Kini pria itu yang merasa disudutkan oleh kata-kata sekretaris Dion. Jika dia tidak bisa membantah, maka seluruh Indonesia dan dunia tau kalau sebenarnya dia telah berpihak kepada siapa saat ini. Dia melirik sekretaris Dion diam-diam. Seluruh tubuhnya saat ini sudah bergetar. Merasakan setiap denyut di dalam tubuhnya meronta-ronta. Dia bingung mau menjawab apa. Dengan ucapan sekretaris Dion saja dia sudah diam. Dia tidak punya kekuatan lagi untuk melawan. Jika dia terus melawan, semua keburukannya pasti akan terbongkar. Apalagi, selama ini dia bekerja sebagai Host hanya untuk menjatuhkan orang yang lemah di layar kaca. Selama ini tidak ada yang tau akan sifat buruknya. Tapi, tidak menutup kemungkinan, pria itu akan mendapat hukumannya dari Tuan Rey. Orang terkejam di muka bumi ini. Berani melawan berarti harus berani menerima kekalahan. Kehancuran demi kehancuran tidak terjadi hanya kepadanya saja, tapi seluruh keluarganya juga akan ikut merasakan akibat ulahnya sendiri.“Mengapa An
"Makan saja, nanti kamu sakit," ucap pria itu lagi. Kali ini dia usahakan suaranya sedikit berbeda dari yang tadi, yang tadinya suaranya hanya sekilas lembut kepada gadis itu sehingga membuatnya tidak sabar menunggu sampai kapan gadis itu mau makan. Akhirnya dia mengeraskan sedikit suaranya dan karena itu, Aulia menoleh ke arahnya. Tampaknya gadis itu terkejut dengan suaranya, tapi itu tidak masalah baginya, sebab itu adalah cara yang terbaik untuk membuat gadis itu mau makan. Jika dia semakin membiarkannya seperti itu, yang ada dia malah tidak makan nanti.“Kenapa kamu tidak makan?” Tuan Rey menatap nanar kedua bola mata Aulia dan berpikir sepertinya gadis itu mau makan jika dia yang menyuapinya. Setelah beberapa menit dia berpikir keras, mengartikan semua maksud dari ucapan Bi Atun padanya yang sampai saat ini barulah dia mengerti.“Kamu mau 'kan, jika aku yang menyuapimu makan?”Tuan Rey berusaha untuk tidak marah dulu sebelum gadis itu benar-benar sudah menghabiskan semua nasi p
“Bibi, cepat Bi... nanti kita diomeli Tuan Rey. Kenapa Bibi masih asik bergoyang?” Tegur Novan. Dia menggelengkan kepalanya serasa Bi Atun bertingkah aneh, meskipun wanita paruh baya itu sudah berusia 50 tahun, Bi Atun masih terlihat cantik. Kulitnya masih mulus. Tidak berkerut sama sekali. Dia masih seperti kelihatan menginjak usia 35 tahun.“Iya, Tuan. Saya sangat senang dengan perubahan Tuan Rey. Tuan Rey tidak biasanya seperti itu. Jadi, saya harus merayakannya.” Sahut Bi Atun yang terhenti tiba-tiba karena kelelahan. Habis sedari tadi wanita paruh baya itu terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kadang kain pel dia angkat ke atas, lalu ujung kain pel itu dia torehkan mendekat ke mulutnya. Dia bergoyang sambil bernyanyi. Suaranya memang merdu, tapi jika Bi Atun membuat keributan seperti itu, apa kata Tuan Rey nanti. Mereka pasti akan diomeli habis-habisan.Novan meletakkan panci itu di tempat yang seharusnya tempat peletakan panci. Kemudian dia cepat-cepat mengambil
Acara voting kedua antara perusahaan Pertamina dan perusahaan Sinopec Grup belum dimulai, masih ada waktu mereka untuk saling bertukar pikiran atau mereka menunggu saja sampai acara itu dimulai. Dengan gayanya yang cool, membuat semua gadis yang ada di luar ruangan MCR itu terus melirik Tuan Rey. Dalam hati mereka ingin sekali menegurnya, tapi melihat Tuan Rey dari mimik wajahnya yang selalu datar membuat mereka tidak berani menatap sosok pria itu.“Lihatlah. Dia sangat ganteng 'kan?” Tanya seorang gadis cantik yang tidak jauh jaraknya dari Tuan Rey. Bentuk rambutnya ikal, dia tinggi dan juga kulitnya sangat putih. Dia memakai stelan baju kodok yang cukup menggelikan, dia juga memakai perhiasan metal di bagian lengannya. Dari semua gadis yang ada di sana, hanya dialah yang memakai baju seperti itu. Apakah dia mau rekaman juga? Jika iya, sutradara mana yang mau menerimanya? Tapi, meskipun gaya gadis itu seperti seorang perempuan, itu sesuai dengan selera Tuan Rey. Tuan Rey tidak mem
