Share

BAB 39

Sedangkan di tempat lain, dua perempuan itu kini berada di dalam gedung. Tubuh mereka didudukan ke kursi dan diikat dengan kencang. Ruangan tersebut banyak sekali debu dan sangat lembab karena tak terpapar sinar matahari. Sangat sepi tidak ada kendaraan berlalu lalang, tempat ini sangat pas untuk markas penjahat.

"Bos, dia masih tidur. Apa kita bangunin?" tanya salah satu preman.

Bastian langsung menoleh ke arah asal suara, lalu menggelengkan kepala.

"Gak perlu, kita istirahat sebentar aja. Lagian dia gak bakal ada yang nyari, aku pernah liat Ibu dan adiknya pergi ke bandara," balas Bastian.

Mereka menghela napas kecewa lalu menganggukan kepala. Semua segera meneguk air karena merasa haus, sedangkan orang yang memata-matain Kania baru saja sampai. Lelaki itu selalu melakukan video call dengan Devano, tak lupa memakai headset untuk mendengar perintah sang bos.

"Cepatlah masuk! Apa yang lain belum sampai," seru lelaki itu.

Mendengar perkataan Bosnya, ia segera menjawab lalu dia seger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status