Share

Bab 19

Jam makan siang belum usai. Tapi Lara harus melihat drama yang tersaji secara epic di ruangan atasannya. Bukan bermaksud cemburu. Cukup sederhana saja bagi Lara untuk memisahkan mana pekerjaan dan mana yang pribadi.

Namun mendengar bisikan Leha perihal wanita yang ada di dalam ruangan Gema, ada percikan api yang tersulut. Ingin mengakui bahwa itu cemburu, takut kekanakan. Tapi memendam sendiri apa yang dirasakan, juga bukan solusi yang tepat.

“Serius lo ini mantan istrinya?” Leha mengangguk. Bukan Lara yang kepo. Adalah Saras. Datang-datang menyedot es teh susu bobanya.m. “Gila gengs. Oke bohaylah untuk seumuran 30 tahun.” Oh, masih muda. “Tapi ngapain coba dia datang ke sini?”

“Rujuk kali. Kan pak Gema juga masih melajang. Biasa, duda-janda demen gitu; kawin cerai.”

“Apa bagusnya, sih, ya kayak gitu tuh. Di sangka nyari duwit segampang balikin telapak tangan saja.”

“Orang kaya suka bebas. Nggak ada pandang bulu soal gampang susahnya.”

Benar juga. Lara jadi diam. Mendadak otak Lara b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status