Share

Malam Pertama

Selena dan Raka memasuki kamar utama.

"Tunggu, bajuku!"

Selena membalikkan tubuhnya ketika Raka menutup pintu kamar mereka.

"Bajumu? Dilemari."

"Lemari?"

Selena mengedarkan pandangannya, tapi tak menemukan satu bentuk benda yang disebut lemari. Ia hanya menemukan meja rias di sebelah kirinya. Dan sofa beserta meja di sebelah kanan.

Raka mendekati Selena.

"Lemari tidak ada di sini."

"Lalu?"

Raka menggenggam tangan Selena. Membawa gadis itu ke pintu yang dekat dengan sofa. Menembus ruangan sebelah yang berisi berbagai macam lemari putih dan lemari kaca. 

"Semua pakaianmu ada di lemari putih. Naomi sudah menyiapkan semuanya."

Selena mendekati lemari putih dan membukanya. Betapa takjubnya ia ketika dress berbagai warna tergantung rapi. Selena membuka lemari di sebelahnya. Ada linger yang pendek. Ia segera menutupnya, tak ingin Raka melihatnya.

"Kamu tak perlu menyembunyikannya. Aku sudah melihatnya."

Mata Selena membulat sempurna. Raka menahan tawa melihat ekspresi istrinya itu. Tak ingin mengganggu Selena, ia keluar dari ruang wardrobe.

"Aneh juga jika dia belum melihat."

Selena merutuki dirinya sendiri. Ia kembali membuka lemari yang berisi jubah tidur dengan berbagai model. Dan mengambil salah satunya.

"Ini buat tidur?"

Selena menatap lekat linger bewarna putih yang atasnya singlet dengan bentuk v neck, panjang di bawah bokong.

Selena menelan pelan ludahnya. Ini hari pernikahannya, malam pertamanya. Akankah itu terjadi?

***

Selena keluar dari kamar mandi setelah hampir satu jam berendam. Ia tak menemukan Raka di kamar. Di manakah pria yang sudah menjadi suaminya itu?

Selena mengeratkan jubah tidurnya. Untuk menutupi linger pendek yang sedang ia kenakan. Selena naik ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya yang lelah setelah semua acara pernikahan.

Perlahan, Selena memejamkan mata. Masuk ke alam mimpinya. Padahal ia sudah menyiapkan diri jika malam ini Raka meminta hubungan layaknya suami istri.

Tak lama kemudian, Raka masuk ke kamar. Ia melihat Selena yang sudah terlelap.

"Hahhh ...."

Raka menghela napas, lalu naik ke atas ranjang. Ia menatap Selena yang sudah tertidur pulas di sampingnya.

"Bukankah ini malam pertama kita?"

***

Selena membuka matanya, bangun dari tidurnya. Rasa lelah sudah hilang begitu ia bangun. Ia merasa lebih segar dan bugar. Ia benar-benar tidur nyenyak semalam.

Selena langsung melotot begitu mendapati jubah tidurnya yang terbuka. Apa yang terjadi? Bukankah semalam ia sudah mengikatnya erat. Bagaimana bisa terbuka lebar, memperlihatkan elok tubuhnya?

Selena langsung menutup rapat jubahnya. Ia melihat ke samping, tak ada Raka. Apakah Raka tidak tidur di sini semalam?

"Astaga. Bisa-bisanya aku tidur. Nggak tahu suami tidur di mana."

Selena bergegas turun dari ranjang dan masuk kamar mandi membersihkan diri.

***

Selena kuluar dari kamar. Menemukan Naomi yang keluar dari ruang sebelah kamarnya. Ia tahu itu ruang kerja Raka. Naomi sudah menjelaskannya sebelum menikah kemarin.

"Nona Selena. Kau sudah bangun?"

Selena tersenyum.

"Di mana Raka?"

"Tuan ada di ruang kerjanya."

Selena mengangguk.

"Bersiaplah. Pukul delapan nanti, Tuan akan membawa Nona ke kantor."

"Kantor?"

"Ya. Nona harus tahu kantor Tuan."

"Baiklah, aku akan bersiap-siap."

Selena kembali masuk ke dalam kamar. Ia langsung memilih pakaian yang ada di wardrobe untuk dikenakan.

"Kantor? Itu pasti formal."

Selena memilih kemeja putih sebagai atasan. Dan rok dengan panjang hitam di bawah lutut. Ia lengkapi fashionnya dengan jas, senada dengan roknya. Tak lupa sepantu vantovel setinggi lima sentimeter.

Selena melihat dirinya di cermin. Ia lalu menggunakan make up tipis seperti biasa. Rambut yang terurai ia ikat ke atas. Ia kembali menatap dirinya dari atas ke bawah.

"Perfect."

***

Naomi membuka pintu mobil untuk Selena. Di sebelah, Raka membuka pintunya sendiri untuk keluar dari mobil. Selena menghampiri Raka dan memeluk lengannya. Keduanya diikuti Naomi dari belakang masuk ke kantor.

Sepanjang Selena melangkah, ia bisa mendengar bagaimana orang-orang di sana mempertanyakan identitasnya. Bagaimana bisa gadis sepertinya berada di samping Raka? Siapa ia? Begitulah kiranya. 

Raka membawa Selena ke ruangannya. Di sana ia memperkenalkan Selena pada dua sekretarisnya.

"Selamat pagi, Bu Selena. Saya Jessie, sekretaris Pak Raka," ucapnya seraya tersenyum.

"Selamat pagi, Bu Selena. Saya Maya, sekretaris kedua Pak Raka."

Selena memicingkan mata melihat dua wanita di hadapannya. Mereka persis seperti Jane. Cantik juga seksi.

Jessie terlihat lebih frontal daripada Maya. Ia mengenakan kemeja dengan tiga kancing atas terbuka. Roknya yang ketat, pendeknya persis di bawah bokong.

Sedangkan Maya lebih terlihat mengikuti aturan. Aturan? Memang seperti apa aturan perushaaan Raka? Kemeja lengan panjang, tapi kancing atas dibuka? Rok pendek di bawah bokong?

"Sekarang kita akan ke ruang rapat. Apakah semua sudah siap?"

"Siap, Pak Raka." Jessie dan Maya menjawab kompak.

Raka mengangguk, lalu membawa Selena ke ruang rapat. Di sana sudah ada jajaran manager perusahaan. Selena tercengang begitu melihat jumlah manager wanita yang mendominasi ruangan daripada pria.

Setelah memperkenalkan Selena sebagai istri dan pemegang saham sepuluh persen, rapat pun di mulai. Selena mengamati satu per satu wanita di ruang itu.

"Apa seperti ini wanita di sekeliling Raka?" batin Selena.

Ia membandingkan wanita-wanita itu dengannya.

"Dengan Naomi saja aku masih kalah. Bagaimana dengan mereka?" batin Selena berkeluh.

*** 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status