Mengejar Cinta Biduan Malam

Mengejar Cinta Biduan Malam

By:  Mak_Gabut  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
391views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Erisa seorang penyanyi klub malam yang banyak di gilai banyak pria namun terkenal dengan sikapnya yang dingin dan sulit untuk di taklukan, baginya bekerja di tempat dunia malam yang penuh dengan segala bentuk kegiatan dosa tak harus membuat dirinya ikut tenggelam dalam dosa juga, prinsipnya hanya satu, di sana dia menjual suara, bukan menjual tubuh. Sementara Juan Alberth, seorang pengusaha sukses yang selama ini hidupnya hanya untuk bekerja dan berpetualang dari satu wanita ke wanita lainnya, langsung jatuh cinta saat melihat Erisa untuk yang pertama kalinya, mampukah Juan menaklukan dan mendapatkan hati Erisa, sementara dirinya sudah di jodohkan dengan Monika, seorang dokter muda yang sangat mencintai Juan.

View More
Mengejar Cinta Biduan Malam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
9 Chapters
Risa become Erisa
Risa bunga desa yang tak hanya memiliki paras yang cantik jelita, namun juga mempunya suara merdu, sejak kecil cita-citanya ingin menjadi biduan terkenal sekelas diva-diva yang sering dia lihat di televisi, namun apa daya di usianya yang hampir menginjak 22 tahun dirinya masih saja menjadi biduan kampung yang hanya bernyanyi dari panggung ke panggung di setiap acara hajatan dengan upah yang tak seberapa.Ayahnya sudah meninggal sejak dirinya masih duduk di bangku kelas 2 SMU, dan meninggalkan seorang adik perempuan yang kini sudah masuk sekolah dasar. Ibunya Rosidah terpaksa harus berjualan sayur di emperan pasar demi menghidupi kedua anaknya, karena uang hasil manggung Risa yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, apalagi dirinya tak punya jadwal manggung yang pasti, hanya sesekali kalau ada hajatan atau acara pemilihan kepala desa saja.Berangkat dari kekurangan ekonomi yang di alaminya dan hasrat ingin memperbaiki ekonomi keluarganya agar ibu
Read more
Juan Alberth
"Dasar pria sakit jiwa, bisa bisanya dia merayu ku dengan begitu gencarnya sementara dia masih menaikkan wanita lain di atas tubuhnya, gannteng sih ganteng, tapi kalau kelakuannya berengsek kaya gitu, amit amit tujuh turunan!" gerutu Risa di sepanjang jalan saat keluar dari ruang karaoke setelah dia mengembalikan hadiah yang di dapatnya itu.Eits,,, tapi tunggu dulu,, bukannya Mami Ana sering menyebuit kalau Hendrik itu pria tua? Mami Ana yang salah atau matanya yang bermasalah karena melihat pria yang tadi di datanginya adalah pria muda dan tampan."Ah sudahlah, mau tua atau muda dan tampan sekali pun yang jelas pria itu berengsek!" umpatnya merasa kesal.Sementara di ruang karaoke pria yang tadi tiba-tiba di datangi Risa dan di semprot tanpa basa basi itu langsung menyingkirkan wanita yang masih bertengger di atas tubuhnya itu,"Sudahlah, menyingkir dari tubuhku!" titah pria itu mendorong Nita si pemandu karaoke paling top di klub itu hingga tubuhny
Read more
Monika si dokter muda
