แชร์

Bab 12. Luka yang tak terucap

ผู้เขียน: Ralonya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-06 15:32:47

Begitu dokter keluar dari ruang tindakan, Marcell langsung berdiri.

“Bagaimana kondisinya?”

“Kami berhasil menstabilkan tekanan darahnya untuk sementara. Tapi pasien mengalami syok berat. Fisiknya kelelahan, namun yang paling membahayakan adalah tekanan psikis yang dapat mengancam kehamilannya. Untuk saat ini, mohon tidak memberi tekanan apa pun pada pasien.”

Marcell mengangguk sekali. Rahangnya menegang, tatapannya terpaku ke arah bangsal tempat Amel dirawat.

Beberapa saat kemudian, ketika perawat sudah pergi, Marcell masuk. Ia berdiri lama di depan ranjang. Menatap tubuh yang kini terbaring diam, lemah, seolah tidur panjang tanpa mimpi.

**

Langkah tergesa menggema di lorong rumah sakit. Jonathan datang dengan jas masih melekat, rambut berantakan, dan napas memburu. Setelah mendengar kabar dari asisten Ratna, pikirannya porak-poranda.

Ia langsung mendapati Marcell duduk di bangku tunggu. Tubuhnya tegang, tatapan kosong menembus lantai. Tapi begitu Jonathan muncul, Marcell berdiri.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 29. Ditinggalkan di tengah kemegahan

    Marcell mengangkat bahu seakan tak peduli. "Dan sekarang, aku tidak butuh kau lagi. Karena gadis itu sudah menyerahkan seluruh kendali hidupnya padaku." Marcell mendekat. “Tapi kalau kau mau, aku bisa membantumu untuk mendapatkan Jonathan seutuhnya.”Fidya mundur setengah langkah, rahangnya bergetar. “Dengan cara yang busuk?” Sarkas Fidya. “Aku masih punya akal sehat, Marcell. Kau itu monster kecil dalam keluarga terhormat. Dan aku tidak mau menaruh hidupku padamu!” Marcell tertawa pelan. "Baiklah.” Ia menoleh ke arah kerumunan. Tatapannya jatuh pada Amel yang tampak anggun berdiri di sisi Jonathan. “Tapi kalau kau berubah pikiran,” Ia kembali menoleh pada Fidya, senyum liciknya terbit, “kau tahu kemana harus mencariku.” “Tidak, terima kasih.” Fidya menegakkan dagu. “Aku lebih suka dengan caraku sendiri.” Ia meletakkan gelas kristal itu ke meja dengan sedikit kasar, lalu berbalik meninggalkan Marcell tanpa menoleh. Sementara itu, di tengah Ballroom, Jonathan menggenggam tangan Amel

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 28. Pengakuan dibalik sorotan lampu kristal

    Lampu kristal menggantung megah di langit-langit Ballroom yang luas. Suara langkah para sosialita memantul di lantai marmer, menciptakan atmosfer formal yang dingin. Di antara kerumunan tamu undangan, langkah seorang wanita muda dan pria dewasa di sisinya mencuri perhatian. Amel tampak tenang dengan gaun hitam elegan berpotongan sederhana, rambutnya disanggul rapi, dan riasan tipis tampak pada wajah lembutnya. Hari ini ia berdiri di tempat yang tidak pernah ia bayangkan, sebagai istri pewaris keluarga Sailendra. Jonathan di sampingnya mengenakan setelan tiga potong gelap. Sikap tegak, sorot matanya dingin, dan tangannya melingkar di pinggang Amel. Di tengah ruangan, Ratna berdiri mengangkat gelas kristal tinggi-tinggi. “Selamat malam, izinkan saya mengenalkan menantu keluarga Sailendra, Amelia Putri Sailendra, istri cucu saya, Jonathan Sailendra.” Tepuk tangan bergemuruh menyambut perkenalan singkat itu. Amel yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian mendadak menegang. Jonathan

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 27. Menginjak lawanmu sampai dia tidak bisa berdiri

