 Masuk
Masuk"Hari ini kau sepertinya sangat santai." Kaiser menanggapi pertanyaan Caleb dengan sindiran.
Caleb tertawa kecil. "Dari jawabanmu, aku bisa memastikan bahwa kau telah kehilangan keperjakaanmu. Wanita itu sangat hebat, telah berhasil membuat Kaiser yang suci akhirnya tertarik pada kenikmatan dunia fana."
"Enyah dari sini!"
Tawa Caleb menggema. "Jadi, bagaimana pengalaman pertamamu?" Bukannya pergi, Caleb malah terus bertanya.
Kaiser diam, memikirkan jawaban dari pertanyaan Caleb. Wajah menggoda dan tubuh telanjang Luana menari di ingatannya. Namun, setelahnya Kaiser tersadar, ia segera berhenti memikirkan Luana yang ia anggap sebagai wanita jalang.
"Kau hanya akan membicarakan hal-hal tidak penting seperti ini?"
Caleb masih ingin menggoda Kaiser, tapi tampaknya Kaiser benar-benar tidak senang membicarakan tentang semalam. Entah apa yang salah.
Setelahnya pintu ruangan Kaiser diketuk dari luar, Bleiz -asisten pribadi Kaiser masuk ke dalam ruangan itu.
"Tuan, Nona Esther Hill meminta untuk bertemu dengan Anda." Bleiz menyampaikan.
"Biarkan dia masuk." Kaiser telah memutuskan untuk menerima perjodohan dengan Esther, jadi ia pasti akan lebih sering bertemu dengan Esther mulai dari sekarang.
"Baik, Tuan." Bleiz keluar, lalu kemudian berganti dengan Esther yang masuk ke dalam sana.
Ini adalah kedua kalinya Esther dan Kaiser bertemu. Pertemuan pertama mereka adalah di kencan buta yang telah diatur oleh kedua orang tua mereka.
Esther datang dengan membawa makanan yang telah ia buat sendiri. Ia kira Kaiser sendirian di dalam sana, tapi ternyata ada Caleb. Esther sering menghadiri berbagai acara penting bersama ayahnya, jadi ia mengenal Caleb yang juga berasal dari dunia bisnis.
"Apakah aku menganggu kalian?" tanya Esther. Wanita ini memperlihatkan citra baik dan anggun. Ia terlihat benar-benar seperti pewaris pada umumnya, tenang, elegan dan lembut.
"Tidak. Apa yang membawamu ke sini?" Cara bicara Kaiser pada Esther, sama seperti cara bicaranya pada semua orang di sekitarnya. Itu tidak memiliki arti khusus.
"Aku membawakanmu makan siang."
Tatapan Kaiser terarah pada tangan Esther. Ia kemudian tidak mengatakan apapun.
Esther meletakan kotak makanan yang ia bawa ke atas meja.
"Esther, ini adalah Caleb. Aku yakin kalian pasti sudah saling mengenal sebelumnya." Kaiser memperkenalkan Caleb pada Esther.
"Nona Esther, senang bertemu denganmu." Caleb mengulurkan tangannya.
Esther meraih tangan itu. "Senang bertemu denganmu, Tuan Caleb."
Caleb melihat jam di tangannya. "Aku masih memiliki pekerjaan lain, jadi aku akan pergi." Caleb tidak akan mengganggu pendekatan antara Kaiser dan Esther. Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu kemudian meninggalkan ruangan Kaiser.
Esther segera duduk di sebelah Kaiser. Ia membuka kotak makanan yang ia bawa. "Aku tidak tahu apa yang kau sukai, jadi aku harap kau menyukainya."
"Tidak perlu melakukan hal seperti ini lagi di masa depan." Kaiser bukan seorang pria yang menginginkan istri berbakti. Pekerjaan seperti memasak, ada koki yang bisa mengerjakannya.
Esther sedikit tidak nyaman setelah mendengar yang dikatakan oleh Kaiser. "Baik, aku mengerti."
Kaiser kemudian mencoba makanan di meja. Mengunyahnya dengan perlahan. Ia akan sedikit menghargai usaha Esther yang ingin melakukan pendekatan dengannya.
"Bagaimana? Apakah kau menyukainya?" Esther memandangi wajah Kaiser dengan hati-hati.
Ia telah belajar memasak selama beberapa waktu belakangan ini. Jadi ia yakin masakannya pasti akan disukai oleh Kaiser. Sebelum memberikannya pada Kaiser, ia juga telah mencicipinya.
