Share

Bab 12

Author: Zelda
Orang-orang lain juga menatap Rachel dengan penuh amarah yang tidak terbendung.

Rachel menatap wajah-wajah penuh amarah yang terungkap dengan jelas di hadapannya. Sepertinya mereka sudah menahan diri sejak lama.

Sekarang mereka menggunakan kesempatan ini untuk melampiaskan semuanya pada Rachel.

Sebelum Rachel sempat berbicara, Yasmin sudah melangkah maju.

"Waktu perayaan ulang tahun Nenek kemarin, aku mendengar Kakak mengatakan kalau ini adalah obat yang baru diformulasikan. Tapi aku nggak menyangka Kakak ternyata ingin mencelakai Nenek. Apa lagi yang membuatmu merasa nggak puas sekarang? Nenek begitu menyayangimu, aku juga sudah menanggung semua tekanan untuk meminta maaf padamu di depan publik," ujar Yasmin.

Ketika mengatakan ini, Yasmin seakan merasa sangat tersakiti, hampir menangis.

Yang lain ikut membelanya, "Untuk apa meminta maaf pada orang seperti dia? Dia adalah pembunuh!"

Rachel berkata dengan nada dingin, "Saat ini kondisi Nenek nggak membahayakan nyawanya. Aku akan menemukan penyebab pingsannya, lalu akan melakukan segala upaya untuk mengobati Nenek!"

"Kamu? Kenapa kami harus percaya padamu? Kamu sekarang sedang dicurigai sengaja melukai Nenek. Kamu harusnya ditangkap!"

James berkata dengan nada angkuh, "Selain itu, mengenai Grup Staffor, aku selalu menjadi Direktur Eksekutif ketika Nenek masih ada. Sekarang Nenek nggak sadarkan diri, aku adalah orang yang akan bertanggung jawab di Grup Staffor. Aku akan memanggil tim medis khusus untuk merawat Nenek. Rachel, meski kamu adalah anakku, aku akan menyerahkanmu ke polisi karena tindakanmu ini!"

Rachel memandang James dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Hanya aku yang paling memahami kondisi Nenek. Hanya aku yang bisa mendiagnosis langsung."

Ivana mendengus merendahkan, "Kamu? Kamu hanya seorang dokter biasa. Selain itu, kata-katamu sekarang nggak ada artinya. Rachel, jangan lupa, kamu hanya mengandalkan kasih sayang Nenek untuk bisa tetap bertahan di Keluarga Staffor. Sekarang Nenek pingsan, kamu pikir siapa yang masih akan memanjakanmu? Apa kamu pantas?"

"Benar sekali!"

Rachel langsung menjadi target kemarahan semua orang. Dia melihat ke arah James, ayah kandungnya.

Namun, ekspresi James sama seperti yang lain, bahkan lebih merendahkan dirinya. James berkata, "Ibumu benar. Sekarang, aku yang memimpin Keluarga Staffor, kamu nggak berhak menentang!"

Rachel tersenyum dingin, penuh ejekan pada dirinya sendiri. Hubungan darah ini ... ternyata hanya sebatas ini saja.

Dia menarik napas dalam. Bagaimanapun juga, Rachel tidak akan membiarkan neneknya dibawa pergi oleh mereka. Kejadian ini sendiri memiliki banyak kejanggalan. Setiap orang dari Keluarga Staffor di tempat itu adalah orang yang mencurigakan.

Tepat ketika Rachel bersiap untuk menghadapi mereka dengan segala konsekuensinya, tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk.

"Maaf mengganggu sebentar."

James melihat ke arah suara, tanpa sadar bertanya, "Pak Christo, kenapa kamu ada di sini?"

Di belakang Christo, sang pengacara, ada kepala pelayan yang biasa mendampingi Stella.

Christo melangkah maju, memperbaiki kacamata berbingkai emasnya, lalu berujar dengan nada sopan, "Sepertinya kedatanganku tepat waktu. Keluarga Staffor tampaknya sedang mengalami perselisihan."

Dia melihat Stella yang terbaring di sofa, lalu melihat ke arah Rachel untuk bertanya, "Bagaimana keadaan Bu Stella?"

Rachel menjawab, "Untuk sementara dia nggak sadarkan diri, tapi nggak ada bahaya yang mengancam nyawanya."

Christo tampak sedikit lega. "Baiklah."

Kemudian, dia melihat ke arah semua anggota Keluarga Staffor, lalu berkata, "Semuanya, aku membawa sebuah dokumen. Dokumen ini telah disahkan oleh notaris sejak lama oleh Bu Stella! Sekarang aku akan membacakannya, mohon semua mendengarkan."

Dokumen yang disahkan notaris?

Semua orang jelas merasa terkejut. Apakah ini wasiat Stella?

Chritso membuka dokumen itu, lalu mulai membacakannya dengan tenang.

"Isi dokumen ini adalah, nggak peduli pun yang terjadi pada Bu Stella di masa depan, baik koma karena sakit berat atau meninggal dunia, cucu perempuan tertuanya, Rachel Staffor, akan mewarisi 51% sahamnya di Grup Staffor!"

Begitu isi dokumen dibacakan, wajah semua orang berubah drastis.

"Apa?"

