Home / Fantasi / Menentang Dunia / Kecepatan Kultivasi

Share

Kecepatan Kultivasi

Author: Er_zhi.zhii
last update Last Updated: 2024-03-22 16:57:12

"A-yi!"

Xieyun khawatir melihat Yira melayang di udara serta dikelilingi cahaya biru. Xieyun berlari mendekati Yira, dia menatapnya serius dan tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun. Perlahan-lahan tubuh Yira turun hingga menyentuh salju, dia membuka matanya dan mengeluarkan aura yang kuat.

Yira tersenyum bahagia menatap Xieyun, dia membalikkan badannya. Yira memberitahu bahwa dirinya menerobos tingkat 2 dan memiliki ekor baru. Xieyun merasa terkejut dengan kecepatan Kultivasi Yira selain itu, beberapa hari lalu dia baru menerobos tingkat 1.

'Kelihatannya latar belakangmu kali ini tidaklah sederhana' batin Xieyun.

Xieyun terdiam sejenak dengan tatapan kosong. Dia masih tidak menyangka fenoma-fenomena aneh terjadi pada Yira.

"Kenapa, ada apa?" tanya Yira.

"Ah...tidak, tidak ada apa-apa. Sudah malam, kamu tidurlah, aku akan menjagamu." jawab Xieyun.

Xieyun menarik Yira untuk tidur bersandar di dadanya. Xieyun memeluknya sambil mengelus lembut surai hitam Yira. Yira merasa sangat aman dan nyaman dengan posisi seperti ini.

Keesokan harinya....

Mereka melanjutkan perjalan menuju kota selanjutnya. Kali ini Xieyun akan mengajaknya untuk merasakan makanan enak. Sekaligus mencari tempat aman untuk Yira.

"A-yi teknik apa yang kamu dapatkan dari ekor ke 2 mu?"

"Pertahanan, kalau tidak salah namanya Kubah Ekor Rubah. A-yun, ayi kita cari hewan spiritual untuk memperkuat pertahananku." ajak Yira.

Gadis yang terkadang irit berbicara kadang juga cerewet itu dengan semangat mengajak Xieyun. Dia menggoyangkan tangan Xieyun untuk merayunya. Yira mulai berani belajar menggoda.

"Tidak."

Yira yang ajakan ditolak mentah-mentah pun merasa kesal, dia mendengus sambil mengekori Xieyun. Dia menghentakkan kakinya berkali-kali namun tidak digubris oleh Xieyun.

Jika Xieyun mengiyakan Yira itu akan sangat berisiko, pasalnya baru kemarin dia menyerap esensi ular berbisa Russell. Tentu saja itu akan sangat berisiko untuk keselamatan Yira. Walaupun Xieyun suka memberi apa yang Yira mau tapi, dia tidak akan menyetujui yang berisiko.

Sampailah mereka ditepi danau.

Yira terpesona dengan kecantikan danau tersebut. Danau dengan air berwarna biru terang kemerahan, tepian danaunya pun berwarna merah darah. Dia mendekat dan berusaha mencelupkan kakinya ke air danau namun langsung ditarik oleh Xieyun.

"Jangan sembarangan! kita tidak tahu ada hewan spiritual apa dengan kultivasi ditingkat berapa."

Nada berbicara Xieyun membuat Yira sedikit tersentak, baru kali ini Xieyun memarahinya. Xieyun yang sadar lantas meminta maaf pada Yira. Itu dia lakukan karena sayang pada Yira, dia takut terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi pada gadis disampingnya itu.

'Danau Diaboli Sanguine.' batin Xieyun.

Tiba-tiba seekor Kura-kura besar muncul dari bawah danau, dia berjalan lurus tanpa memperdulikan apapun. Kura-kura itu terlihat menyeramkan. Dia menerobos apa saja di depannya.

'Kura-kura Aldabra.' gumam Xieyun.

Xieyun menarik tangan Yira untuk berlari menjauh, sepertinya ada yang menyebabkan kura-kura itu keluar danau. Xieyun mengerutkan keningnya, berpikir kenapa Kura-kura itu ada disini, karena Kura-kura itu sehatusnya hidup di padang rumput.

"Anak muda keluarlah! aku tidak akan menyakiti kalian."

Kura-kura tersebut memiliki suara berat. Sepertinya usianya telah melebihi ratusan tahun. Mereka berdua yang sudah ketahuan pun keluar dari persembunyian menghadap Kura-kura raksasa itu.

"Gadis kecil, auramu sama seperti aura tuanku."

Yirapun yang ditatap Kura-kura besar itu merasa kebingungan mendengarnya. Yira menatap mereka bergantian. Xieyun masih setia berpikir apa yang membuat Kura-kura itu bisa sampai di sini.

"Gadis kecil maukah kamu menerima warisanku? hidupku sudah tidak akan lama lagi." tanya Kura-kura.

"Tapi garis darah Saya bukan Kura-kura." jawab Yira.

'Kebetulan sekali.' batin Xieyun.

Xieyun menjelaskan bahwa menerima sebuah warisan tidak harus memiliki kesamaan garis darah. Pewarisan hanya akan menambah teknik dan kekuatan, jika beruntung akan memiliki garis darah ganda. Yirapun mengangguk mengerti.

Kura-kura itu terlihat senang Xieyun membantunya menjelaskan. Dia memuji Xieyun yang berpengetahuan luas. Xieyun menunduk berterima kasih menghormatinya.

"Gadis kecil, tenanglah teknik yang aku wariskan selain teknik murniku juga teknik berunsur es yang ditinggalkan oleh tuanku"

'Sia*l, jika aku menerimanya aku akan ketahuan oleh Xieyun.' batin Yira.

