Share

Bab 10

Author: Zelda
Caden langsung menatap ke arah Gavin.

"Gavin, tindakanmu sendiri yang memunculkan skandal seperti ini, hingga memengaruhi seluruh Keluarga Finston. Seharusnya kamu sudah aku tindak dengan tegas dari awal! Sekarang aku hanya memberimu satu kesempatan. Lima menit. Pilihannya hanya dua, kalian berdua segera merekam video permintaan maaf, atau angkat kaki dari Keluarga Finston. Aku nggak punya waktu luang untuk menunggumu!" tegas Caden.

Ketika Mario tahu bahwa Caden benar-benar marah, dia segera memberikan isyarat dengan mata kepada Gavin. Seluruh keluarga mereka pun langsung bergerak.

Gavin menatap Yasmin, lalu berkata, "Aku akan mengawasi saat kamu merekam videonya."

Yasmin terus menggelengkan kepala, sementara air matanya mengalir deras. "Aku nggak mau, aku akan hancur. Semua orang pasti akan mencemoohku!"

Paula mengertakkan gigi, lalu membalas, "Kalau tahu semuanya akan begini, kenapa dulu kamu menggoda anakku? Kalau gara-gara kamu Gavin sampai kehilangan posisinya, aku nggak akan memaafkanmu meski harus mati!"

Gavin menatap Yasmin lekat-lekat, lalu berkata dengan nada dingin, "Kalau kamu meminta maaf, kita masih punya kesempatan di masa depan. Tapi kalau kamu nggak melakukannya, kamu akan menanggung sendiri segala konsekuensinya kalau sesuatu terjadi."

Ancaman ini membuat wajah Yasmin menjadi makin pucat.

Beberapa detik kemudian, dia hanya bisa mengangguk, lalu berkata dengan suara bergetar, "Baiklah, aku akan melakukannya."

Setelah mendengar jawaban mereka, Caden melirik dengan tatapan dingin.

"Aku ingin melihat video klarifikasi kalian di internet sebelum besok. Kalian boleh keluar," ujar Caden.

Di lantai bawah, Yasmin pergi sambil terus menangis, sementara wajah Gavin tetap muram.

Paula menatap putranya sambil berkata, "Anakku, ini juga demi kebaikanmu. Ini bukan hanya masalah posisi sebagai CEO kantor cabang. Kalau kamu meminta maaf, kamu bisa jadi masih memiliki harapan untuk kembali bersama dengan Rachel."

Gavin mendengus dingin. "Tapi pernikahan kami sudah dibatalkan. Apa aku harus memohon padanya untuk tetap berada di sisiku? Mustahil."

Paula mengerutkan kening sembari berujar, "Kamu seharusnya berpikir panjang. Apa kamu tahu siapa sebenarnya Rachel itu?"

Gavin bertanya, "Memang siapa dia?"

"Dia adalah satu-satunya murid Bu Camila dari Akademi Kedokteran, seorang ahli terkemuka dari Negara Anjaya. Dia pernah membantu Bu Camila dalam mengembangkan beberapa obat baru yang penting. Bu Camila bahkan sangat memujinya. Hanya berdasarkan ini saja, masa depan Rachel sudah sangat menjanjikan," jelas Paula.

Wanita itu menambahkan, "Kamu pikir kenapa Bu Stella begitu percaya menyerahkan tubuhnya untuk ditangani Rachel? Hasilnya juga sangat baik, 'kan?"

Gavin jelas tertegun.

"Rachel?"

Yang Gavin tahu, Rachel memang berkuliah di Akademi Kedokteran. Dia mengira wanita itu hanya mahasiswi biasa.

Setelah ibunya menyebutkan tentang hal ini, Gavin baru sadar. Sejak kecil kesehatan Gavin memang tidak begitu baik, tetapi sejak bertemu Rachel, semuanya berubah. Selama delapan tahun ini, tubuhnya sangat sehat, tidak pernah sakit, bahkan pilek sedikit pun tidak.

