Home / Romansa / Menikah Dengan Paman Tunanganku / Bab. 102: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Share

Bab. 102: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Author: Faoo pey
last update Last Updated: 2025-06-12 21:53:44

“Aku memang sedikit lelah,” kata Anatasya terkekeh pelan, tanpa menyadari betapa aneh tatapan Ainsley padanya.

Saat ia hendak melangkah masuk ke kamar, suara Ainsley terdengar di belakangnya, pelan namun jelas.

“Istriku, kamu kelihatan sangat lelah hari ini. Bagaimana kalau aku memijatmu?”

Ainsley dengan tenang mendorong kursi rodanya mendekat.

“Tidak usah, terima kasih. Kamu juga lelah, kan? Bagaimana bisa aku membiarkanmu memijatku?” Anatasya menolak sambil tersenyum. Tapi ketika dia berbalik, Ainsley sudah lebih dulu mendorong pintu kamar tidur utama.

“Tidak selelah itu. Aku cuma menemani beberapa klien makan malam,” ujarnya sambil melirik halus ke arah sepasang kaki jenjang dalam stoking sutra hitam itu. Meskipun pandangannya sedikit nakal, nada suaranya tetap tulus. “Kamu sudah mengunjungi banyak rumah siswa hari ini, pasti kakimu pegal.”

“Aku bisa merendam kakiku sendiri.”

Namun belum selesai kalimatnya, Ainsley sudah menepuk kasur dan berkata penuh semangat, “Ke sinilah. Teknis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 108: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Anatasya bersandar di kursi. Raut wajahnya menunjukkan kelelahan. Ia tak menjawab pertanyaan barusan, hanya berkata pelan, "Ayo makan. Aku lapar.""Iya." Ainsley mengangguk dan membawanya pergi ke restoran Linjiang.Begitu makanan dihidangkan, Anatasya hanya menyuap beberapa sendok kecil untuk mengisi perutnya. Setelah meneguk napas panjang, ia kembali bersuara."Kamu tadi tanya apakah aku sedih?"Ainsley segera menatap wajahnya, fokus dan menunggu."Aku sedih." Anatasya tersenyum tipis. Senyum yang justru memperlihatkan betapa lukanya ia, "Kami pernah bersama tiga tahun. Sekalipun semuanya telah hancur, perasaan itu tidak bisa sepenuhnya hilang. Melihat dia memperlakukanku seperti tadi… sulit rasanya bilang aku tidak sedih."Ainsley mengangguk, matanya sedikit redup memahami emosi yang tengah dikeluarkan Anatasya.Tapi sebelum suasana menjadi terlalu sendu, Anatasya mengangkat tangannya, menepuk punggung tangan Ainsley dengan lembut, lalu tersenyum kecil."Tapi justru karena itu, ak

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 107: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Ketika Delcy mendengar suara Ainsley yang sedang menonton kesenangan ini, dia sangat marah hingga wajahnya berubah."Ainsley, kamu sangat bangga, kan?""Biasa saja, aku cukup senang." Ainsley tersenyum."Kamu--" Delcy sangat marah hingga darahnya mengalir ke kepalanya dan kepalanya sakit, "Nak, Nak, kamu harus membantu ibu!" Polisi itu mengabaikan perlawanan Delcy dan langsung membawanya pergi.Pada saat ini, pelayan yang bersembunyi di sudut diam-diam mengambil gambar pemandangan ini dengan ponselnya.Setelah Delcy pergi, ruang tamu rumah tua itu tiba-tiba menjadi sunyi.Brylee menghampiri Anatasya dan berkata dengan nada menghina, "Anna, ada apa denganmu? Ya, ibuku menentang kita bersama, tetapi dia punya alasan.Ibu mertua mana yang akan menerima bahwa calon menantunya tidak subur!Mengenai hal ini, aku juga secara aktif berusaha mencari cara untuk menghadapimu. Aku tidak mengatakan ingin putus denganmu. Apa yang membuatmu tidak puas?Sejujurnya, menurutku aku, Brylee, pantas untu