Bukannya tenang Yira malah semakin cemas. Dia selama ini menyembunyikan seni beladiri esnya agar tidak ada yang tahu. Dia bingung dan meminta pendapat Xieyun agar tidak dicurigai.

"Tapi aku tidak memiliki kualifikasi apapun tentang elemen es." dalih Yira.

"Tidak mungkin, gadis kecil auramu memiliki aura spiritual es, sudah dapat dipastikan kamu memiliki garis darah keturunan es." ujar Kura-kura.

Yira sudah berdalih untuk menolak pewarisan itu tapi Kura-kura itu kekeh dengan perkataannya. Mau tidak mau Yira harus berusaha lagi untuk menolak. Dia menatap Xieyun sambil menggeleng agar Xieyun membantunya menolak.

"A-yi cobalah!"

Yira menghela nafas, dia sudah tidak ada cara lagi untuk menolak. Dia menatap Xieyun sambil mengangguk. Dia melangkah maju mendekati Kura-kura Aldabra itu, dalam sekejap cahaya memancar keluar dari teknik ruang.

Yira diteleportasikan ke sebuah tempat, dia celingukan pasalanya tinggal dia seorang diri ditempat itu. Dia mencari sosok Kura-kura tadi, tapi dalam portal itu hanya ada dia seorang.

"Tenanglah jangan gugup, tempat ini akan membuatmu lebih aman dalam menerima warisan"

Sebuah suara menenangkan kegugupan Yira. Yirapun menenangkan dirinya, dia harus percaya bahwa dirinya bisa. Ini semua dia lakukan demi mengetahui kenapa Kura-kura itu bisa merasakan aura esnya.

Dia duduk bersila dan memejamkan matanya muali fokus mengikuti arahan dari senior Kura-kura tersebut. Disisi lain Xieyun terus menatap bongkahan cahaya di udara, dia akan menunggu Yira hingga keluar, dia berusaha tenang dan mempercayakan segalanya kepada Yira.

'A-yi, aku percaya kamu pasti berhasil.'

*Alam Dewa (Regnum Glacies)*

Seorang wanita yang dingin lengkap dengan rambut serta baju mewah berwarna biru, terlihat duduk diatas tahtanya. Dia menyangga kepalanya dengan tangan kanannya sebagai penopang. Tidak berapa lama seorang laki-laki berpakaian tidak lebih mewah dari dirinya berlari tergesa-gesa dan berlutut kepadanya.

"Dewi, ada kabar buruk."

"Katakan!" jawab Dewi Es.

"L-lampu kehidupan panglima Bing Yu dan 4 orang lainnya telah padam." ucap sang penjaga lampu.

"Apa?!" Pekik Dewi Es.

Dia mengubah posisinya yang semula santai menjadi duduk dengan sangat tegang. Dia menatap tajam penjaga lampu kehidupan itu, dia masih merasa belum bisa percaya. Kemudian dia berusaha menenangkan dirinya dan kembali duduk.

"Baiklah, pergilah!"

'Tidak mungkin! aku sudah membuat anak itu cacat.' batin Dewi Es.

Wanita yang merupakan seorang Dewi Es itu turun dari singgasananya, dia berjalan menuju suatu tempat. Sesampainya ditempat itu, ada sepasang suami istri yang sedang dipenjara. Kedua tangan, kaki serta lehernya dirantai menggunakan rantai es. Dia menatap mereka sejenak lalu menyeringai.

"Aku punya kabar untuk kalian."

Dia mengatakannya sambil tersenyum licik. Dia mengerutkan dahinya, dia merasa sangat jengkel karena wanita yang diajak tidak menghiraukannya. Wanita yang berada di dalam sel hanya diam tidak menanggapi maupun menatap sang dewi.

Merasa kesal dia melampiaskan kekesalannya dengan mencambuk mereka berdua. Dia menatap orang di depannya yang terluka. Sang dewi pun membuka bicara, memprovokasi mereka untuk kesekian kali.

"Kali ini dia benar-benar mati di tangan bawahanku. Dia akan sepenuhnya musnah!" ucap sang Dewi.

"heh...kamu pikir aku akan percaya tentang bualanmu!" jawab wanita dalam sel.

Dewi es yang bernama Bing Eiria itupun merasa jengkel, usaha memprovokasinya selama ini selalu gagal. Namun dia tidak akan berhenti begitu saja, membuat mereka menyerahkan tahta dan segel Dewa yang di wariskan oleh Dewi Yiren.

"Aku dan suamiku tidak akan pernah percaya padamu! Apa kamu lupa orang yang kamu incar siapa? Dia adalah reinkarnasi Dewi Yiren. Kamu tidak akan bisa membunuhnya dengan mudah! Sama seperti sebelumnya." tegas wanita itu.

"Adik juniorku yang bodoh. Memang benar,waktu itu aku kesulitan tapi kamu melihat sendiri bukan? Aku membunuhnya dengan tanganku sendiri." jawab sang Dewi.

Dia melihat tangganya, lalu melihat keduanya dengan tatapan sinis. Dia tertawa, perlahan berjalan keluar penjara tersebut. Dalam hatinya tetap ada dendam yang ingin dia balaskan untuk terakhir kali.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menentang Dunia   Orang Dari Masa Lalu

    *Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya

  • Menentang Dunia   Janji Untuk Bertemu

    "Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu

  • Menentang Dunia   Perebutan Posisi Pertama

    "Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."

  • Menentang Dunia   Ujian Dimulai

    "Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski

  • Menentang Dunia   Singa Api

    "Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak

  • Menentang Dunia   Keputusan Bulat

    "Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status