
Menggoda Ayah Mantan Kekasihku
Banyak adegan mengandung 21+ secara eksplisit.
Dikhianati kekasihnya depan umum, Naraya merasa kehilangan segalanya, harga diri, kepercayaan, dan hatinya. Pria yang dicintainya selama dua tahun, Kenzie, justru berselingkuh dengan sahabatnya sendiri Alicia. Lebih kejamnya lagi, mereka berciuman tepat di depan mata Naraya, sambil menertawakan dan merendahkannya, dengan alasan Naraya tak bisa memenuhi kebutuhan gairah Kenzie.
Tapi hidupnya dipermainkan takdir yang kejam. Sebuah fakta mengejutkan terungkap, Kenzie ternyata anak dari Ares Mahardika, CEO tempat Naraya bekerja sekarang. Seorang duda tampan, dingin, karismatik dan terkenal sebagai playboy berbahaya.
Namun Naraya melihat itu sebagai kesempatan membuat Kenzie menyesal dengan cara paling tajam dan berisiko, yaitu Naraya akan menggoda ayah Kenzie.
Dengan penampilan baru yang lebih berani dan menggoda, Naraya mulai memainkan perannya.
Satu foto "salah kirim" tanpa busana berhasil menjerat Ares dalam jaringannya.
Dari sanalah segalanya dimulai, hubungan bergairah, tanpa ikatan, tanpa janji.
Ares memberinya segalanya, apartemen mewah, mobil, kemewahan yang tak pernah ia bayangkan.
Namun di balik hubungan yang seharusnya hanya tentang tubuh, Ares juga memberi sesuatu yang lain, perhatian dan kehangatan. Membuat Naraya menjatuhkan hari pada pria yang tak bisa menjanjikan hubungan.
Kenzie sendiri kembali dan bertekad merebut Naraya dari pelukan ayahnya.
Apakah Ares benar mencintainya atau Naraya hanya alat pelampiasan di ranjang?
Apakah Kenzie akan membongkar rahasia ayahnya demi merebut kembali Naraya?
Basahin
Chapter: Bab 60Di mejanya, Raya mencoba fokus pada pekerjaan. Tapi pikirannya terus melayang pada percakapan di dalam ruangan Ares. Suara mereka tidak terdengar. Ruangan itu memang kedap suara, tapi Raya bisa melihat dari jendela kaca buram bagaimana bayangan Kenzie berbicara dengan gestur yang agresif, bagaimana Ares menatap anaknya dengan ekspresi yang lelah dan frustrasi. Sepuluh menit kemudian, Kenzie keluar dengan wajah yang merah, rahangnya mengeras. Ia melirik Raya dengan tatapan yang penuh dengan kebencian sebelum berjalan menuju lift dengan langkah yang keras. Raya menatap pintu ruangan Ares yang masih tertutup. Sebagian dirinya ingin masuk, ingin bertanya apakah Ares baik-baik saja. Tapi ia tidak melakukannya. Karena simpanan yang sempurna tahu kapan harus memberi ruang. Dan akan datang saat si pemilik dirinya memanggilnya untuk memberikan pelayanan. *** Di dalam ruangan, Ares duduk di kursinya dengan kepala bersandar dan mata tertutup. Percakapan dengan Kenzie tadi membuat kepalany
Huling Na-update: 2025-10-28
Chapter: Bab 59Alarm di ponselnya berbunyi dengan keras, membuat Raya yang masih tertidur dengan posisi memeluk bantal Ares terbangun dengan gerakan yang kaget. Raya meraih ponselnya, mematikan alarm, dan menatap layar dengan mata yang masih setengah tertutup. Pukul enam pagi. Ia harus bersiap untuk bekerja. Gerakannya begitu lambat. Tubuhnya masih terasa lelah dari aktivitas semalam. Raya bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Pantulannya di cermin membuat ia berhenti sejenak. Banyak tanda-tanda merah di lehernya. Di tulang selangkanya. Di dadanya. Perut. Hampir seluruh tubuhnya tak luput dari jejak kepemilikan yang Ares tinggalkan semalam. Raya menyentuh salah satu tanda itu dengan jari-jarinya, merasakan kulitnya sedikit sensitif di sana. Sesuatu di dalam dadanya terasa hangat. Meskipun Ares pergi, ia meninggalkan bukti bahwa ia pernah ada di sini, bahwa malam kemarin benar-benar terjadi. Tapi kehangatan itu dengan cepat digantikan dengan kekosongan yang familiar. "Tanda di
