Home / Romansa / Menikah Dengan Paman Tunanganku / Bab. 122: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Share

Bab. 122: Menikah Dengan Paman Tunanganku

Author: Faoo pey
last update Last Updated: 2025-06-24 22:33:52
Brylee naik pesawat tepat sebelum Bima menerima pesan tersebut.

Bima melirik ke arah Bobby, Zack, dan Adithya yang sedang duduk bersama di dalam ruang VIP, ragu apakah ia harus segera melapor atau tidak.

Ainsley yang sedang menyesap teh mendongak dan bertanya santai, “Ada sesuatu?”

Bima langsung merendahkan suaranya dan menjawab, “Tuan muda kedua baru saja mengambil cuti. Saat ini, dia sedang berada di pesawat. Diperkirakan akan tiba di Jiangcheng dalam dua jam.”

“Baik,” jawab Ainsley tenang. “Tak masalah.”

Adithya sedikit terkejut. “Tunggu, bukankah kau bilang keponakanmu itu nggak akan kembali sebelum kau berhasil memenangkan hatinya?”

“Ya, dan aku berhasil. Istriku baru saja mengaku cinta padaku.” Ainsley tersenyum puas. “Suaranya... luar biasa. Kalian berdua para jomblo pasti belum pernah dengar suara semanis itu.”

Bobby: ...

Adithya: ...

Ainsley menambahkan dengan ekspresi serius tapi menyebalkan, “Oh ya, sebentar lagi Tahun Baru. Kalian siap-siap saja ditanyai s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 338: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Ainsley memang tidak terbiasa berinteraksi dengan anak kecil. Nada bicaranya terdengar kaku dan dingin. “Di sini ada taman bermain. Paman akan mengantarmu ke sana.”Di ruangan sebelah memang ada taman bermain kecil, biasanya digunakan untuk anak-anak relawan dan mereka yang datang mencari bantuan.Setelah mengatakan itu, Ainsley dengan canggung menggenggam tangan kecil Leah dan membawanya ke area bermain anak.Hari ini mereka datang lebih awal, jadi ruangan itu kosong.Biasanya Leah akan langsung bersemangat melihat bola-bola berwarna merah muda dan perosotan.Namun kali ini berbeda.Anak itu pintar dan sangat peka. Ia bisa merasakan bahwa paman di depannya tidak menyukainya.Untuk sesaat, suasana menjadi canggung.Ainsley bertanya dengan nada datar, “Kamu mau main apa?”Leah menunjuk perosotan.“Aku mau main itu.”“Baik.”Leah menatapnya sekilas, lalu berjalan perlahan mendekati perosotan. Ia melangkah beberapa langkah, menoleh lagi ke arah Ainsley, lalu berjalan beberapa langkah lag

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 337: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Jantung Aria berdebar kencang.Ia selalu kewalahan menghadapi kejujuran Bobby yang terlalu terus terang.Pipi Aria memerah tipis. Ia mencondongkan tubuh ke depan dan merendahkan suaranya.“Kamu harus pesan kopi langsung di kasir. Di sini tidak ada pelayan yang menerima pesanan.”Bobby mengangkat alis, jelas ingin menggodanya. “Bukankah kamu juga pelayan?”Aria buru-buru menyodorkan menu ke arahnya. “Kamu pesan sendiri. Aku tidak bisa lama-lama.”“Kalau begitu, pesan saja untukku. Apa pun yang menurutmu enak.”Bobby mengeluarkan kartu emas dari dompetnya, lalu dengan santai menggenggam tangan Aria dan meletakkan kartu itu di telapak tangannya. “Tidak perlu PIN. Pakai saja.”Saat menyerahkan kartu itu, jarinya sengaja menyentuh punggung tangan Aria.Aria panik. Ia cepat-cepat menarik tangannya, wajahnya memerah dari pipi sampai ke telinga. Ia menggenggam kartu itu dan bergegas kembali ke kasir.Ia membuatkan Bobby latte kelapa, lalu menggesek kartu untuk membayar.Melihat pemandangan it

