Share

Juan Alberth

"Dasar pria sakit jiwa, bisa bisanya dia merayu ku dengan begitu gencarnya sementara dia masih menaikkan wanita lain di atas tubuhnya, gannteng sih ganteng, tapi kalau kelakuannya berengsek kaya gitu, amit amit tujuh turunan!" gerutu Risa di sepanjang jalan saat keluar dari ruang karaoke setelah dia mengembalikan hadiah yang di dapatnya itu.

Eits,,, tapi tunggu dulu,, bukannya Mami Ana sering menyebuit kalau Hendrik itu pria tua? Mami Ana yang salah atau matanya yang bermasalah karena melihat pria yang tadi di datanginya adalah pria muda dan tampan.

"Ah sudahlah, mau tua atau muda dan tampan sekali pun yang jelas pria itu berengsek!" umpatnya merasa kesal.

Sementara di ruang karaoke pria yang tadi tiba-tiba di datangi Risa dan di semprot tanpa basa basi itu langsung menyingkirkan wanita yang masih bertengger di atas tubuhnya itu,

"Sudahlah, menyingkir dari tubuhku!" titah pria itu mendorong Nita si pemandu karaoke paling top di klub itu hingga tubuhnya berguling ke sampingnya.

"Tapi Juan, kita belum selesai, aku bahkan belum tuntas," pekiknya.

"Hey, kau di bayar untuk memuaskan ku, masalah kau sudah tuntas atau belum itu bukan urusan ku sama sekali!" ketus pria yang ternyata bukan bernama Hendrik tapi Juan.

Lebih tepatnya Juan Alberth, seorang pria tampan berusia 29 tahun berdarah keturunan timur tengah itu langsung kehilangan mood bercintanya setelah Risa menginterupsi kegiatan nikmatnya yang baru saja di mulai itu.

Namun ada satu hal yang membuat Juan penasaran selain tentu saja rasa kesal dengan wanita asing yang tiba-tiba muncul dan marah padanya itu, Juan merasa tertarik dengan paras cantik dan sikap pemberainya itu, membuat dia ingin cepat-cepat keluar dari ruangan itu dan mengejar wanita tadi, selain itu dia juga harus mengembalikan kunci mobil yang memang bukan miliknya itu.

Setelah membenahi pakaian yang di kenakannya, dia segera berlari keluar, namun sialnya ternyata Risa sudah menghilang dari dari sana dengan cepatnya.

**

Juan Alberth menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses karena warisan kerajaan bisnis dari almarhum ayahnya yang seorang pengusaha minyak terbesar di negeri ini, sebagai anak tunggal yang mewarisi perusahaan yang sangat besar itu membuat para pesaing bisnis memandangnya dengan sebelah mata, karena selama ini dia hanya di anggap sebagai beban keluarga, anak tunggal yang tak pernah mau membantu pekerjaan orang tuanya, namun sebaliknya dia hanya bisa menghambur-hamburkan uang milik ayahnya yang seakan tak pernah habis itu.

Namun sepeninggal ayahnya lima tahun yang lalu, Juan dapat mematahkan anggapan miring para pesaing bisnisnya itu, karena dirinya bisa membuktikan kalau dia mampu, dan terbukti dengan bisnis ayahnya yang kini semakin maju pesat semenjak di bawah kendali dan kepemimpinan dirinya, bisnisnya pun kini semakin melebarkan sayap ke bisnis lain seperti property dan juga ritel.

Meskipun untuk kebiasaannya berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uang untuk bersenang-senang dirinya di tempat hiburan malam masih tetap belum bisa dia hilangkan.

Bergelut di dunia bisnis di siang hari dan menenggelamkan diri dengan bersenang-senang di tempat hiburan pada malam harinya sudah menjadi rutinitas wajib yang di jalaninya selama ini, dan rasa-rasanya dia tak pernah bisa menghilangkan kebiasaan itu.

Menjelang pagi Juan sampai di apartemennya, tubuhnya terasa lelah sekali, untung saja hari ini hari sabtu, sehingga dia tak perlu berangkat ke kantor, dan melupakan sejenak masalah pekerjaan yang seakan tak pernah ada habisnya.

Namun baru saja dirinya memasuki pintu utama apartemen mewahnya, seorang wanita setengah baya sudah berdiri sambil berkacak pinggang di hadapannya.

"Sampai kapan kamu menjalani hidup mu yang seperti ini, Juan?" Tanya wanita yang sudah berumur namun masih terlihat cantik itu.

"Oh ayolah bu, jangan memulai pertengkaran di pagi buta seperti ini, aku ngantuk dan lelah." Ucap Juan dengan wajah yang terlihat sangat lemas.

"Ah iya, bukankah ini apartemen ku? Atau aku salah pulang ke rumah?" Juan memeriksa seluruh ruangan tempatnya kini berdiri.

"Kenapa? Apa ibu tak boleh datang ke apartemen mu? Ibu tak mau tahu nanti sore kamu harus menjemput Monik di rumah sakit, lalu ajak dia makan atau nonton atau kemana lah, ibu ingin kalian lebih mengenal lagi satu satu sama lain dan cepat menikah." putusnya.

"Iya,,, iya,,, nanti sore aku ke rumah sakit dan mengajaknya jalan malam mingguan, ibu puas? Tapi tolong jangan paksa aku untuk menikah cepat, aku belum siap." Ujar Juan.

"Terserahlah, pokoknya ibu hanya ingin kamu menikah, titik!" Pungkas ibunya tak ingin memperpanjang lagi perdebatan dengan putranya yang keras kepala itu.

Namun Juan hanya melengos dan meninggalkan ibunya tanpa persetujuan atau kata apapun.

Monika gadis ayu yang merupakan anak dari sahabat karib almarhum ayahnya itu adalah seorang dokter muda yang sudah bertunangan dengannya sejak lima tahun yang lalu, sebelum ayahnya pergi untuk selamanya, beliau meminta putra satu-satunya itu untuk bertunangan dengan anak dari sahabatnya, dan meski dengan berat hati dan tanpa rasa cinta Juan memenuhi keinginan terakhir dari ayahnya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status