Kaiser meletakan garpu yang ia pegang. "Terlalu hambar, aku tidak menyukainya."
Esther merasa sakit hati setelah mendengar kata-kata Kaiser, pria di depannya ini benar-benar terlalu berterus terang. Kata-katanya terasa seperti pisau yang menusuk hati. Namun, meski begitu Esther menahan keluhan di dalam hatinya.
"Ini adalah salahku yang tidak cukup baik dalam memasak. Bagaimana jika kita makan siang di luar?"
"Itu lebih baik." Kaiser segera berdiri dari tempat duduknya.
Senyum tampak di wajah Esther, setidaknya Kaiser tidak menolak ajakannya untuk makan di luar.
**
Satu minggu berlalu, Luana tidak mengganggu Kaiser sama sekali. Dan hari ini Luana kembali muncul di depan Kaiser.
Saat ini Kaiser sedang berenang di sebuah kolam renang yang merupakan fasilitas hotel tempatnya menginap.
Kaiser tidak sendirian di sana, beberapa orang juga sedang berenang. Saat Luana memasuki arena berenang yang terletak di luar ruangan itu, beberapa pasang mata segera mengarahkan pandangan mereka pada Luana.
Luana melepaskan kain yang melilit di pinggangnya, saat ini ia hanya mengenakan pakaian renang seksi berwarna cokelat gelap.
Beberapa pasang mata yang melihatnya sebelumnya, sekarang tidak bisa mengailhkan pandangan darinya. Luana melangkah masuk ke dalam kolam renang.
Tatapan Luana mengarah pada Kaiser, pada saat yang sama pria itu juga menatap Luana. Senyum menggoda tampak di wajah Luana, tapi alih-alih mendekati Kaiser, ia memilih untuk pergi ke sisi lain.
Jantung Kaiser berdetak lebih cepat dari biasanya, tangan Kaiser tanpa sadar segera menyentuh dadanya. Ini adalah kali kedua jantungnya seperti ini selama tiga tahun setelah ia mendapatkan transplantasi jantung. Dan itu semua karena Luana.
Setelah berenang beberapa waktu, Luana memilih untuk keluar dari kolam renang.
Pagi ini dia tidak akan menggoda Kaiser lebih banyak lagi. Ia hanya ingin memancing Kaiser saja hari ini.
Tatapan mata Kaiser terarah pada punggung Luana yang saat ini sedang menaiki tangga kolam renang. Pria itu kemudian menyesap minumannya dengan tenang.
Sudah satu minggu sejak malam ia tidur dengan Luana, ketika ia sadar ia bisa mengatur pikirannya. Ia tidak akan memikirkan Luana, tapi ketika ia tidur bahkan jika itu hanya terpejam sebentar, ia akan memimpikan Luana. Wajah genit Luana, desahan lembutnya, dan tubuhnya yang sintal telah melekat dalam ingatan Kaiser.
Kaiser telah hidup selama dua puluh sembilan tahun, ia telah bertemu dengan begitu banyak wanita, beberapa di antara mereka telah melepas pakaian di depannya, tapi tidak ada satupun yang membuatnya tergoda. Ia bahkan merasa jijik dengan wanita yang akan dengan mudah melepas pakaian untuk pria.
Namun, tidak dengan Luana. Bahkan setelah satu minggu, ia masih hapal seperti apa rasa tubuh Luana.
Meski begitu, Kaiser tidak membiarkan nafsu mengalahkan akal sehatnya. Wanita seperti Luana, ia tidak akan pernah datang untuk mencari wanita itu.
Setelah berenang, Luana kembali ke kamarnya. Ia membersihkan tubuhnya, mengenakan pakaian lalu meninggalkan hotel. Ia tidak memiliki tujuan lain selain studio pribadinya.
Luana mengemudikan mobilnya sendiri. Wanita itu metelakan satu tangannya yang menopang kepalanya di pintu mobilnya, satu tangannya yang lain memegang setir mobil. Ia sedang menunggu lampu hijau.
Di sebelah mobil super merah Luana, ada sebuah mobil Rolls-Royce Ghost berwarna hitam. Pemilik mobil itu tidak lain adalah Kaiser.
Kaiser yang tadinya sedang melihat ke ponselnya, tanpa sadar memiringkan wajahnya. Dan ia melihat Luana yang tampak bosan menunggu lampu hijau.
