-apa" jawab Teguh kemudian"ah aku lapar" celoteh Clara karena merasa lapar."em bukanya barusan kamu sama Naya makan jajan yang banyak" jawab Teguh, karena benar saja tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli"cemilan sama makan beda" gerutu Clara dengan kesalTeguh pun tidak tega dia memutuskan untuk memasak kebetulan dia juga

  • Mendadak Menjadi CEO   Kejutan

    setelah Clara selesai mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.sedangkan Teguh masih berkutik dengan berkas dan komputer di depanya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.sebelum pulang Teguh mampir keruangan Aldo"Do mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh pada Aldo"sepertinya saya nanti saja tuan, masih banyak perkerjaan" jawab Aldo karena bernar saja banyak kerjaan kantor belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."baik lah aku duluan" jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya yang sedang bercanda seketika mendengar pintu terbuka mereka ko

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status