"Bu, dari mana Ibu tahu tentang semua itu?" tanya Gavin.

"Tentu saja aku baru mencari tahu tentang ini. Nak, dengarkan Ibu. Rachel ini bukan orang biasa. Dia pasti akan menjadi seseorang yang hebat di masa depan," balas Paula.

Tatapan Gavin berubah menjadi lebih kelam.

Jika memang seperti itu, dia benar-benar harus meninjau ulang cara pandangnya terhadap Rachel.

Paula berkata dengan suara lembut, "Nak, karena Caden masih bersedia memberimu posisi CEO di kantor cabang, kamu harus benar-benar manfaatkannya dengan baik. Tentang masalah Rachel, kamu juga harus berjanji pada Ibu untuk merebut dia kembali. Hanya dia yang bisa menjadi menantu Keluarga Finston."

"Coba kamu pikir. Selama delapan tahun ini dia selalu mengejarmu, segalanya dia lakukan demi dirimu. Jelas sekali kalau dia sangat mencintaimu, siapa pun bisa melihat itu. Wanita seperti ini paling mudah untuk ditaklukkan kembali. Kamu hanya perlu merayunya sedikit saja, maka dia pasti akan langsung kembali lagi seperti antek yang setia. Bukankah benar begitu?" lanjut Paula.

Ketika mendengar tentang ini, senyum penuh percaya diri muncul di wajah Gavin perlahan-lahan.

Memang benar. Rachel telah menjadi anteknya selama delapan tahun ini. Gavin mengetahui semua tentangnya. Karena Rachel adalah antek setianya, wanita itu pasti akan langsung kembali begitu Gavin memanggilnya!

...

Sore keesokan harinya.

Ponsel Rachel menerima notifikasi berita panas terbaru. Isinya adalah tentang permintaan maaf dari Gavin dan Yasmin.

Rachel membuka videonya. Yasmin tampak menangis sampai matanya memerah, mengakui bahwa dia yang sudah merebut Gavin, menjadi selingkuhan hanya karena merasa iri pada Rachel.

Gavin juga tampak penuh rasa bersalah ketika meminta maaf. Dia memohon agar Rachel memberinya kesempatan kedua.

Komentar yang tadinya menghujat Rachel, kini langsung berbalik. Orang-orang mencemooh Gavin dan Yasmin, mengatakan bahwa mereka adalah orang yang tidak bermoral, serta saling membantu dalam melakukan hal kejam.

Semua hinaan kepada Rachel tiba-tiba lenyap tanpa jejak.

Tatapan mata Rachel menjadi dalam.

Dia tahu bahwa Gavin tidak akan mungkin meminta maaf dengan ikhlas padanya. Jangankan lagi Yasmin.

Alasan kenapa mereka melakukan ini, pasti karena ada tekanan dari seseorang.

Orang itu ....

Wajah dingin dan tegas langsung terbayang di benak Rachel.

Caden.

Apakah dia yang melakukannya?

Saat pesta ulang tahun kemarin saja Caden sudah banyak membantunya. Kenapa sekarang pria itu terus membantunya?

Angin dingin berembus, sementara Rachel menyimpan semua pikirannya, hanya menatap ke luar jendela.

Ini adalah kawasan Vila Azalea.

Pemandangannya sama, langitnya pun sama.

Namun, jika dipikir lagi sekarang, semuanya terasa berbeda.

Saat melihat dari sudut pandang orang luar, Rachel bahkan tidak mengerti kenapa dia dulu bisa begitu rela mengorbankan waktu delapan tahun hanya untuk Gavin.

Semua rasa lelah dan sakit hati itu masih terasa seperti mimpi buruk ketika dipikir kembali.

Memang benar, Gavin adalah penyelamat hidupnya. Namun, ada banyak sekali cara untuk membalas budi. Rachel malah memilih cara paling bodoh.