Huling Na-update: 2025-10-28
Chapter: Bab 58Beberapa menit kemudian, setelah napas mereka mulai kembali normal, Ares bangkit dari tempat tidur dengan gerakan yang lembut. "Jangan bergerak," bisiknya pada Raya yang masih terbaring dengan mata tertutup, tubuhnya masih gemetar dengan sisa-sisa kesenangan. Ares berjalan ke kamar mandi dan kembali dengan handuk hangat yang sudah ia basahi. Dengan gerakan yang sangat lembut, sangat penuh dengan perhatian, ia membersihkan tubuh Raya, mengusap dengan hati-hati setiap bagian yang perlu dibersihkan. Raya membuka matanya, menatap Ares dengan tatapan yang lembut. "Kamu tidak perlu melakukan ini. Aku bisa—" "Aku ingin melakukannya," potong Ares dengan lembut sambil terus membersihkan dengan gerakan yang sangat hati-hati. "Kamu sudah memberikan begitu banyak untukku malam ini. Ini yang paling sedikit bisa aku lakukan." Setelah selesai, ia melempar handuk ke keranjang dan berbaring di samping Raya, menarik perempuan itu ke dalam pelukannya dengan erat seakan tak ingin melepaskannya. Mer
Huling Na-update: 2025-10-28
Chapter: Bab 57 (21+)Ares menarik Raya ke atas dengan gerakan yang agak kasar, bukan karena marah, tapi karena keinginan yang masih membara. Ia mencium bibir Raya dengan sangat dalam, tangannya bergerak ke lingerie hitam yang masih menempel di tubuh perempuan itu. "Giliranku," gumamnya dengan suara yang sangat gelap, sangat penuh dengan janji. Dengan gerakan yang cepat tapi tetap lembut, ia melepas lingerie itu, merobek beberapa bagian karena tidak sabar, tapi ia terlalu ingin melihat Raya tanpa penghalang apa pun. Raya tertawa kecil saat tubuhnya terjatuh ke atas kasur, pantulan halus di bawah punggungnya membuat rambutnya berantakan, matanya berbinar antara tantangan dan takluk. Ares naik menindihnya, kedua tangannya menahan sisi wajah Raya, menatapnya dari jarak yang terlalu dekat. Suaranya berat, gelap, seperti malam yang tidak memberi ruang lari. "Sekarang," desisnya, "aku yang memegang kendali. Aku akan tunjukkan akibatnya kalau kamu berani membuatku kehilangan akal." Raya mengangkat dagu, se
Huling Na-update: 2025-10-28
Chapter: Bab 56 (21+)Tangan lentik Raya mengurut kejantanan Ares dengan gerakan lambat namun dengan ritme yang memabukan. Terdengar suara geraman rendah saat Raya menjilat-jilat untuk kenjantanan Ares seperti es krim lezat, dengan kedua tangan mengurut naik turun membuat urat disana membesar. Raya semakin menggoda milik Ares dengan menghisap dua bola di bawahnya, menjilat menghisap hingga tangan Ares refleks mengumpulkan rambut Raya dan di jambak lembut. Permainan Raya begitu lambat membuat Ares semakin tak sabar dan ingin segera mengambil kendali. Namun setiap kali Ares hendak menarik Raya untuk menciumnya, tangan Raya menahan dadanya. "Sayang, tunggu sebentar, ini masih milikku." Ares bersandar ke belakang, napasnya berat, pupilnya menggelap. “Raya… kamu tahu aku tidak suka menunggu.” "Aku tahu," jawab Raya, senyum kecil muncul di bibirnya. "Tapi justru itu yang membuatmu semakin ingin, kan?" Tangannya yang lentik bergerak dengan gerakan yang sangat lambat namun dengan ritme yang memabukkan, naik
