Share

Chapter 44

Sheila terbangun di pagi hari saat alarm di ponselnya berbunyi, senyum sumringah mengembang di bibirnya kala membayangkan rencana yang ia sudah susun akan berjalan sesuai rencana. Namun senyum Sheila mendadak lenyap ketika ia tiba di kamar Dhafin, tubuh kecil itu terbaring di lantai dengan wajah pucat pasi dan nafas yang nyaris tidak terasa. Suhu tubuh dhafin begitu tinggi, ia bahkan tidak merespon ketika Sheila berkali-kali berusaha membangunkannya.

Sheila membawa tubuh Dhafin ke dalam gendongannya, ia lalu membawa Dhafin ke rumah sakit terdekat dari apartemennya. Sheila menangis memohon maaf pada Dhafin, ia tidak menyangka jika rencananya ini akan mencelakakan anaknya sendiri.

"Ananda Dhafin mengalami dehidrasi, juga demamnya yang cukup tinggi hampir 40°. Kami sudah memberikan obat lewat dubur untuk menurunkan panasnya, juga infus." ujar dokter UGD yang menangani Dhafin.

"Baik dok terimakasih," sahut Sheila.

Dhafin masih terus terpejam meskipun kini sudah diberi obat, keadaannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status