INICIAR SESIÓN"Yan Haoxuan?" Yan Haoxuan melangkah maju hingga berdiri tepat di depan Lin Ruyue. Feng Xin mengikuti di belakangnya, membungkuk takzim. "Saya berada di sini atas keinginan yang Mulia Pangeran, untuk menjelaskan apa yang telah terjadi kepada Tuan Putri. Apakah Tuan Putri bersedia mendengarnya?" Feng Xin meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukannya. "Kau boleh bicara selama yang kau mau."Feng Xin tersenyum penuh penghargaan. "Tuan Putri. Sebagai tunangan Yang Mulia, Anda tentunya sudah mengetahui …, bahwa situasi Anda di istana ini tidak pernah benar-benar aman.""Meski keputusan ini dibuat langsung oleh Baginda Kaisar dan atas persetujuan Yang Mulia sendiri, dalam arti tidak ada paksaan apa pun dalam hal ini, tetap ada beberapa pihak yang merasa dirugikan.""Mereka menganggap kerugian itu akan hilang asalkan Yang Mulia tidak menikahi Tuan Putri. Meski pun keuntungan besar akan diraup dari pernikahan ini, mereka tidak menyukainya karena bagi mereka itu tetap merugikan." "Bela
"Persiapkan dirimu, Li Yu." Jiu'er memakai kain cukup tebal untuk menutupi mulut dan hidungnya. Kedua lengan bajunya digulung hingga ke siku. "Di proses ini, kesempatan hidup Lin Ruyue hanya tiga persen. Penawar ini pun tidak bisa diberikan berulang." Jiu'er memeriksa jarum akupunktur yang akan digunakan. "Sekali botol kaca ini dibuka, ketahanannya pun akan berkurang. Kita hanya bisa menggunakannya satu kali. Dan harus menyuntikkannya dengan jarum akupunktur ke dua belas titik meridian utama." "Aku tidak boleh melakukan kesalahan atau semuanya menjadi hancur berantakan. Jadi pastikan kau membantuku dengan benar. Atau kita akan dipenggal bergantian." Jiu'er membuka botol kaca berisi cairan berwarna kemerahan. Li Yu mengangguk, ia menelan ludah, perannya sangat penting saat menjadi asisten pribadi Jiu'er. Pemuda ini cekatan saat melakukan pengobatan, membuat Li Yu harus bekerja dengan cepat juga. Penawar mulai diberikan sesuai instruksi, Li Yu mengikuti kecepatan tangan Jiu'er deng
Gelap. "…."Seseorang bersuara, tapi suara itu terdengar sangat jauh bagi Lin Ruyue yang memejamkan matanya. Lambat laun, suara itu menajam dan mulai terdengar jelas. "A-Yue, bangun."Mata Lin Ruyue semakin menajam, lalu terbuka sedikit demi sedikit. Cahaya yang masuk menyilaukan, ia harus menyipit selama beberapa saat untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya terang di sekitar. "Hmm …." Ia mendesah pelan, meregangkan tubuh. Bangun dari tidur. "A-Yue." Suara itu terdengar lagi. Lin Ruyue membuka matanya dengan sempurna, menampilkan sosok wanita paruh baya yang sangat cantik dengan jubah mewah yang menyelimuti tubuh idealnya. "Putriku bangun lebih cepat dari biasanya, ya." Suara wanita itu ramah, membelai kepala Lin Ruyue dengan lembut. Setelah mendengar perkataan seperti itu, siapa pun pasti bisa menebak siapa wanita paruh baya cantik berpakaian mewah ini. Ratu dari Kerajaan Qing, ibu kandung Lin Ruyue, Gu Yuxin."Ibu …." Lin Ruyue bergumam sambil mengusap matanya yang s
Pagi hari berikutnya, suasana di Istana Yixiao tidak membaik. Jiu'er sedang mengamati sisa daun teh di dalam poci dengan mikroskop sederhana. Yan Haoxuan berdiri di belakangnya, mengawasi setiap gerak-geriknya."Ini bukan melati biasa," gumam Jiu'er. "Ini adalah Melati Kelam. Tanaman ini hanya tumbuh di rawa-rawa beracun perbatasan Barat yang selalu tertutup kabut. Aromanya memang identik dengan melati, tapi daunnya mengandung alkaloid yang bisa membekukan saraf dan menghancurkan dinding pembuluh darah secara perlahan."Jiu'er menjelaskan lebih lanjut dengan wajah serius. "Ciri utamanya adalah habitatnya yang harus berada di tanah yang mengandung sulfur tinggi.""Yang membuat ini mengerikan adalah, seseorang mencampurnya dengan Bunga Penenang Ungu. Bunga itu biasanya obat, tapi jika bertemu dengan Melati Kelam, ia akan menutupi gejala awal racun tersebut.""Itulah sebabnya Tuan Putri tidak merasakan apa pun saat meminumnya, sampai racun itu sudah mencapai organ vital.""Apa penawarnya
Yan Haoxuan menyambar tubuh Lin Ruyue sebelum kepala wanita itu menghantam lantai. Ia merasakan tubuh Lin Ruyue bergetar hebat dalam dekapan lengannya, napasnya pendek, tersedak oleh darah yang terus merembes dari bibirnya yang kini membiru."Jiu'er! Panggil Jiu'er sekarang juga!" Yan Haoxuan meraung, suaranya menggelegar hingga ke sudut-sudut koridor.Tak butuh waktu lama bagi sosok mungil berpakaian ringkas untuk menerjang masuk ke aula. Jiu'er, yang memang ditempatkan Yan Haoxuan untuk mengawasi Lin Ruyue, langsung berlutut di samping mereka. Wajahnya yang biasanya tenang saat menangani luka tusuk atau racun ular kali ini tampak sangat serius. Ia segera menekan titik nadi di leher Ruyue dan membuka kelopak mata wanita itu."Letakkan dia di ranjang. Sekarang." Jiu'er memerintah tanpa rasa takut sedikit pun pada otoritas pangeran di depannya.Yan Haoxuan mengangkat Ruyue, membawanya ke dalam kamar dengan langkah lebar yang mematikan. Li Yu mengikuti di belakang dengan isak tangis ya
Kehadiran Yan Haoxuan di ambang pintu Aula Utama Istana Yixiao seketika mengubah atmosfer ruangan. Zhou Xinyi, yang tadi masih bersorak antusias, kini membeku dengan punggung tegak. Ia melirik Lin Ruyue, menanti reaksi sang tuan rumah. Sebagai putri bangsawan yang dibesarkan dalam intrik, Zhou Xinyi tahu bahwa kehadiran seorang tunangan secara mendadak biasanya adalah momen pribadi, namun Ruyue tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyembunyikan apa pun.Lin Ruyue tidak bangkit dengan tergesa-gesa atau tersipu malu. Ia hanya menatap Yan Haoxuan dengan tatapan datar, seolah kehadiran Pangeran Ketiga itu tak lebih dari sekadar gangguan kecil pada pesta tehnya."Anda sudah berdiri di sana cukup lama, Yang Mulia," ujar Lin Ruyue, suaranya dingin dan tanpa basa-basi. "Apakah mendengarkan percakapan wanita adalah hobi baru Anda?"Yan Haoxuan melangkah masuk, jubah putihnya menyapu lantai dengan elegan. Matanya yang tajam tetap terkunci pada buku biru di tangan Zhou Xinyi. "Aku hanya tertari