    Jonathan menoleh cepat menatap Marcell. Rahangnya mengeras, tangan kirinya mengepal di sisi paha. Ia menarik napas dalam, berusaha meredam amarah yang nyaris meluap.“Aku rasa kau lupa satu hal,” ucap Jonathan dingin. “Amel itu istriku.”Marcell menautkan jari-jarinya di depan dada, bersandar santai di sandaran kursi.“Aku tahu. Lagipula aku tidak mengklaim dia milikku,” ujarnya tenang. “Aku hanya bilang, dia berarti bagiku.”“Berarti?” Jonathan mengulang dengan nada mengejek. “Kau bicara seakan punya tempat di hidupnya.”Marcell menautkan alis. “Memangnya kau juga punya tempat di sana?” “Dia istriku,” katanya pelan, seperti peringatan. “Seharusnya kau tahu batasmu!”Marcell tak menjawab hanya menatap balik dengan senyum tipis yang sulit dibaca, entah itu meremehkan atau menantang.“Sudah cukup kalian berdua!” seru Ratna yang mulai muak mendengar perdebatan mereka. Dia menatap Marcell dan Jonathan bergantian menghentikan ketegangan yang terjadi di antara mereka. “Eyang akui kalau vi

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 26. Cara untuk membuatnya tetap berarti

    Namun ketenangan itu tak bertahan lama. Ponsel Jonathan di samping ranjang berdering, layar menyala menampilkan nama Raden. Amel tetap duduk di sisi ranjang, jemarinya saling menggenggam erat dipangkuan.Perlahan Jonathan mengerjapkan mata. Sorotnya kosong sejenak, lalu pandangannya jatuh pada Amel. Ia mengangkat badannya duduk bersandar di sandaran ranjang. Ada satu detik jeda sebelum ia meraih ponsel itu, menempelkan ke telinga. Hanya beberapa patah kalimat yang terdengar, nada diseberang cepat dan mendesak membuat mimik wajah Jonathan berubah. Rahangnya menegang, alisnya merapat, matanya meredup gelap seiring kata yang dia dengar. Saat panggilan berakhir, ia menurunkan ponsel itu perlahan. Jari-jarinya memutih mencengkram benda pipih itu. Ia membuka salah satu portal berita di layar ponsel, menatapnya lama sebelum akhirnya mendengus pendek. Matanya beralih pada Amel, tatapan itu keras meminta penjelasan. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Jonathan. Amel memandang ujung kakinya, bib

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 25. Sentuhan hangat di malam yang dingin

    Hening menyelimuti kamar itu, seakan semua amarah dan perdebatan tadi hilang tertelan tembok kamar. Amel duduk di tepi ranjang, jemarinya gemetar saat merapikan selimut sedangkan Jonathan berdiri beberapa langkah darinya. “Beristirahatlah,” pinta Jonathan memecah keheningan. Amel tak menjawab. Ia perlahan berbaring di sisi ranjang. Membelakangi pria itu. Lalu tak lama ranjang berderit ringan, punggungnya menegang ketika merasakan kalau pria itu ikut berbaring di sampingnya. Lampu tidur menyala temaram, menyoroti siluet dua tubuh yang terbaring di atas ranjang. Di balik punggungnya, Jonathan tetap terjaga. Tatapannya jatuh pada bahu sempit Amel, pada rambut kusut yang ingin ia rapikan, pada jarak tipis yang terasa begitu jauh.Perlahan, ia mengulurkan tangan. Jemarinya ragu sejenak di udara, sebelum akhirnya menempel pelan di pinggang Amel membuat tubuh gadis itu menegang. “Biarkan aku memelukmu malam ini,” tutur Jonathan lembut. Lalu lengan kuat itu menariknya pelan dan melingka

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 24. Milik yang tak ingin dilepas

    Langkah Amel tertahan saat Jonathan kembali menarik pergelangan tangannya. Genggaman itu begitu kuat, nyaris menyakitkan, seolah tak menerima penolakan.“Tetap di kamar ini!” tekan Jonathan. “Kamu istriku, Amel. Tempatmu di sini.” Amel menunduk, menatap pergelangannya yang nyaris kebas di dalam genggaman itu. “Lepas, kak,” desisnya lirih. Tapi Jonathan tak peduli. Sorot matanya keras, tajam, penuh tuntutan. “Lepas! Tanganku sakit!” seru Amel, bergetar dan panik. Ia berusaha menarik diri, tapi cengkraman itu justru makin menguat. Rautnya memucat. Tangis yang sudah ditahannya sejak tadi nyaris meledak.Dan dalam satu gerakan cepat, Jonathan menariknya, membuat tubuhnya terayun ringan dan terdorong ke dalam kamar. Pintu menutup dengan hentakan yang tak terlalu keras, tapi cukup membuat dadanya berdegup kencang. “Ini rumahmu.” Suara Jonathan terdengar berat di keheningan yang mendadak mencekam. “Tempatmu di sini. Di sisiku.”Amel berdiri terpaku. Pandangannya jatuh pada tempat tidur b

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status