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: Bab 55 (21+)Raya berdiri di depan cermin apartemen mewahnya, menatap pantulannya dengan perasaan campur aduk, gugup, takut, tapi juga tekad yang kuat. Ia mencukur seluruh rambut dan bulu di tubuhnya, hingga mulus bersih. Setelah pulang dari kantor, ia sengaja mampir ke butik lingerie mewah di kawasan Senayan. Di sana, dengan bantuan sales yang sangat profesional, ia memilih set lingerie hitam yang sangat berani. Lace dengan detail yang rumit, potongan yang sangat sensual namun tetap elegan. Warnanya kontras sempurna dengan kulitnya yang putih, dan potongannya hampir tidak menutupi apa-apa, tapi justru itulah yang membuatnya terlihat sangat menggoda. Di luar lingerie itu, ia mengenakan kemeja putih milik Ares. Kemeja yang pria itu tinggalkan beberapa minggu lalu untuk berganti pakaian. Kemeja itu terlalu besar untuknya, ujungnya hanya menutupi hingga pertengahan pahanya, dan baunya masih sangat Ares. Cologne maskulin yang membuat jantung Raya berdegup lebih cepat. Makeup-nya ia buat lebih sens
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - Kenapa harus kamuBukan hanya Pevita. Di sebelahnya, duduklah seorang remaja laki-laki, wajahnya mirip dengan Pevita, juga diikat. Dua dari lima kurir itu adalah Pevita, dan adik laki-lakinya. Aldrich memejamkan mata, kepalanya berputar. Bau debu, beton, dan kengerian menyelimutinya. Pevita. Tiga hari dia di Bali. Dia bilang mengurus adiknya. "Noble," bisik Aldrich, suaranya hampir tidak terdengar, namun sangat mematikan. "Jelaskan. Sekarang!" Noble, yang berdiri di belakang Aldrich, segera melihat dan terkejut. "Saya... saya tidak tahu, Tuan! Mereka tertangkap di lapangan. Mereka kurir. Tidak ada yang tahu identitas mereka selain kode. Tapi wanita itu... dia salah satu dari tiga kurir perempuan!" Aldrich mendekati Pevita. Gadis itu mendongak, matanya yang biasa polos kini dipenuhi rasa takut yang teramat sangat, bercampur dengan pengkhianatan dan keputusasaan. "Pevita," desis Aldrich, memanggil namanya dengan suara yang menyakitkan. "Apa yang kamu lakukan di sini?!" Pevita tidak bi
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - MenyelundupAldrich menatap Pevita, senyum kecil di wajahnya perlahan memudar. "Saya hanya mau memberitahu, besok saya pulang ke Bali. Harus ada yang di urus," kata Pevita, sedikit ragu. Dia terdiam, merasa tak nyaman dengan tatapan Aldrich yang tak bisa dibacanya. "Saya kasih tahu ini karena untuk jaga-jaga seumpama Tuan perlu lagi untuk pura-pura kencan. Dan saya gak ada di sini." Aldrich terdiam sebentar. Memproses informasi itu. Kepergian Olivia dan Pevita, berbarengan. "Tak perlu khawatir," jawab Aldrich, nadanya kembali tenang dan profesional, memasang kembali topengnya. "Besok Olivia akan pulang ke Swiss. Jadi sandiwara kita sudah selesai sampai sini. Tak akan ada lagi," katanya, berusaha terdengar lega. Entah kenapa, jawaban Aldrich yang terlalu tenang itu justru membuat Pevita sedikit tak nyaman. Sandiwara itu mungkin berakhir, tetapi ikatan emosional yang tercipta di antara ciuman dan tawa konyol tidak. Pevita mengangguk lemah, menerima keputusan itu, dan undur diri ke kamar tamu.
