Share

Bab 8

Semua minat Cindy sirna saat ini.

Kemudian, tidak peduli berapa kali Yogi melakukannya atau bagaimana dia melakukannya, Cindy tidak merasakan apa pun.

Didikan keluarganya sangat ketat dan tradisional. Dia tidak menyukai hubungan intim pranikah.

Apa artinya? Apakah Yogi ingin menikahi Yona?

...

Cindy kembali bekerja di Grup Mega, dia masih menjadi sekretaris Yogi, tapi turun dari sekretaris utama menjadi sekretaris biasa.

Meja dia sudah menjadi milik Yona, tempat duduknya adalah tempat Yona menjadi asisten sebelumnya.

Letaknya di sebelah pintu dan di pojok, sangat tidak mencolok. Karena sudah lama tidak digunakan, mejanya tertumpuk barang. Dia kembali tiba-tiba, Divisi Administrasi belum mengatur orang untuk membereskannya.

Situasi ini sebenarnya agak memalukan, Cindy terlihat tenang, tidak perlu merepotkan Divisi Administrasi lagi, dia langsung membereskannya sendiri.

Begitu sampai di kantor, saat melihat itu, Yona langsung berlari menghampiri. "Kak Cindy, maaf, tadinya aku mau datang lebih awal untuk bersih-bersih, tapi jalanan macet .... Aku akan rapikan sekarang lalu kembalikan tempat dudukmu."

Cindy memeras kain lap lalu menyeka debu, "Peralatan kantor adalah milik perusahaan, bukan milikku. Nggak ada istilah 'kembalikan padaku'. Pak Yogi yang menyuruhmu duduk di sana, jadi kamu duduk saja di sana."

Yona menggigit bibirnya, terlihat bersalah. "Kalau begitu ... kalau begitu aku bantu kamu bersih-bersih."

Cindy mengabaikannya. Yona menawarkan diri untuk memindahkan serba-serbi yang tidak terpakai ke gudang.

Ketika kembali, Yona mampir ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Sebelum masuk, dia mendengar dua rekan wanita berada di dalam, mereka menggunakan waktu masih pagi untuk merias wajah dan bergosip.

"Bu Cindy sudah dipindahkan kembali, tahukah kamu?"

"Aku tahu. Kudengar kemarin dia kembali dari Kota Frego bersama Pak Yogi. Seharusnya dia masuk kerja hari ini."

"Sudah kubilang, Pak Yogi belum bisa melepaskan Bu Cindy."

Yona berhenti saat hendak masuk.

"Kalau soal kemampuan kerja, Bu Cindy memang tak terbantahkan, tapi kalau yang lain ... bukankah Pak Yogi sudah punya Yona?"

Rekan wanita langsung mendesis, "Ssst! Apa kamu orang yang dipecat dari Divisi Pemasaran itu? Masih berani bicara!"

Rekan wanita lainnya protes, "Hanya ada kita di sini. Kalau kamu nggak bilang dan aku nggak bilang, siapa yang tahu?"

Itu masuk akal. Jadi, rekan wanita pun mengutarakan pendapatnya, "Aku juga berpendapat Pak Yogi lebih menyukai Bu Cindy."

"Hmm, Bu Cindy sudah tiga tahun bersama Pak Yogi, mereka membangun perusahaan bersama-sama. Seperti kalimat itu, 'Kalau aku nggak mati, kalian hanya bisa menjadi selir'!"

Kedua rekan wanita itu selesai merias wajah dan berjalan keluar, saat melihat Yona, mereka kaget.

Ekspresi Yona terlihat natural saat menyapa, "Pagi."

Seolah-olah dia baru saja datang dan tidak mendengar apa yang mereka katakan. Mereka tersenyum canggung dan membalas, "Pagi, kamu datang pagi-pagi sekali."

Lalu, mereka bergegas pergi.

...

Siang harinya Cindy dan Yogi akan pergi menemui klien, Yona juga dipanggil.

Konon saat menemui klien mana pun, Yogi akan mengajak Yona untuk menambah pengalaman, sepertinya berniat melatihnya untuk menduduki posisi sekretaris utama.

Cindy berjalan di samping Yogi sambil berjalan dan memperkenalkan acara makan kepadanya, serta siapa saja yang hadir dan apa yang harus diperhatikan.

Yona tidak bisa menyela, jadi dia berlari kecil beberapa langkah untuk membuka pintu mobil untuk mereka. Sebelum pintu mobil terbuka, dia mendesis.

Tatapan Yogi beralih. "Ada apa?"

"Nggak apa-apa." Dia membuka pintu mobil dengan kedua tangannya, seolah tangannya terluka.

Yogi sedikit mengernyit. "Apa yang terjadi dengan tanganmu?"

Yona mengusap sikunya, "Nggak apa-apa, mungkin sedikit terpelintir saat mengangkat barang berat."

Yogi tidak senang. "Barang berat apa yang kamu pindahkan?"

Yona berbisik, "Meja Kak Cindy nggak dibereskan, jadi aku membantu memindahkan barang nggak penting ke gudang. Aku nggak sengaja terpelintir. Kupikir baik-baik saja, tapi sekarang sakit saat ditarik."

"Tangan dan kakimu kurus, benda berat apa yang bisa kamu angkat? Jangan pamer lain kali, ada orang yang akan melakukannya." Yogi melirik ke arah Cindy. "Kamu pergi temui klien dulu, aku akan membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan."

Yona buru-buru melambaikan tangannya dan menolak, "Nggak, nggak, nggak perlu repot-repot, Pak Yogi. Setelah bertemu klien, aku akan pergi ke apotek untuk membeli salep."

Cindy memandang dengan dingin dan mengingatkan dengan santai, "Pelanggannya datang jauh-jauh dari luar negeri, Pak Yogi sebaiknya hadir."

Yogi mengubah keputusannya, "Kamu pergi ke apotek beli obat untuk Yona, kami pergi ke sana dulu."

Yona berkata, "Maaf merepotkanmu, Kak Cindy."

Mereka masuk ke dalam mobil, mobil melaju tepat di depan Cindy.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status