Share

Elsa VS Amanda

Happy reading ...

Satu minggu sudah Elsa menjalin hubungan tanpa status dengan Erick Bramasta. Elsa mulai terlihat terbiasa dengan sikap Erick yang suka seenaknya sendiri.

Seperti saat ini Elsa beberapa kali harus menarik napas panjang saat Erick memberi kabar secara mendadak jika ada pesta di hotelnya. Pesta untuk orang dari kalangan atas.

Elsa tengah bersiap di kamar tempat ia pertama kali bertemu dengan Erick. Beberapa model gaun sedang Elsa coba, gaun yang dipesan khusus oleh Erick. Bukan hanya pakaian, ada beberapa sepatu yang harus ia coba.

Elsa memberikan nilai plus pada Erick karena tahu ukuran baju dan sepatunya. Elsa memilih gaun tanpa lengan warna merah menyala. Gaun ketat dengan lebar di bagian bawahnya dan menampakkan punggung mulusnya.

“Gaun yang cantik.”

Elsa mematut dirinya di depan cermin, memutar tubuhnya untuk melihat keseluruhan penampilannya.

“Anda terlihat sangat cantik, Nona Elsa,” puji seorang wanita yang membantunya bersiap.

“Terimakasih untuk pujiannya,” balas Elsa.

“Sepertinya tuan Erick sangat mencintai Anda, Nona Elsa,” ucapnya lagi.

Elsa ingin tertawa detik itu juga.

Mencintaiku? Dia tidak tahu saja jika si Erick itu hanya menjadikanku bonekanya.

“Kenapa kamu bisa yakin seperti itu?” tanya Elsa.

“Saya sudah lama bekerja dengan Taun Erick, Nona. Saya tidak pernah melihat dia begitu perhatian seperti ini pada perempuan manapun,” jelas perempuan itu.

Kamu tidak tahu saja, dia baik saat ini, tapi setelah ini dia akan kembali menyusahkan aku.

“Bagitukah menurutmu?” kata Elsa.

“Ya, Nona.”

Ketukan pintu di depan kamar itu mengalihkan perhatian mereka. Segera pelayanan khusus itu melangkah untuk membuka pintu.

Wajah asisten pribadi Erick terlihat saat pintu terbuka sempurna. Segera Reza masuk dan menemui calon istri bosnya.

“Maaf, Nona Elsa saya datang ke sini untuk memberikan ini untuk Anda.” Reza memberikan sebuah kotak. Sepertinya kotak perhiasan.

Elsa membuka kotak berwarna merah itu dan terlihat satu set perhiasan di dalamnya. Mata Elsa berbinar saat melihat perhiasan dengan model sederhana, tetapi nampak sangat mewah.

“Wow, ini sangat indah dan —” Ucapan Elsa terpotong karena Reza menyelanya.

“Dan sangat mahal, Nona Elsa,” sela Reza.

Elsa tertawa dalam hatinya, tidak ada ruginya juga ia akan menikahi orang kaya itu. Setidaknya dirinya mendapatkan barang-barang mewah seperti itu. Jiwa matrenya sedang memberontak.

“Tuan Erick sengaja menyiapkan barang-barang itu untuk Anda. Tuan Erick dia tidak mau calon istrinya mempermalukan dirinya,” ucap Reza.

“Dia benar-benar yang mengatakan itu?” tanya Elsa.

“Iya, Nona Elsa,” sahut Reza.

Elsa mendengkus kesal. Sudah ia duga akan hal itu. Sebaiknya jangan terlalu senang saat Erick memberinya barang-barang mewah itu. Karena di balik itu ada sebuah penghinaan.

“Aku tidak akan memakainya dan aku tidak akan hadir di pesta itu. Suruh saja wanita lain untuk menemaninya di pesta. Wanita yang tidak akan membuat dia malu.” Elsa duduk santai di tepi ranjang dengan memainkan ujung kukunya.

“Baiklah, tetapi saya sarankan anda jangan mencari masalah dengan tuan Erick,” ucap Reza.

Elsa mendengkus, ucapan Reza terkesan sedang mengintimidasi dirinya.

Ternyata asistennya pun sama-sama menyebalkan.

“Baiklah, kamu pergi dulu. Nanti aku akan menyusul,” suruh Elsa.

“Baik, Nona. Jangan membuat tuan Erick menunggu terlalu lama, itu pesan darinya,” ucap Reza sebelum pergi dari kamar itu.

Elsa menarik napas panjang setelah Reza keluar dari kamar itu.

“Kamu lihat itu! Jangan menganggap jika tuanmu itu mencintaiku. Dia hanya menganggapku sebagai bonekanya saja,” ucap Elsa pada pelayan yang dikhususkan untuk dirinya.

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pelayan itu. Namun, yang Elsa melihat pelayan itu menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Elsa kembali bersiap. Setelah rambutnya ditata sedemikian rupa, ia tinggal memakai perhiasan yang berikan padanya tadi sebagai sentuhan akhirnya.

“Ini sempurna, Nona. Anda terlihat sangat cantik,” puji pelayanan itu.

“Mungkin itu bagimu, tapi tidak dengan Erick. Dia selalu saja mencari sebuah celah untuk menghinaku,” ucap Elsa.

“Anggap saja ada masalah pada mata tuan Erick, Nona Elsa,” ucap pelayan itu.

Elsa tertawa, “Benar juga katamu.”

