Share

Bab 9

Penulis: Zelda
Keesokan harinya.

Di restoran kelas atas di pusat kota.

Begitu Rachel selesai bicara, Sonya Orton, sahabat Rachel, langsung menjadi lebih bersemangat.

"Kamu bilang di pesta ulang tahun kemarin itu kalian ketemu untuk kedua kalinya? Saat pertama kali bertemua dia juga pernah menyelamatkan hidupmu?"

Rachel mengangguk pelan. "Ya."

Setelah mendengar itu, ekspresi Sonya tampak lebih bersemangat lagi. Dia memiringkan kepala untuk berpikir sejenak, lalu tiba-tiba melontarkan kalimat yang mengejutkan.

"Rachel, bagaimana kalau kamu menikah dengan Caden saja?"

"Puff!"

Rachel langsung menyemburkan teh yang baru diminumnya.

"Jangan panik, jangan panik. Cepat ambil tisu untuk membersihkannya dulu," kata Sonya.

Rachel menatap ke arah Sonya, lalu berujar, "Apa kamu tahu apa yang baru saja kamu katakan?"

"Tentu saja aku tahu." Sonya menyeringai nakal, lalu melanjutkan, "Dengarkan aku. Kalau kamu menikah dengan Caden, si bajingan Gavin itu harus bersujud memanggilmu Bibi!"

Rachel tidak bisa berkata-kata.

"Kemudian, kalau si jalang kecil Yasmin itu benar-benar bersama dengan Gavin, mereka berdua juga harus bersujud memanggilmu Bibi sambil menyuguhkan minuman! Bagaimana? Bukankah kedengarannya menyenangkan?" lanjut Sonya.

Rachel hanya bisa menghela napas. "Jadi, aku harus menikah dengan Caden hanya untuk membuat mereka memanggilku Bibi?"

"Nggak hanya itu saja. Caden masih lajang, sementara kamu juga belum menikah. Dia juga pernah menyelamatkanmu. Ini seperti takdir yang mengikat kalian berdua. Kalian akan menjadi pasangan yang sempurna," ujar Sonya.

Rachel mengusap keningnya, lalu membalas, "Jangan bicara omong kosong. Aku dan Caden itu bahkan nggak saling mengenal. Kami baru dua kali bertemu."

"Memang kenapa kalau baru dua kali bertemu? Nggak peduli berapa banyak kalian bertemu, semua pasti bisa kalau memiliki kemauan. Kamu belum mencobanya, bagaimana bisa mengatakan kalau itu nggak mungkin?" balas Sonya.

Rachel hanya bisa tersenyum tak berdaya, lalu menepuk kepala sahabatnya yang memiliki imajinasi liar itu.

"Baiklah, biarkan aku pulang untuk tidur dulu, ya. Lagi pula, semuanya mungkin terjadi di dalam mimpi," ujar Rachel.

Saat Sonya hendak melanjutkan kata-katanya, ponsel di meja mereka berbunyi secara bersamaan.

Mereka melirik ke arah layar.

Ada berita yang sedang viral muncul di antarmuka ponsel.

Begitu Sonia membukanya, matanya langsung membelalak. "Astaga! Ada yang merekam kejadian di pesta ulang tahun semalam, lalu mengunggahnya ke internet!"

Berita itu tampak sangat populer. Komentarnya pun tidak sedikit, bahkan masih terus bertambah setiap detiknya.

[Apa kalian tahu? Katanya Rachel sudah mengejar Gavin seperti antek yang setia selama delapan tahun. Sekarang, ada orang yang mencuri pria itu. Ternyata Gavin sudah memiliki orang yang disukanya.]

[Meskipun mereka sudah bertunangan, tampaknya itu adalah hasil perjodohan orang tua. Zaman sekarang, siapa yang masih dijodohkan? Jelas-jelas Gavin dan Yasmin itu adalah sosok cinta sejati.]

[Benar sekali!]

Makin banyak Sonya membaca komentar netizen, makin kesal dia.

"Apa orang-orang ini buta? Jelas-jelas Yasmin itu sudah menjadi pihak ketiga. Gavin si bajingan itu juga suka berselingkuh. Bagaimana bisa mereka menyebutnya cinta sejati?" ujar Sonya.

Rachel juga melihat komentar-komentar itu. Mayoritas netizen justru mendukung Gavin dan Yasmin.

Sonya merasa marah, hampir saja menyerbu netizen di kolom komentar. Namun, Rachel berkata dengan tenang, "Sonya, lupakan saja."

Sonya tetap tidak rela menerima semua ini. "Kenapa kamu membiarkan mereka memfitnahmu seperti ini?"

Rachel menatap ke luar jendela dengan tenang.

"Mungkin ini adalah harga yang harus aku bayar. Aku mengejar Gavin tanpa berpikir panjang selama delapan tahun. Sudah beberapa kali aku disakiti, tapi aku masih nggak sadar juga. Sekarang aku terkena karma. Ini wajar," ujar Rachel.

Sonya langsung merasa sedih mendengar ini. "Rachel ...."

"Nggak masalah. Aku sudah bisa menerima semuanya. Biarkan saja semua berlalu dengan sendirinya. Kami akan menjalani hidup masing-masing," potong Rachel.

Di gedung pencakar langit di pusat Kota Handar.

Caden berdiri di depan jendela dengan mengenakan setelan jas hitam yang dibuat khusus. Tubuh tegapnya tampak gagah bagaikan lukisan.

Matanya menatap ke luar jendela dengan dingin, melihat ke arah keramaian kota.

Trey melangkah masuk ke dalam ruangan dengan hormat.