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - Kencan PalsuAldrich kembali ke mansion pada sore hari, berpura-pura lelah dari urusan kantor. Dia segera menuju ruang keluarga. Dia tahu, dia harus segera memulai sandiwara yang meyakinkan jika ingin Olivia menghentikan penyelidikan diam-diamnya mengenai hubungannya bersama Olivia. Dia menemukan Olivia sedang duduk di kursi santai dekat taman samping mansion, mengawasi Ariel yang bermain dengan kucing keluarga. Suasana tampak damai, tetapi Aldrich merasakan ketegangan yang tersembunyi. Aldrich menghampirinya. "Liv." Olivia mendongak, tersenyum kecil. "Baru pulang, Al? Kenapa kamu tidak langsung mandi? Bau kantor menempel." "Aku baru bicara sebentar dengan Bu Lasmi," kata Aldrich. Dia kemudian memanggil salah satu pelayan. Olivia mengangkat alisnya, tertarik. "Urusan mendesak, ya?" "Hanya urusan pribadi," jawab Aldrich berusaha tidak mencurigakan. Tak lama kemudian, Pevita muncul dengan mengenakan dress kasual yang modis, hasil belanja pagi itu, dan rambutnya diikat longgar. Namun, wajahny
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - Menghancurkan Bisnis GelapDua hari setelah insiden pengakuan Pevita, Aldrich meninggalkan kemewahan mansion dan sandiwara romantis yang ia ciptakan. Ia menuju sebuah gudang industri tua di kawasan pinggiran Jakarta, salah satu markas logistik Candra yang kini dikuasai Noble. Tempat ini, jauh dari kilau Recon Group dan intrik keluarga, adalah tempat di mana Aldrich Wira kembali menjadi bayangan Rayzen. Di dalam gudang yang luas, hanya ada sedikit cahaya remang-remang. Udara dipenuhi aroma debu dan karat. Beberapa anak buah Noble berjaga di sudut, tetapi suasana kini jauh lebih tenang daripada masa Candra berkuasa. Noble, pria bertubuh besar dengan bekas luka di pelipisnya, berdiri di depan meja kayu usang. Di sampingnya, tumpukan berkas ditata rapi semua laporan yang diminta Aldrich. "Selamat datang, Tuan Aldrich," sapa Noble, suaranya dalam dan penuh penghormatan. Aldrich mengenakan kemeja gelap dan celana bahan, penampilannya jauh lebih santai, tetapi sorot matanya tajam dan tanpa emosi. "Langsung ke int
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - Kekasih pura-puraMelihat keterkejutan di wajah Olivia, Aldrich semakin menguatkan perannya. Ini adalah pelarian terbaik, meskipun paling impulsif, yang pernah ia lakukan. "Ya, kekasihku," ulang Aldrich, nadanya tegas, tangannya menekan bahu Pevita. "Kenapa, Liv? Ada masalah dengan itu?" Pevita, yang terperangkap dalam pelukan Aldrich, hanya bisa gemetar. Dia merasakan tatapan tajam Olivia yang menyelimuti dirinya, berusaha mencari celah atau kebohongan. Dia takut, sangat takut, tetapi dia juga memahami dari genggaman Aldrich bahwa dia harus memainkan peran ini. Ini bukan lagi soal move on dari Rayzen; ini adalah pengumuman kepemilikan. Olivia tersenyum canggung, berusaha menutupi keterkejutannya. "Tentu saja tidak, Al. Hanya saja... aku tidak menyangka kamu akan merahasiakannya begitu rapat. Aku bahkan tidak pernah melihat Pevita di ruang makan." "Pevita bekerja di sini," jawab Aldrich dingin. "Kami lebih memilih menjaga hubungan kami dari sorotan. Dia adalah pekerja keras, dan dia membuatku bahag
Huling Na-update: 2025-10-27
Chapter: S3 - Dia kekasihkuAldrich duduk di kursinya, mencoba membenamkan diri dalam laporan merger dan akuisisi yang disiapkan Damian. Namun, konsentrasinya nihil. Matanya terus melirik ke luar jendela, pikirannya kembali ke kamarnya, ke ciuman yang dipaksakan. Tangannya terus menyentuh bibirnya, rasa whiskey dan sentuhan lembut bibir Pevita bercampur menjadi sensasi yang tak terhindarkan. Wajah Pevita terus membayangi dengan wajahnya yang panik, mata memohon, dan kemudian, penerimaan yang mengejutkan. Yang paling mengganggunya adalah tangannya terasa masih meremas dada Pevita, mengingat betapa lembut dan rapuhnya tubuh gadis itu di bawah cengkeramannya. Rasa bersalahnya sangat besar, tetapi bercampur dengan gelora hasrat yang sama sekali tidak ia harapkan. Di hadapannya, Arkana dan Damian heran melihat Aldrich yang sangat tidak fokus. "Al, kamu dengar aku?" tanya Arkana, nadanya sedikit kesal. "Aku bilang, jaringan logistics Adiwangsa Balian adalah kunci untuk membersihkan semua aset properti. Kita harus t
Huling Na-update: 2025-10-27