“Mischa?” Ucap Tiara setelah melihat kedatangan Novan dan Mischa ke rumahnya. Semenjak Tiara dan sekretaris Dion bersama waktu itu, sekretaris Dion melarang Tiara untuk bekerja lagi sebagai seorang suster. Sekretaris Dion telah berjanji akan memenuhi segala kebutuhan Tiara pada kehidupan selanjutnya. Itulah mengapa Riri diperintahkan untuk menjaga Tiara pada saat itu, agar Tiara tidak kesepian. Gadis itu tinggal di rumah itu seorang diri. Pengasuhnya dulu sudah lama meninggal dunia.Besar pengorbanan ibu pengasuhnya dulu kepada Tiara, agar Tiara bisa menjadi seorang suster dan dengan cepat seperti membalikkan telapak tangan saja, Tiara meninggalkan pekerjaannya hanya karena gombalan pria brengsek seperti sekretaris Dion. Ntah bagaimana nanti nasib gadis ini setelah sekretaris Dion mencampakkannya. Dia begitu mudah tergoda dengan segala hasutan Dion padanya hingga tidak berpikir secara matang-matang untuk melakukannya.Hari itu, hari dimana mereka habis melakukannya, sekretaris Dion la
Dia memindahkan setengah penghasilan perusahaan Pertamina, lalu dia juga memotong gaji seluruh pekerja di Pertamina dengan alasan mereka telah melakukan kesalahan.Tuan Guntur juga sudah banyak memecat para karyawan yang berani menentang peraturannya. Dia juga bersikap tidak baik kepada karyawan dan semena-mena kepada karyawannya. Menyuruh sekretarisnya dengan paksa agar bekerja lebih keras lagi. Mereka juga dipaksa bekerja lembur malam tanpa ada tambahan gaji yang didapat. Hal itu membuat karyawan perusahaan itu marah dan memberontak.Pada saat mereka memberontak, mereka dilenyapkan secara diam-diam. Tuan Guntur mengubur semua mayat itu di belakang gedung Pertamina. Di sana tersedia sebuah sumur yang dalam. Mereka dibuang ke sana.”Host itu merinding mendengarnya, meskipun dia sudah lama kenal dengan Guntur, dia tidak pernah tau soal itu. Lalu dia menoleh ke arah Guntur, “Apakah yang dikatakan sekretaris Dion ini benar, Tuan?”“Tidak! Itu tidak benar.” Guntur membantah semua bukti yan
Rina hanya bisa menghela napas. Bagaimana tidak, baru pukul enam pagi dia harus hadir di sebuah rumah besar milik ayahnya itu. Perlahan matanya mengelilingi tiap sudut rumah itu. Rumah yang begitu mewah tapi... apakah rumah ini juga hasil dari perbuatan ayah? Apakah ayah juga berbuat demikian? Tidak! Aku tidak boleh terpengaruh oleh perkataan pria aneh itu. Dia pasti berbohong!Selain enggan bertemu Suga, dia tidak bisa bangun siang, rasanya sungguh memuakkan, tetapi Rina tidak bisa berbuat apa-apa. Pria itu selalu mengancamnya akan melaporkan semuanya kepada ayahnya atas semua perbuatannya selama ini kepada Suga, meskipun ucapan pria itu mulai berkuasa dalam benaknya, ingin mencari tau apakah semua ucapan pria itu benar. Flashdisk itu. Dia tidak akan percaya hanya melihat flashdisk itu. Bisa saja Suga menyuruh seseorang untuknya. Zaman sekarang tidak ada yang tidak bisa dilakukan selain kita kaya, memiliki banyak uang.Rina berpikir bahwa semua bisa berjalan di atas kendalinya, namu
Pujian dan dukungan dari warganet adalah napas kehidupan baginya, sehingga bukan kebetulan jika dia berbicara tentang pernikahan yang akan datang dengan gaya profesional yang membuat ibunya tersinggung.Sekarang Ronald mengulaskan senyumannya yang paling memukau. "Mama, aku heran bisa-bisanya kau memarahiku sementara kau sendirilah yang mengusulkan penyatuan itu.""Well, harus ada orang yang mengurus pernikahan secara patut di kelurga ini. Saat aku memikirkan bujang lapuk konyol di Paris Hotel itu, yang bertunangan dengan pengurus rumah tangganya—""Kuduga yang kau maksud dengan 'bujang lapuk konyol' itu adalah Paman Lukman Sardi, artis senior sebelum aku, Count Bella, kepala keluarga kita," sahut Ronald masam."Menjadi seorang count tidak bisa menghalanginya menjadi bujang lapuk konyol," balas Laudya Chintya Bella. "Dan menjadi ahli warisnya juga tidak menghalangi Lambok untuk menjadi bujang ingusan konyol, yang berniat menikahi seorang perempuan Arab—""Tapi Dolpine Alexander berasal