Beberapa saat kemudian lampu hijau menyala. Luana segera melajukan mobilnya lebih dahulu dari mobil Kaiser.
Kaiser memikirkan tentang mobil Luana, itu jelas bukan mobil yang hanya bisa dibeli dengan uang saja. Mobil yang dikendarai oleh Luana adalah mobil super edisi terbatas yang jumlahnya kurang dari sepuluh.
Tidak heran Luana merobek cek yang ia berikan, tampaknya wanita itu tidak kekurangan uang sama sekali.
Siapa sebenarnya Luana? Kaiser mulai penasaran dengan wanita yang sampai saat ini tidak ia ketahui namanya.
Kaiser berhenti memikirkan tentang Luana, siapapun Luana itu tidak penting baginya. Jika Luana tidak mengejar uangnya, maka wanita itu lebih buruk dari yang ia pikirkan.
Luana adalah tipe wanita yang menggunakan pria hanya untuk kesenangannya semata. Ia menikmati terbang dari pria satu ke pria lainnya.
**
Malam harinya Luana pergi ke klub malam, wanita itu menari di atas meja dengan pakaian seksinya, ia benar-benar tampak sangat menggoda.
Luana tenggelam dalam dunianya sendiri, ia tidak memedulikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Wanita itu mengangkat gelasnya lalu kemudian meminumnya.
Di sofa, tidak terlalu jauh dari tempat Luana menari ada Kaiser yang memperhatikan Luana. Pria itu datang beberapa saat lalu.
"Kaiser, bukankah itu wanita yang menggodamu minggu lalu?" Brayden bertanya pada Kaiser.
Caleb dan dua temannya yang lain segera melihat ke arah Luana. Pantas saja mereka merasa bahwa wanita itu tidak begitu asing, ternyata itu adalah wanita yang mengambil keperjakaan Kaiser.
Kaiser diam, ia menyesap minumannya, tapi tatapan tajamnya tidak lepas dari Luana. Gaun seksi, goyangan yang provokasi, wajah genit itu.
Wanita jalang ini sangat suka menarik perhatian pria!
Luana melihat ke arah Kaiser, ia kemudian mengangkat galasnya pada Kaiser lalu menenggak cairan di dalamnya hingga tandas.
Setelahnya Luana kembali menggoyangkan tubuhnya, menari selama beberapa waktu lalu kemudian turun dari meja. Ia kembali ke meja bartender, meminta gelasnya yang kosong untuk diisi lalu kemudian segera menyesapnya sampai habis.
Wanita itu meletakan gelas kosong ke meja. Ia kemudian meraih tasnya dan pergi.
tbc

Makan malam itu selesai, Luana dan yang lainnya saat ini sudah berada di depan restoran."Luana, pulanglah ke rumah." Ian berkata dengan lembut. Luana adalah putri pertamanya, ia tahu bahwa Luana membencinya karena pengkhianatan yang sudah ia lakukan, tapi baginya Luana tetap putrinya."Rumah keluarga Hill, bukan rumahku."Ian tidak ingin berdebat dengan Luana di depan Kaiser. "Di mana kau tinggal sekarang?""Ada begitu banyak hotel mewah di kota ini." Luana memiliki beberapa property atas nama ibunya, tapi ia memilih untuk tinggal di hotel karena ia tidak ingin tinggal di tempat yang besar dalam kesunyian. Selain itu, tinggal di hotel jauh lebih praktis baginya."Adik ipar, aku tidak membawa mobil, bisakah kau memberiku tumpangan?" Luana beralih pada Kaiser.Esther tidak bisa membiarkan Luana berdua dengan Kaiser. "Kaiser tidak searah denganmu, ada begitu banyak taksi, kau bisa memesan taksi.""Bagaimana kau bisa tahu aku tidak searah dengan adik ipar?" Luana menjawab dengan santai.
