Share

Bab 244

Author: QueenShe
last update Last Updated: 2025-12-19 19:17:36

Di kamar Ares, Raya duduk di atas kasur dengan tubuh tegang. Matanya terpaku pada layar televisi besar yang menayangkan siaran langsung konferensi pers. Jari-jarinya saling bertaut erat di pangkuan, kukunya menancap di telapak tangannya sendiri tanpa ia sadari.

Di layar, Ares duduk dengan postur tegak, rahangnya mengeras. Raya bisa melihat kekesalan yang jelas terpancar dari wajahnya—tatapan matanya yang tajam, gerakan tangannya yang kaku, dan nada suaranya yang penuh tekanan.

"Saya ingin memperjelas satu hal penting," suara Ares menggelegar melalui speaker TV. "Hubungan saya dengan Naraya adalah benar. Kami sudah bertunangan. Naraya tidak pernah merebut siapa pun dari siapa pun, karena pernikahan saya dan Lulu sudah berakhir sejak lama."

Raya terharu. Air matanya menggenang. Ares dengan lantang di depan publik. mengakui hubungan mereka.

Namun keharuan itu tak bertahan lama. Kamera televisi beralih. Menyorot Lulu.

Kepala wanita itu tertunduk, bahunya sedikit gemetar. Sebuah tisu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
No Signal
astaga Thor di awal cerita disuguhi yg manis ², pass makin kesini bikin asam lambung ku naik, anjg si Lulu, jgn lama ² Kon ny Thor ...
goodnovel comment avatar
KKK
maybe 300??
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
yaah masak ga selesai lg masalahnya? nunggu di bab brp lg?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 252

    Raya terdiam cukup lama. Tatapannya kosong, mencoba menyusun kembali kepingan hidupnya yang baru saja hancur berantakan. Keheningan itu terasa begitu berat, membuat suasana ruangan menjadi mencekam. Ares mulai gelisah. Ia terus memperhatikan wajah pucat Raya, mencari tanda-tanda apakah istrinya itu akan meledak, menangis, atau justru langsung pergi meninggalkannya. Luka dan kecewa jelas ada di sana, membekas dalam. "Sayang..." panggil Ares lirih. Suaranya gemetar karena takut. "Tolong, katakan sesuatu." Raya menarik napas panjang. Saat ia menoleh, matanya memang sembab, tapi ada kejernihan yang tajam di sana. Suaranya terdengar lelah, namun sangat tenang. "Kenapa kamu tidak bawa putramu ke sini saja? Rawat dia bersama kita," tanya Raya. Pertanyaan itu membuat Ares mematung. Ia menggeleng perlahan sambil menghela napas berat. "Tidak semudah itu, Raya." "Kenapa tidak bisa?" desak Raya, suaranya naik satu nada. "Tania akan histeris,"jawab Ares jujur. "Kalau satu hari saja dia tida

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 251

    Ares terdiam sejenak. Pandangannya jatuh ke lantai, seolah ia harus mengumpulkan sisa keberanian untuk melanjutkan bagian cerita yang paling ia takuti. "Dua bulan setelah kejadian itu," ucapnya akhirnya, pelan namun jelas, "Tania datang menemuiku. Dia bilang… dia hamil." Raya merasakan dadanya dihantam palu godam. Meski ia sudah menebaknya, mendengar kata-kata itu keluar langsung dari bibir Ares terasa seperti ribuan pisau kecil yang menyayat perlahan. "Saat itu Tania memintaku untuk menikahinya. Jadi aku tak melihat jalan keluar lain. Aku memutuskan akan menikahinya." Ia mengangkat wajahnya, matanya tetap tegas. Senyum miris terbit, lebih mirip ejekan pada dirinya sendiri. "Tapi rencana itu tidak pernah terjadi." Raya mengerutkan kening. "Kenapa?" "Lulu," jawab Ares singkat. "Dia menggagalkan semuanya. Dengan berbagai cara." Raya terdiam, lalu berkata perlahan, "Bukannya dia merancang semua ini sejak awal?" Ares tertawa kecil, hambar. "Awalnya juga aku tidak mengerti." I

