Share

Bab 20

Mas Agung sudah kembali bekerja seperti biasa dengan penuh semangat. Sepulang dari rumah sakit, tepatnya malam tadi aku memergokinya menelepon Ainun lagi di dapur.

Dia tidak membahas masalah kromosom, malah desah-desahan. Tidak lama kemudian Mas Agung ke luar rumah untung saja sebelum itu aku sudah mengelabuinya dengan cara menutup bantal guling dengan selimut.

Cahaya remang-remang tidak berhasil membuatku ketahuan kalau sedang bersembunyi di dekat guci besar. "Malam ini di rumah kosong dekat persimpangan!" kataku mengirim pesan suara pada Mas Haiqal.

[Mereka akan ke sana? Pantas saja Ainun sibuk berdandan.] balas Mas Haiqal.

Dia hanya mengirim pesan aksara karena ada Ainun di sana. Baiklah, kita akan tahu apa yang mereka lakukan di sana. Mas Haiqal dengan mudah bisa merekam perbuatan bejat keduanya karena Mas Agung tadi membawa senter besar.

Suara ketukan di pintu rumah membuyarkan ingatanku perkara tadi malam. Segera kaki melangkah cepat, begitu daun pintu terbuka, Mas Haiqal berdir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status