"Pak Caden, sesuai perintahmu, kantor pusat Grup Finston sudah resmi dipindahkan ke dalam negeri. Sebagian besar urusan juga sudah ditangani," lapor Trey.

Caden mengangguk santai. "Ya."

Trey tampak ragu sejenak, sebelum akhrinya melangkah maju sambil menyerahkan iPad. Dia berujar, "Aku rasa kamu perlu melihat berita ini."

Caden meliriknya sekilas.

Begitu membaca isi beritanya serta melihat komentar netizen, mata Caden tampak menyipit perlahan.

Trey berkata, "Sepertinya netizen hanya asal berkomentar tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya. Video ini baru saja diunggah. Apa kita perlu menekan penyebaran berita ini?"

Suara Caden berubah dingin ketika membalas, "Dampaknya sudah terjadi. Sekali pun kita menekan beritanya, tetap saja akan ada opini publik. Tentu saja masalah ini pasti akan sampai ke telinganya."

"Jadi, maksudmu ...."

Caden melangkah menuju kursinya dengan kaki jenjangnya, lalu duduk di sana.

"Di mana Gavin?"

Trey menjawab, "Sejak kemarin, Mario, istrinya serta Gavin terus ingin menemuimu. Sepertinya mereka masih merasa enggan kehilangan jabatan sebagai CEO kantor cabang."

Caden berkata dengan nada dingin, "Panggil mereka ke sini, sekalian bawa juga Yasmin."

Setengah jam kemudian.

Empat orang tampak berdiri di hadapan Caden.

Mario bertanya dengan cemas, "Caden, kamu ingin bertemu dengan kami? Apa ini artinya kamu berubah pikiran?"

Caden duduk dengan santai di kursinya, tetapi sorot matanya membuat siapa pun tidak berani bertindak sembarangan.

Caden berkata, "Kalian semua sudah melihat kalau kejadian kemarin malam tersebar di internet, hingga menjadi perbincangan panas. Karena masalah ini sudah menjadi sorotan publik, Grup Finston harus memberi penjelasan pada publik."

Mario bertanya, "Maksudmu ...."

Caden langsung menjawab, "Sederhana saja. Gavin dan Yasmin harus membereskan sendiri semua yang sudah mereka lakukan."

Gavin langsung membeku, saling melempar tatapan dengan Yasmin. Keduanya langsung mendapatkan firasat buruk.

Caden perlahan bangkit dari kursinya. Posturnya yang tegap membawa aura yang mengintimidasi.

"Gavin dan Yasmin, kalian berdua harus membuat video permintaan maaf secara langsung untuk Rachel! Akui secara terbuka kalau Gavin sudah berselingkuh terlebih dulu. Sementara Yasmin, kamu harus mengakui kalau kamu iri pada kakakmu dan dengan sengaja merebut pacarnya! Ini semua adalah faktanya. Keluarga Finston harus menunjukkan hormat pada Nona Rachel!" jelas Caden.

Gavin dan Yasmin langsung tertegun di tempat.

"Setelah kalian melakukan ini, aku bisa menyetujui penyerahan posisi CEO kantor cabang pada Gavin. Tapi dengan masa percobaan tiga bulan. Kalau dalam tiga bulan ini perusahaan bisa mencapai target keuntungan tertentu, Gavin bisa terus menjadi CEO kantor cabang," lanjut Caden.

Begitu mendengar kata-kata Caden, Mario dan istrinya akhirnya tergoda juga meski sempat ragu sejenak.

Mereka menatap Gavin, lalu mulai membujuknya, "Gavin, dengarkan apa kata pamanmu. Buatlah video permintaan maaf, lalu segera unggah video itu ke internet. Bagaimanapun juga, ini memang kesalahanmu terhadap Rachel. Mungkin memang kamu akan mendapatkan kritik dari publik untuk sementara waktu, tapi nanti semuanya akan mereda dengan sendirinya. Masalah ini nggak sepenting posisi CEO kantor cabang!"

Gavin mengepalkan tinjunya. Meskipun hatinya merasa enggan, posisi CEO kantor cabang yang penuh kekuasaan itu terlalu menggoda. Tanpa jabatan itu, Gavin bukanlah siapa-siapa.

Setelah didesak oleh orang tuanya, Gavin pun tidak punya pilihan.

Akhirnya, Gavin mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan melakukannya."

Namun, wajah Yasmin tampak pucat seperti mayat. Dia langsung melangkah mundur tanpa sadar.

Tidak, dia tidak ingin melakukannya. Dia hanyalah seorang gadis muda, tetapi sekarang dia harus diseret ke hadapan publik seluruh Negara Anjaya. Jika semua orang mengetahui bahwa dirinya adalah seorang selingkuhan, bagaimana Yasmin akan menghadapi orang-orang di masa depan?

Caden menatap Yasmin dengan tatapan dingin.

"Kenapa? Kamu nggak sanggup menundukkan kepala untuk melakukan ini sekarang? Waktu kamu merebut pacar kakakmu, kenapa kamu nggak memikirin apa dia bisa bertahan? Kenapa kamu nggak memikirkan kalau dia juga akan menjadi bahan gunjingan orang-orang?" ujar Caden.

Wajah Yasmin pucat pasi, air matanya mengalir deras. "Nggak, aku nggak mau .... Aku bukan selingkuhan. Aku benar-benar mencintai Kak Gavin ...."

Caden membalas dengan nada dingin, "Apa cinta yang kamu maksud itu adalah, kamu tetap nekat mengejar Gavin tanpa henti meski tahu mereka sudah bertunangan, lalu dengan bangga merebutnya?"

Wajah Yasmin menjadi makin pucat, sementara tubuhnya membeku di tempat.

Bagaimana mungkin Caden mengetahui semua ini?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status