Share

Membohongi Bunda

“Assalamu’alaikum.”

Tawa Abang seketika berhenti saat seseorang menguruk salam. Kuturunkan selimut dari wajah, memastikan siapa yang datang.

“Waalaikumsalam.” Serempak kami menjawab salam. Rupanya Bunda sudah datang. Aku mengulas senyum menyambut kedatangan Bunda.

Wanita bergaya sosialita muslimah itu dengan anggun melenggang masuk, menghampiri kursi yang diduduki Abang, tanpa disuruh lelaki berkumis tipis berdiri.

“Ngetawain apa kamu, Den?” tanya Bunda, begitu duduk di atas bangku dekat ranjang. Abang gelagapan, menggaruk belakang kepala. Aku tahu sebenarnya tidak gatal, hanya menghalau kegugupannya saja.

“Hm ... a-anu, Bun ....” ucap Abang terbata-bata. Bunda menoleh, keningnya berkerut.

Tampak sekali penasaran dari raut wajah cantiknya.

“Hush! Bicara kamu anu-anu. Gak sopan!” Tegas Bunda menegur. Lantas pandangan wanita berkerudung merah muda beralih menatapku.

“Sayang, gimana keadaanmu, udah baikan?” Lembut, tangan wanita berusia enam puluh tahunan itu membelai kepalaku yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status