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 336: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    “Heh—jadi pada akhirnya yang kau inginkan hanya uang.”Ainsley mencibir dingin.Nada meremehkan itu seperti api yang menyambar wajah Eveline. Dadanya naik turun menahan amarah.“Aku… tidak!” Eveline tersentak, suaranya bergetar. “Kak Ainsley, aku… aku menginginkanmu. Aku menginginkan sebuah keluarga yang utuh…”Sesaat, rasa malu menyergapnya. Namun hanya sebentar.Ia segera mengangkat dagunya.“Kak Ainsley, bukankah sudah seharusnya aku memperjuangkan hak Leah? Aku mempertaruhkan nyawaku untuk melahirkan seorang putri bagi keluarga Addison. Keluarga Addison kalian didominasi laki-laki—bukankah kau seharusnya berterima kasih padaku? Leah masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Sebagai ibunya, akulah yang harus memperjuangkan hak-haknya!”Ainsley menatapnya datar, dingin, tanpa sedikit pun empati.“Tidak,” ucapnya pelan. “Aku tidak berterima kasih. Aku malah merasa jijik.”“Kau—!” Eveline menggigil marah. Bibirnya digigit hingga terasa asin oleh darah.“Kak Ainsley, bagaimana kau bisa b

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 335: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Luke menggeleng pelan. Ia memanggil kepala pelayan, menyuruhnya mengoleskan obat pada Brylee, lalu kembali ke kamarnya tanpa menoleh lagi.Brielee yang sejak tadi diam-diam menyaksikan semuanya, melirik Brylee sekilas. Suaranya tenang, tapi tajam."Brylee, kau salah. Kau dan Paman Ketiga memang tak bisa dibandingkan. Yang menyedihkan, kau bahkan belum sadar di mana letak kesalahanmu.”Setelah mengatakan itu, Brielee berbalik. Sorot matanya jelas menunjukkan kekecewaan saat ia melangkah naik ke lantai atas.______Lydia dan Fryle membantu Anatasya mengemasi pakaian seperlunya, lalu mengantarnya ke mobil Bima.“Hati-hati di jalan.”“Bima, mobilnya pelan-pelan saja,” pesan mereka berulang kali.Nyonya Addison sudah berganti pakaian bersih dan ikut mengantar. Melalui jendela mobil, tangannya yang keriput menggenggam tangan Anatasya erat.“Jangan terlalu banyak berpikir,” katanya lembut. “Jika memang terjadi sesuatu, kita akan menghadapinya bersama. Kau sedang hamil, istirahatlah yang cuku

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 334: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    Eveline membeku di tempat. Matanya membelalak lebar. Itu… Nyonya Addison! Tak! Lampu ruang kerja menyala. Dalam sekejap, ruangan itu menjadi terang benderang, dan wajah Eveline terlihat jelas. “Kau!” tatapan Nyonya Addison tajam dan penuh kewaspadaan. “Jangan bersuara!” bentak Eveline panik. Melihat Nyonya Addison hendak berbalik dan melarikan diri, Eveline refleks meraih vas antik di dekatnya, berniat menghantamkannya. “Ah—!” Nyonya Addison ketakutan. Ia mundur dua langkah, menutup bagian belakang kepalanya dengan satu tangan. Kakinya tersandung, tubuhnya limbung, lalu jatuh keras ke lantai. Bruk! Darah langsung mengalir dari belakang kepalanya. Genangan merah menyebar cepat, tampak mengerikan. Dalam kondisi normal, kehilangan darah sebanyak itu hampir mustahil diselamatkan. Nyonya Addison terbaring diam, mata terpejam. Eveline gemetar hebat, tubuhnya seperti kehilangan kekuatan. Dengan tangan bergetar, ia menunduk dan meletakkan jarinya di bawah hidung w

  • Menikah Dengan Paman Tunanganku    Bab. 333: Menikah Dengan Paman Tunanganku

    “Ya, aku menemukan sebuah puisi yang sangat cocok. Isinya memuji keindahan berenang. Nona Aria tampak sangat senang mendengarnya, dan kesannya pada Tuan Keenam jelas makin baik.”Wajah Zack bersinar penuh kebanggaan.“Oh?” Bobby mengangkat alis. “Bacakan.”Bahkan Paman Kelima ikut menoleh, menatap Zack dengan penuh rasa ingin tahu.Zack menarik napas dalam-dalam, lalu membacakan puisi itu dengan wajah serius, “Ah~ bulu putih mengapung di air hijau, telapak tangan merah mengaduk ombak yang jernih!”Paman Kelima terdiam.Bobby juga terdiam.Detik berikutnya, Bobby perlahan melepaskan genggaman pada dua ikat uang tunai itu. Ia melambaikan tangan ke arah pengawal di sampingnya. “Bawa ke bank.”Sambil berkata demikian, pandangannya jatuh ke tangannya sendiri—‘telapak tangan merah’. Sudut bibirnya berkedut, lalu ia tertawa kecil dengan nada kesal.Orang ini lagi.Selalu saja orang ini!Ia berbalik dan pergi dengan langkah kesal.Paman Kelima segera menyusul di belakangnya.Zack mengejar Pam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status