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 106: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Melihat Brylee yang baru saja pulang tiba-tiba histeris, Delcy langsung berteriak putus asa,"Nak! Selamatkan Ibu! Selamatkan Ibu! Ini Anatasya—wanita jahat ini! Dia yang memanggil polisi untuk menangkap ibumu!"Brylee yang masih berdiri di ambang pintu langsung menjatuhkan semua barang bawaannya dan melangkah cepat ke ruang tamu. Wajahnya terlihat terguncang. Ia menatap Anatasya dengan pandangan mencela."Apa yang terjadi di sini?!"Hati Anatasya bergetar.Tidak ada pelukan hangat, tidak ada kebahagiaan karena pertemuan kembali setelah lama berpisah. Hanya kekecewaan... lagi dan lagi.Ia hanya diam, tak tahu harus menjawab seperti apa.Brylee lalu menoleh kepada polisi dengan nada meminta pengertian."Pak, apakah ini hanya kesalahpahaman? Di antara dua wanita ini, satu adalah ibu saya, satu lagi adalah tunangan saya. Ini urusan keluarga... mungkin bisa diselesaikan secara pribadi?"Namun polisi tetap netral dan profesional. "Ini bukan lagi konflik internal keluarga, Tuan. Ini adalah

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 105: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Melani, yang tertahan sebelum sempat melangkah pergi, hanya bisa tersenyum pahit. Lama ia terdiam, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. “Bukan begitu… Saya hanya khawatir terhadap reputasi sekolah kita,” ujarnya pelan, mencoba mencari alasan. “Oh, begitu?” Anatasya menjawab dengan senyum hangat yang tak menunjukkan emosi. “Reputasi sekolah memang penting. Tapi, bagaimana dengan reputasi guru-guru di dalamnya? Apakah itu tidak sepenting institusinya sendiri?” Jasmine ikut menyahut, suaranya lantang, “Benar! Anda adalah atasan kami, kepala sekolah. Ketika sesuatu terjadi, seharusnya Anda melindungi kami terlebih dahulu. Melindungi guru sama dengan melindungi nama baik sekolah. Bukankah begitu menurut Anda?” Melihat Pengacara Frans membisikkan sesuatu di telinga Anatasya, wajah Melani langsung memucat. Ia segera panik dan berseru buru-buru. “Ya, ya, kalian benar. Saya akan memperbaikinya lain kali. Saya benar-benar menyesal.” Dengan langkah tergesa namun bernada tulus, Melani men

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 104: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Anatasya memandangi ibu Julian dan polisi wanita yang tengah berdebat dengan tenang. Suaranya tenang namun tegas saat ia berkata, "Saya tidak setuju untuk berdamai. Meskipun Anda ingin mencabut laporan, Anda tidak punya hak untuk menyentuh kalung permata itu.""Kenapa tidak!" seru ibu Julian dengan nada tinggi, nadanya penuh kemarahan. "Saya pemilik kalung itu! Saya yang melaporkan kasus ini. Kalau saya tidak ingin melanjutkan tuntutan, itu hak saya!"Anatasya memandangnya tajam. "Karena kalung itu adalah bukti dalam upaya memfitnah saya. Jika Anda tidak menuntut saya, maka saya yang akan menuntut Anda." Sorot matanya dingin, dan setiap katanya membawa tekanan yang menggetarkan ruangan."Benar! Kami juga tidak menyetujui perdamaian!"Sebuah suara pria yang lantang memecah ketegangan dari luar ruangan.Semua mata langsung tertuju ke arah pintu. Seorang pria berjas hitam-abu dengan kacamata berbingkai tipis masuk ke dalam ruangan, diikuti oleh Desya yang mengenakan pakaian olahraga hita

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 103: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    “Hei, Jasmine! Kenapa kau memarahiku? Jangan keterlaluan! Lagipula, aku atasanmu!” bentak Melani dengan nada tinggi, seolah dirinya sutradara panggung yang baru kehilangan kendali atas skenario.Jasmine menyeringai, lalu menjawab dengan tenang namun tajam, “Memarahi Anda? Wah, kepala sekolah, jangan salah sangka. Saya sedang memarahi si pembuat onar di cerita ini.”Tatapannya menajam, “Kita semua tahu siapa Miss Anna sebenarnya. Tadi saya hanya bilang omong kosong pada mereka yang menuduhnya mencuri. Jadi, kalau memang yang bilang itu ibu Julian, ya saya marahi dia!”Wajah Melani seketika pucat. Kata-kata tersangkut di tenggorokannya, tak mampu ia keluarkan.Dalam suasana yang memanas itu, Anatasya justru menjadi lebih tenang. Ia berdiri dengan anggun, lalu menatap Jasmine dan Caca dengan tulus. “Terima kasih,” bisiknya lembut.Ia tahu, membela seseorang dalam situasi seperti ini bukan hanya soal keberanian, tapi juga soal menanggung risiko. Terutama jika yang dibela sedang berada di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status