"Hai, sayang!" sapa Monik saat melihat Juan yang ternyata sudah menunggunya di parkiran rumah sakit."Kok, gak masuk aja ke ruang praktek ku, atau nunggu di loby?" tanya tunangan Juan yang sudah hampir lima tahun bersama itu."Di dalam gak bisa ngerokok!" jawab Juan datar, sambil mengacungkan rokok yang kini sedang di hisapnyasambil berdiri bersandar ke body mobilnya, sejurus kemudian dia melempar puntung rokok di bawah kakinya dan menginjaknya dengan ujung loafer mahalnya."Ishh, masih aja merokok, gak sehat tau! Kamu mau nanti terkena kangker--""Apa kau masih mau memberi penyuluhan tentang bahaya rokok atau mau langsung pergi dengan ku?" Tatapan Juan tajam dan dingin, membuat Monika mengatupkan mulutnya dengan seketika, sungguh dia tahu dan pahamsekali jika Juan bertunangan dengannya hanya karena paksaan orang tuanya, terutama hanya ingin menjalankan wasiat terakhir ayahnya saja, sehingga Monika Harus bisa terima dan bersabar meski Juan se
Read more
Malam penuh semangat
Tepat pukul 8 malam Juan sudah ada di klub, dia tak lagi menuju ruang Karaoke seperti biasanya, namun langung ke area bar yang jarang sekali dia sambangi, Juan merasa kurang nyaman dengan area Bar yang memungkinkan dirinya bertemu dengan banyak orang yang di kenalnya, dia lebih suka di ruang karaoke karena lebih privat baginya, lagi pula di ruang karaoke dia bisa mendapatkan semua yang menjadi tujuannya, musik, alkohol, dan wanita."Maaf tuan, Erisa masih berada di ruang ganti, sekitar satu jam lagi dia baru akan tampil." Ujar salah satu bartender yang meracikkan segelas minuman untuk Juan memberi tahu, secara tidak langsung dia pun ingin mengatakan kalau dirinya terlalu pagi untuk datang ke sebuah klub malam.Entahlah, Juan merasa begitu bersemangat malam ini, saampai dia tak sadar kalau waktu masih menunjukkan pukul 8 malam, dia begitu penasaran dengan penampilan Erisa jika di atas panggung, penasaran dengan suara nyanyiannya, dan penasaran saat membayangkan jika
Read more
Pilihan yang sulit
Mami ana bergegas menghampiri Risa yang baru saja sampai di ruang ganti pakaian."Erisa, apa kamu bosan bekerja di sini, atau kamu malah bosan hidup?" tanya Ana dengan wajahnya yang sudah di liputi amarah yang tak bisa lagi dia sembunyikan pada Risa."Apa maksudnya Mami, kenapa tiba tiba marah padaku tanpa sebab yang jelas?" ujar Risa dengan ekspresi kagetnya."Ah Erisa,,, kenapa kamu membuat keributan dengan tuan Juan di karaoke kemaren?" tatar Ana."TUan Juan? Karaoke?" Risa mengernyitkan dahinya, salah satu alisnya terangkat karena merasa sangat bingung dan tak mengerti dengan apa yang sedang di bicarakan mami Ana saat ini."Iya kemarin katanya kamu mengganggu tuan Juan saat sedang berada dalam ruang karaoke,""Tidak, aku tidak pernah mengganggu siapapun, apalagi siapa itu tuan Juan, aku bahkan tak mengenalnya, aku hanya mengermbalikan kunci mobil pemberian Hendrik, setelah itu sudah, aku pergi, tak ada ketemu Juan atau sia
Read more
Diantara dua pilihan
"Aku bukan berhala, untuk apa kau sembah, aku hanya punya dua pilihan untuk mu, tidur dengan ku atau kencan selama dua minggu dengan ku?" ucap Juan memberi dua pilihan sulit untuk di pilih Risa saat ini.Lemaslah sudah kaki Risa kini, sesuai dengan yang dia pikirkan di kepalanya, pembicaraan ini ujung ujungnya pasti urusan ranjang dan hal itu memang tak membuatnya kaget lagi, baginya semua pria sama saja, yang ada di otaknya hanya seputar urusan organ bawah perut.Namun untuk pilihan kedua, rasanya terlalu ambigu di pikiran Risa, karena kata 'kencan' yang biasanya dia tahu adalah kata lain atau memperhalus dari ajakan tidur bareng dari pria pria berengsek semacam Juan."Kencan? Apa maksudnya dengan kencan?" Risa mengangkat sebelah alisnya, menunjukkan wkspresi bingungnya."Jadi kekasih ku selama dua minggu ke depan," ujar Juan, entah apa yang tengah dia rencanakan saat ini."Menjadi kekasih mu selama dua minggu,,,, tapi tak harus tid