Elsa melihat dirinya di depan cermin. Baru kali ini Elsa bisa melihat penampilannya dirinya yang berbeda. Sungguh Elsa sangat menyukai perhiasan itu. Terlihat sederhana, tetapi siap sangka satu set perhiasan itu berharga fantastis.

“Baiklah aku pergi dulu. Terimakasih karena kamu telah membantuku bersiap.”

“Mari saya antar, Nona,” ucap pelayan itu.

Elsa keluar dari kamar mewah itu bersama sang pelayan. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol. Elsa tidak berhenti bertanya pada pelayan itu mengenai tentang Erick. Namun, Elsa merasa jengah karena pelayanan itu tidak berhenti memuji Erick.

“Apa dia sebaik itu?” batin Elsa.

“Nona Elsa, saya hanya bisa mengantar sampai sini. Silahkan anda melangkah lurus ke arah sana. Tempat pestanya ada di sebelah sana.”

“Baiklah, terimakasih. Sampai jumpa,” ucap Elsa.

“Sampai jumpa, Nona.”

Elsa melangkah dengan langkah anggun ke tempat pesta. Dua orang penjaga di pintu masuk tempat pesta menyapa Elsa dan Elsa membalasnya dengan senyuman. Saat Elsa masuk ke dalam ruang pesta, ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Erick, si tampan yang menyebalkan.

“Di mana laki-laki menyebalkan itu,” gumam Elsa.

Elsa merogoh tas tenteng kecilnya untuk mengambil ponselnya. Jarinya mengetik layar ponsel untuk mengirim pesan pada Erick.

“Siapa yang sedang kamu cari? Apa suami orang?”

Elsa menoleh ke asal suara. Matanya memutar jengah saat melihat Amanda berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“Kamu bicara padaku?" tanya Elsa.

Amanda menunjukkan senyum sinisnya. "Tidak ada orang lain di sini, 'kan.”

“Apa maksud dari ucapanmu tadi?”

Mata Amanda melihat kalung yang melingkar di leher Elsa. Timbul rasa iri dalam diri Amanda. Bagaimana seorang Elsa bisa mendapatkan kalung semahal itu.

“Laki-laki kaya siapa lagi yang sedang kamu rayu,” sindir Amanda.

“Aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu, Amanda,” ucap Elsa.

“Jangan sok polos! Perhiasan yang kamu pakai itu berharga fantastis. Bagaimana seorang model bisa membeli barang seperti itu,” ucap Amanda.

“Kamu tidak perlu tahu. Dan Amanda ... berhentilah untuk mencampuri semua urusanku. Lebih baik urus urusanmu sendiri,” pinta Elsa.

“Aku tidak akan berhenti mencampuri urusanmu jika kamu berhenti untuk merayu suamiku,” ucap Amanda.

“Amanda ... aku sudah mengatakan padamu ... aku dan Bobi hanya masa lalu. Aku sudah tidak ada hubungan apapun dengan dia.” Elsa mencoba memberi pengertian pada Amanda. “Dan jika Bobi belum bisa melupakan aku, itu urusan suamimu dan tidak ada hubungannya denganku.”

Setelah mengatakan itu, Elsa berniat pergi dari tempat itu. Namun, tanpa Elsa duga Amanda menarik tangannya.

“Amanda ... lepas! Apa yang mau kamu lakukan?”

“Aku ingin semua orang di sini tahu siapa kamu sebenarnya.”

Amanda terus menarik tangan Elsa, membawanya ke tengah kerumunan. Elsa melihat Amanda meminta mic pada salah seorang di tempat pesta itu. Elsa benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Amanda.

“Permisi, mohon perhatiannya.” Amanda memanggil semua orang untuk melihat ke arahnya.

“Amanda ... lepas!” Elsa mencoba melepaskan diri. Namun, cengkraman tangan Amanda sangat kuat.

“Mohon maaf menganggu waktu kalian. Saya hanya ingin memperkenalkan seseorang pada kalian di sini,” ucap Amanda.

Amanda melihat sekilas ke arah Elsa dengan senyum sinisnya. Dan kemudian Amanda kembali berbicara.

“Kalian pasti mengenal wanita ini, 'kan! Kalian mengenal wanita ini sebagai seorang model. Tapi kalian tidak tahu jika sebenarnya wanita ini adalah seorang pelakor.”

“Dia merayu suami orang termasuk suami saya,” lanjut Amanda. “Jika kalian tidak percaya ... lihat perhiasan yang dia pakai! Tidak mungkin hanya seorang model bisa membeli satu set perhiasan berharga fantastis seperti ini, kalau bukan dari hasil merayu orang.”

“Saya sarankan pada kalian para istri untuk berhati-hati dengan wanita ini,” lanjut Amanda.

Mata Elsa terbuka lebar saat mendengar kalimat yang diucapkan oleh Amanda. Elsa langsung memandang ke semua orang di hadapannya dengan menggeleng kecil seolah sedang memberitahukan pada semua orang jika yang dikatakan oleh Amanda adalah bohong. Elsa menundukkan kepalanya saat melihat semua orang terlihat mempercayai ucapan Amanda.

Amanda sendiri terlihat puas dengan reaksi semua orang pada Elsa. Tanpa berperasaan Amanda mendorong tubuh Elsa, membuatnya melangkah mundur. Beruntung ada yang menahan tubuh Elsa membuatnya tidak terjatuh ke lantai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status