Wajah Yasmin dan Ivana bahkan menjadi makin pucat.

Stella secara langsung memberikan semua sahamnya kepada Rachel? Ini juga sudah disahkan di notaris? Bagaimana bisa mereka tidak mengetahuinya sama sekali?

Rachel menatap dokumen itu dengan sedikit terkejut. Di bawahnya ada tanda tangan asli neneknya. Mata Rachel langsung terasa panas.

Neneknya sudah menyiapkan begitu banyak jalan untuknya. Dia benar-benar ....

Christo melanjutkan, "Karena Nona Rachel masih muda, Grup Staffor tetap akan dikelola oleh Pak James. Tapi karena Nona Rachel memiliki 51% saham, dia memiliki hak suara mutlak di Grup Staffor. Mohon semuanya memahami hal ini!"

James mengepalkan tangannya erat, mengertakkan gigi, lalu berujar, "Tapi Rachel dicurigai sengaja menyakiti Nenek. Dia pingsan setelah meminum obat dari Rachel! Dia nggak pantas memiliki begitu banyak saham!"

Christo berkata dengan tenang, "Bukan hak kalian untuk memutuskan tentang masalah ini. Tapi memang diperlukan penyelidikan polisi untuk membuat kesimpulan. Selama periode ini, Nona Rachel akan tetap menjadi pengendali mutlak Grup Staffor."

Wajah James serta beberapa pemegang saham Grup Staffor langsung berubah menjadi sangat muram.

Christo dengan hormat melihat ke arah Rachel, lalu bertanya, "Nona Rachel, apa yang akan dilakukan selanjutnya?"

Rachel terdiam beberapa detik, lalu berkata, "Bawa Nenek ke ruang VIP Rumah Sakit Handar. Aku akan merawatnya sendiri, juga akan terlibat langsung dalam pengobatannya."

"Baik."

Kepala pelayan dan pengacara segera mengatur segalanya. Meskipun anggota Keluarga Staffor lainnya merasa tidak rela, mereka tidak bisa mengucapkan satu kata protes pun di hadapan surat notaris Stella.

Di luar kediaman Keluarga Staffor, Stella dengan hati-hati dinaikkan ke dalam mobil. Ketika Rachel hendak berjalan ke pintu, Yasmin langsung menghalangi jalannya.

"Kakak, kamu memang pandai, ya. Kenapa sebelumnya aku nggak pernah tahu kalau kamu begitu hebat?" ujar Yasmin.

Rachel menunjukkan ekspresi dingin ketika membalas, "Minggir!"

"Heh!" Yasmin tertawa lebih dingin, bahkan tidak repot-repot berpura-pura lagi. "Nenek pasti sudah kamu guna-guna sampai dia begitu memanjakanmu. Apa yang membuatmu berpikir bisa bersikap begitu sombong? Kebenaran pada akhirnya akan terungkap!"

Kebenaran?

Ekspresi Rachel menjadi lebih dingin. Dia menatap tajam Yasmin, matanya seperti dipenuhi es.

"Sebaiknya kamu berharap kejadian ini nggak ada hubungannya denganmu ketika aku menemkan kebenarannya. Kalau nggak, Yasmin, aku jamin kamu akan mati tanpa tahu bagaimana kamu mati!"

Mengapa begitu Nenek pingsan, Yasmin langsung datang dengan semua orang? Apakah ini hanya kebetulan? Hanya orang bodoh yang percaya!

Tatapan Rachel membuat hati Yasmin langsung merasa dingin. Dia mundur selangkah, langsung mengalihkan topik.

"Tentu saja ini nggak ada hubungannya denganku. Oh ya, aku juga ingin memberimu kabar baik. Setelah insiden pesta ulang tahun itu, Kak Gavin makin mencintaiku. Di depan pamannya, dia menyatakan kalau dia hanya akan menikahiku. Pernyataan permintaan maaf itu hanya sandiwara. Kakak, kamu nggak benar-benar berpikir aku dan Gavin merasa bersalah padamu, 'kan?"

Rachel tersenyum dingin.

"Tentu saja kamu nggak akan merasa bersalah. Sama seperti video di pesta ulang tahun itu. Itu diambil oleh temanmu, 'kan? Pada malam tahun baru, dia berada tepat di belakangku. Di pesta ulang tahun, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau temanmu pergi ke belakang panggung untuk mengganti audio. Sayang sekali, rencanamu hampir berhasil! Tapi pada akhirnya kamu tetap saja gagal. Batu yang kamu angkat malah menimpa kakimu sendiri. Bagaimana rasanya?" balas Rachel.

Begitu mendengar ini, mata Yasmin langsung menyala dengan api kemarahan!

Jika bukan karena kemunculan Caden, semuanya akan berada dalam kendali Yasmin. Kenapa si jalang Rachel ini mendapat bantuan dari orang sekelas Caden? Sekarang semua orang di internet mengutuknya!

Rachel melirik dengan tatapan dingin serta merendahkan, lalu melanjutkan, "Mengenai permintaan maaf, itu urusan kalian. Meskipun kamu menggonggong di depan publik, pendapatku nggak akan berubah setelah aku mendengarnya. Lagi pula, kalian memang pasangan bajingan!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status