Pengorbanan demi kepuasan diri sendiri seperti itu hanya berujung pada kebodohan dan bahaya.

Rachel tersenyum simpul. Untungnya, semuanya sudah berlalu. Dia sadar tepat pada waktunya, masih belum terlambat.

Kata-kata Caden saat menyelamatkannya di tepi sungai sudah cukup menyadarkan Rachel sepenuhnya.

Jika seorang gadis tidak menghargai dirinya sendiri, tidak akan ada orang lain yang menghargainya.

Kata-kata itu Rachel simpan dengan baik dalam hatinya.

Dia menarik napas dalam, membuka pintu mobil untuk turun, lalu langsung berjalan menuju ke vila.

Ketika Bibi Ana melihat Rachel, wajahnya tampak penuh suka cita. "Nona Rachel, kamu sudah kembali."

Rachel menjawab dengan tenang, "Bibi Ana, aku datang ke sini untuk mengemasi barang-barangku."

Bibi Ana tampak tertegun. Dia juga sudah melihat beritanya. Namun, selama delapan tahun ini, meski dia dan Gavin bertengkar sebelumnya, tidak pernah sekali pun Rachel langsung mengemasi barang hingga pergi dengan seperti ini.

Rachel langsung naik ke atas. Sebenarnya barang-barang itu bisa saja ditinggalkan. Namun, ada barang peninggalan ibunya di sini. Jadi, Rachel harus membawanya pergi.

Di luar kawasan Vila Azalea, di dekat kolam air mancur, mobil Gavin baru saja melintas ketika dia melihat Yasmin berdiri di depan gerbang sambil melihat sekeliling.

Gavin mengerutkan kening, segera menghentikan mobil.

Ketika melihat Gavin, wajah Yasmin langsung berseri. Dia berujar, "Kak Gavin, kamu sudah pulang?"

Gavin melihat Yasmin hanya memakai gaun tipis. Tubuh wanita itu tampak gemetaran kedinginan. Ada sedikit perubahan di mata Gavin ketika dia bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"

Yasmin berkedip, terlihat polos dan tidak berdaya ketika membalas, "Kamu nggak memberitahuku kata sandi vila, jadi aku nggak bisa masuk."

Gavin berkata, "Bibi Ana seharusnya ada di dalam."

Yasmin menggigit bibir merahnya, berjalan mendekat, lalu menggenggam ujung baju Gavin dengan hati-hati. "Tapi aku hanya ingin menunggu di sini, menunggumu pulang."

Ketika melihat tingkah manja Yasmin, Gavin menghela napas, lalu berkata, "Dasar bodoh. Masuklah ke dalam mobil."

Yasmin tersenyum manis, langsung mengangguk.

Dia mengikuti Gavin masuk ke dalam dengan hati yang merasa puas.

Yasmin sengaja menunggu di sana karena melihat mobil Rachel terparkir di depan pintu vila.

Mana mungkin Yasmin akan melewatkan kesempatan bagus seperti ini?

Dia tahu bahwa Gavin hanya berpura-pura meminta maaf. Pria ini tidak menyukai Rachel. Selama Yasmin bisa merebut hati Gavin, yang akhirnya akan menjadi menantu Keluarga Finston pasti adalah dirinya.

Begitu pintu vila dibuka, Gavin menggandeng tangan Yasmin masuk. Pada saat itu juga, mereka langsung melihat Rachel yang baru turun dari tangga sambil menyeret koper.

Gavin tertegun.

Entah kenapa, Gavin ingin melepaskan tangan Yasmin tanpa sadar. Namun, gadis itu bergerak lebih cepat, langsung menggenggamnya dengan erat.

Yasmin langsung bersandar manja di pelukan Gavin, tersenyum dengan ekspresi terkejut, lalu berkata, "Kakak, kamu ada di sini juga? Kebetulan sekali."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status