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 250

    Raya duduk di tepi ranjang dengan foto-foto itu dijajarkan rapi di atas selimut putih. Satu per satu, ia tata dengan tangan gemetar. Ditatapnya foto-foto itu dengan tatapan kosong. Dadanya sesak, napasnya tersengal, tapi air matanya tak keluar. Ia sudah terlalu lelah untuk menangis. Suara mobil terdengar dari luar. Ares pulang. Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka. Ares melangkah masuk dengan wajah lelah namun sumringah. Mungkin pria itu senang karena Raya sudah pulang dengan selamat. "Sayang, aku—" Kata-katanya terputus. Raya duduk di tepi ranjang dengan tatapan dingin. Dan di hadapannya, di atas ranjang putih mereka, foto-foto itu terbentang seperti bukti di pengadilan. Wajah Ares berubah. Tubuhnya membeku di ambang pintu. Matanya menatap foto-foto itu—satu per satu—ekspresinya bergeser dari terkejut menjadi putus asa. Ares menutup pintu di belakangnya. Tapi hanya sesaat. Dengan pengalaman hidup yang sudah membentuknya, Ares menarik napas dalam. Ia mepas jas-nya, membu

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 249

    Lulu menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap Raya dengan sorot mata penuh perhitungan. "Ares pasti sudah bilang kalau Kenzie bukan anak kandungnya, kan?" ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan. "Tapi dia pasti tidak mengatakan hal ini. Benar?" Tanpa menunggu jawaban, Lulu meraih tasnya. Ia mengeluarkan satu foto lagi, lalu meletakkannya di atas meja. foto Ares berlutut di depan wanita di kursi roda itu, dengan anak laki-laki duduk di pahanya. Wajah Ares terlihat penuh kekhawatiran menatap wanita itu, tangannya memegang tangan wanita itu dengan lembut. Foto itu terasa seperti pukulan telak di dada Raya. "Ares rutin ke Amerika setiap tiga bulan," ucap Lulu dengan nada yang terdengar terlalu tenang, terlalu puas. "Bukan untuk urusan bisnis seperti yang dia bilang. Tapi dia mengurus anak kandungnya. Dan Tania. Urusan tanggung jawab Ares memang tidak ada tandingannya. Tapi dia juga pintar sekali menyembunyikan rahasia." Lulu berhenti sejenak. "Wanita itu sekarang dirawat di rumah

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 248

    Raya duduk di meja makan dengan wajah pucat dan mata sayu. Ia hampir tidak menyentuh sarapannya, hanya mengaduk-aduk oatmeal di mangkuk dengan gerakan pelan. Di balik ketenangannya, pikirannya sedang menyusun skenario kebohongan. Ini sebuah pertaruhan besar karena ia tahu Ares akan meledak jika ia ketahuan menemui Lulu. Ares, yang duduk di seberangnya, tak sedetik pun melepaskan pandangan khawatir. "Kamu baik-baik saja, Sayang?" ​Raya tersentak, bahunya sedikit berjingkat. Ia langsung tersenyum tipis. "Iya, aku baik-baik saja. Tapi Ares... aku..." ​Ares mengerutkan kening, meletakkan cangkir kopinya. "Kenapa? Ada yang mau kamu omomgin?" ​Raya menggeleng cepat. "Nggak. Cuma… aku butuh keluar sebentar. Aku mau ketemu Liora siang ini. Boleh, ya?" ​Ares terdiam sejenak, menatap Raya dengan tatapan waspada. "Ketemu Liora? Dimana?" "Di kafe biasa," jawab Raya dengan nada sesesantai mungkin. "Aku lagi butuh teman ngobrol." Ares menarik napas panjang. Ia ingin mengatakan tidak—ingin me

  • Menggoda Ayah Mantan Kekasihku   Bab 247

    08122: Saya Lulu. Tolong angkat teleponnya. Saya mau bicara. Jantung Raya berdegup kencang. Napasnya tercekat. Tangannya gemetar saat meraih ponsel. Lulu. Lulu menghubunginya. Ponsel berdering lagi. Nomor yang sama. Dengan tangan gemetar, Raya mengangkat telepon. Ia tidak berkata apa-apa, hanya mendekatkan ponsel ke telinganya dengan napas tertahan. "Naraya?" suara Lulu terdengar—lembut, tenang, namun ada sesuatu yang gelap di baliknya. Raya menelan ludah. "Ya." "Syukurlah kamu angkat," ucap Lulu dengan nada yang terdengar... tulus? "Aku tahu kamu pasti bingung kenapa aku menghubungimu. Tapi... aku ingin bertemu denganmu." Raya membeku. "Bertemu?" "Ya," jawab Lulu dengan nada lembut. "Aku mau minta maaf secara langsung. Dan... ada sesuatu yang ingin aku sampaikan perihal Ares." Raya merasakan dadanya sesak. "Perihal Ares?" Lulu terdiam sejenak, lalu suaranya terdengar lebih serius. "Tentang masa lalunya. Tentang hal-hal yang mungkin... belum dia ceritakan padamu." Raya mer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status