Luana keluar dari klub malam, musik yang memekakan telinga kini terdengar samar olehnya. Di belakang Luana, seorang pria mengejar. Pria itu kemudian berhasil menghentikan langkah Luana.Luana melihat ke pria di depannya. "Ada apa?""Nona, ayo bersenang-senang denganku malam ini."Luana melihat ke ornamen kaca yang ada di dinding, dari sana ia bisa melihat Kaiser baru saja keluar dari pintu klub."Bersenang-senang?" Luana mengangkat tangannya, membelai rahang pria di depannya.Pria itu memejamkan matanya, merasakan sentuhan Luana yang membuatnya bergairah. "Ya."Luana mendorong pria itu ke tembok yang ada di dekatnya, Luana mendongakan dagunya, wajahnya perlahan-lahan mendekat ke wajah pria di depannya. Ia memiringkan sedikit kepalanya. Saat ini jarak bibirnya dan bibir pria itu sangat tipis.Pria di depan Luana sudah menantikan ciuman Luana, tapi saat jarak hanya kurang dari satu senti meter, wajah Luana menjauh dengan cepat.Pria itu sangat tidak puas, siapa yang sudah mengganggu kes
"Apakah akhirnya kau kehilangan keperjakaanmu?" Caleb, satu dari empat sahabat Kaiser bertanya pada Kaiser. Pria ini sedang berkunjung ke perusahaan Kaiser."Hari ini kau sepertinya sangat santai." Kaiser menanggapi pertanyaan Caleb dengan sindiran.Caleb tertawa kecil. "Dari jawabanmu, aku bisa memastikan bahwa kau telah kehilangan keperjakaanmu. Wanita itu sangat hebat, telah berhasil membuat Kaiser yang suci akhirnya tertarik pada kenikmatan dunia fana.""Enyah dari sini!"Tawa Caleb menggema. "Jadi, bagaimana pengalaman pertamamu?" Bukannya pergi, Caleb malah terus bertanya.Kaiser diam, memikirkan jawaban dari pertanyaan Caleb. Wajah menggoda dan tubuh telanjang Luana menari di ingatannya. Namun, setelahnya Kaiser tersadar, ia segera berhenti memikirkan Luana yang ia anggap sebagai wanita jalang."Kau hanya akan membicarakan hal-hal tidak penting seperti ini?"Caleb masih ingin menggoda Kaiser, tapi tampaknya Kaiser benar-benar tidak senang membicarakan tentang semalam. Entah apa
Luana mengenakan gaun seksi berwarna merah gelap, wanita itu melangkah mendekat ke sekumpulan pria yang saat ini sedang minum bersama.Wanita itu membuka kotak rokoknya lalu mengambil satu batang rokok dan menyelipkan di mulutnya. Ia terus melangkah dengan tatapan terarah ke satu pria, lalu kemudian berhenti saat ia sudah berada di depan seorang pria tampan dengan wajah dingin.Luana membungkuk lalu kemudian menyalakan rokoknya langsung dari rokok pria yang ada di depannya. Kedua pasang mata mereka bertemu, wanita cantik itu tersenyum menggoda sementara pria di depannya masih memasang wajah dingin.Beberapa pria yang ada di sana menatap Luana dengan tatapan terkejut. Wanita di depan mereka benar-benar memiliki nyali yang besar."Siapa wanita ini?" Salah satu dari mereka bertanya pada teman di sebelahnya.Pria itu menatap wanita asing tidak jauh darinya. "Aku baru melihatnya."Luana menghisap rokoknya lalu kemudian menyemburkan asapnya ke depan dengan cara yang sensual.Pria yang digod
Seorang wanita mengenakan gaun berwarna putih dengan ekspresi tanpa jiwa sedang melukis. Wanita itu sedang mendengarkan apa yang dibicarakan oleh asisten pribadinya."Nona Luana, Tuan Kaiser telah kembali ke ibu kota. Saya mendapatkan berita bahwa Tuan Kaiser akan dijodohkan dengan Nona Ester."Tangan wanita itu berhenti menggores kuas di kanvas. "Apakah ada lagi?""Tidak ada, Nona.""Kau bisa pergi.""Ya, Nona."Setelah asisten pribadinya keluar, wanita itu tidak lagi melanjutkan lukisannya. Ia bergerak ke meja yang ada tidak jauh darinya. Wanita itu kemudian membuka laci dan mengambil berkas yang ada di sana.Ia membuka berkas itu, matanya tertuju pada data pribadi seseorang di sana. Kaiser Lysander. Tatapannya terarah pada foto pria dengan setelan jas berwarna hitam. Pria itu memiliki fitur wajah yang sempurna, sangat tampan, dengan sorot mata tajam.Namun, bukan ketampanan dan kekuasaan yang dimiliki oleh pria itu yang membuat Luana mencari informasi pria ini.Jantung yang dimili