Read more
Rules,
"Ayo kita bicarakan peraturannya dari sekarang apa yang harus kau lakukan selama dua minggu ke depan selama kau berkencan dengan ku," Juan mendudukan dirinya di kursi, mentap Erisa yang masih berdiri dengan angkuhnya di hadapannya."Yang pertama, kau harus menjadi asisten pribadi ku di kantor selama dua minggu, sabtu minggu karena kantor libur, kau harus membantu pekerjaan di apartemen ku, atau kita bisa menghabiskan hari dengan kencan seperti kebanyakan orang seperti makan, nontion, jalan, seperti itulah!" sambung Juan."Cih, sepertinya anda bukan ingin mengajak ku berkencan, tapi lebih ingin asisten gratisan, apa di kantor mu kekurangan pekerja? Atau anda sudah tak mampu membayar asisten sehingga menggunakan aku, dengan alasan kesalahan yang aku lakukan?" Cibir Erisa dengan nada mengejeknya."Katakan berapa banyak kau ingin di bayar?" Ujar Juan dengan mata yang memandang tajam ke arah Erisa yang sejak awal seperti sangat anti dan selalu menghundari
Read more
Pertemuan dua wanita
Erisa menutupi telinganya dengan bantal, suara dering ponsel yang dia simpan di nakas dekat tempat tidurnya dirasa mengganggu tidurnya yang rasa-rasanya baru dua atau tiga jam saja, matanya masih terasa berat dan rapat sehingga dia merasa suara dering ponselnya itu sebuah gangguan.Sayangnya suara dering ponselnya tidak kunjung berhenti, membuat mau tidak mau akhirnya tangan Erisa terulur mencari-cari keberadaan ponselnya lantas menggeser tombol hijau di layar benda pipih itu dengan mata yang masih terpejam."Arrrggggh,,, orang berengsek mana yang menelpon ku pagi buta begini!" gerutu Erisa, yang tanpa sadar jika gerutuannya itu di dengar oleh si penelpon dari ujung telepon sana."Bangunlah,,, aku sudah berdiri di depan pintu kost mu dari setengah jam yang lalu, kalau tidak aku akan mendobraknya!" suara lantang dari ujung telepon itu membuat mau tidak mau Erisa terpaksa membuka matanya meski masih terasa lengket."Berengsek, siapa ini?" dumel Eris
Read more
Tunangan?
Byurrrrr!Segelas orange jus yang tadinya berada di meja, secepat kilat kini isinya berpindah ke wajah Erisa yang tidak menyangka jika wanita di hadapannya akan berbuat nekat seperti itu. "Ah,,,berengsek! Apa-apaan ini!" kesal Erisa yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan spontan menjambak rambut Monika yang tergerai, "Coba-coba mencari masalah dengan ku, huh?" sambung Erika dengan nafas yang memburu karena amarah."Auwww,,, sayang,,, tolong aku! Dia menyakiti ku!" teriak Monik sambil menahan rasa sakit di kulit kepalanya, akibat jambakan Erisa yang menggunakan kekuatan supernya.Namun sayangnya Juan hanya diam tidak perduli, meskipun banyak pasang mata menonton keributan yang di lakukan kedua wanita yang sedang berkelahi hebat di hadapannya, seolah dia merasa bangga menjadi objek yang di perebutkan oleh dua wanita cantik itu.Tanpa melepaskan tangan kirinya yang masih menjambak rambut Monika, tangan kanan Erisa meraih kopi bekas
Read more
DMCA.com Protection Status