Menikah Denganku

Menikah Denganku

last updateLast Updated : 2023-05-15
By:  Lavender Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8
1 rating. 1 review
118Chapters
6.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

William Anderson adalah seorang fotografer sekaligus pemilik agensi model. Kariernya cemerlang di usia muda dan bakatnya bukanlah isapan jempol semata. Namun begitu tidak banyak yang tahu lika-liku kehidupan William yang kelam. Mulai dari ayahnya yang gemar berselingkuh hingga lahirlah Lucas dan Jazzy sebagai adik lain ibunya. William memiliki saudara kembar yaitu Austin Anderson yang juga mengelola perusahaan properti. Dalam perjalanannya, William bertemu dengan Isabella—wanita pertama yang memeluk kesepian William namun wanita itu juga yang menciptakan kesepian terpanjang setelah kehilangan ibunya. William menjadi sosok lain dan tak tersentuh. Tatapan matanya dingin dan setajam elang. Lidahnya seperti belati yang siap menguliti lawan bicaranya. Tidak ada yang bisa menandingi mulut pedas William sekalipun itu Austin. Sampai akhirnya William bertemu dengan Clara Palmer. Seorang mahasiswa yang magang di perusahaannya sekaligus menjadi asistennya. Awalnya William tidak memedulikan Clara. William begitu cuek dan hanya peduli dengan pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu William menaruh perhatian untuk Clara. Tanpa sadar, benih-benih cinta itu hadir. Clara yang begitu kalem dan telaten menyiapkan semua keperluan kerja William. Clara yang begitu mudah bergaul dengan timnya dan mencuri perhatian semua orang dikantornya. William jatuh cinta dengan cara yang sederhana dan menggila saat tidak melihat Clara barang sedetik pun. William akan bertingkah arogan saat ada yang mendekati Clara. Clara Palmer tidak pernah menyangka dirinya akan berada di sebuah perusahaan kondang incaran semua orang. Meski hanya magang, Clara sudah merasa bersyukur. Sebagai yatim piatu yang tumbuh dilingkungan panti dan berkuliah dengan beasiswa, Clara melakukan banyak cara untuk mempertahankan prestasinya hingga akhir. Walau harus pusing, Clara tetap menjalaninya dengan senang. Tapi semuanya berubah. Ketenangan yang Clara dapati di perusahaan William Anderson bak letupan kembang api. Pria sedingin kutub selatan itu menciumnya tanpa permisi. Dan lebih gila lagi karena Clara diam saja bahkan terkesan membalas ciuman itu. Oh Tuhan, apa yang sudah Clara lakukan?

View More

Chapter 1

1

Di buka dengan emosi yang menggunung. William Anderson adalah pria berhati dingin dengan tatapan mata setajam elang yang siap menerkam mangsanya. Hari ini semua model yang mendaftar di agensinya William diskualifikasi. Di mata William tidak ada kriteria yang sesuai dengan maunya. Mereka semua cantik tapi  tidak mempunyai bakat. Mereka hanya menjual tubuh dan wajahnya saja. Untuk itu William memberi banyak tekanan pada timnya yang saat ini mendesah penuh frustrasi di belakang panggung.

“Boleh aku bunuh diri, Al?” Chaz berkata dengan wajah kuyunya.

Wanita yang dipanggil Al hanya tersenyum tipis. Allinson menggerakkan bibirnya agar Chaz menutup  mulutnya. William lewat dengan langkah santainya. Chaz ingin meninju wajahnya yang tampan jika tidak ingat William adalah sahabatnya.

Allinson cepat-cepat mengikuti William memasuki ruangannya. Allinson berikan jadwal baru William yang sudah diperbaruinya. William masih memakai kaca mata bacanya yang bertengger dihidung mancungnya mengecek kinerja Allinson .

“Aku butuh asisten baru.”

Allinson bengong sebentar. Kedua matanya, otaknya mencerna maksud ucapan William.

“Aku ingin kamu lebih fokus menyeleksi para model dan memberikan arahan kepada mereka. Berikan sebagian pekerjaanmu untuk asisten  baru. Aku tidak bias lepas begitu saja dari bantuanmu.”

“Aku masih belum mengerti. Maksudnya kenapa aku harus mempunyai partner dan berbagitugas dengannya. Jika sekadar menyeleksi dan memberi arahan kepada para model aku masih mampu melakukannya.”

Allinson melayangkan protes dan William tahu betul akan hal itu. William menyikapi ketidakterimaan Allinson dengan tenang. Itu wajar karena Allinson sudah bersama William bahkan sebelum perusahaannya berkembang.

“Dan apakah kamu tahu apa yang selalu membuat Chaz marah?” William seruput kopi pahitnya yang mulai mendingin. “Menyeleksi model tidaklah semudah mencocokkan celana dalam. Dan karena aku baru saja turun tangan, aku setuju dengan umpatan tersebut.”

Allinson mendesah pasrah dengan kepala mendongak ke atas. Rasa sakit tiba-tiba menyerangnya. Mendebat Williamtidak akan ada ujungnya. Pria ini jika sudah bertekad badai saja tidak bisa menghalanginya.

“Akan aku carikan.”

Allinson balikkan tubuhnya bersiap pergi dari ruangan William. Namun tertahan dengan perkataan William yang cukup mengejutkan.

“Bagaimana dengan ini? Calla Palmer? Aku rasa dia cukup cekatan.”

“Ah, dia mahasiswa magang ditingkat akhir. Dia satu kampus dengan Lucas.Adam belum memutuskan untuk menerima surat magangnya.” Allinson sedikit ragu untukmenatap wajah William yang tenang namun siap menyemburkan lahar panas. “Lagi pula agensi kita belum pernah menerima pemagang.”

William menganggukkan kepalanya.  Kedua tangannya terlipat, dahinya berkerut menandakan sedang berpikir keras. Lalu bangkit dari kursi kebesarannya dan membelakangi Allinson.

“Tidak asing, ‘kan? Aku melihat pancaran dari kedua matanya yang bening. Apa aku akan menjadi menyedihkan lagi, Al?”

Pertanyaan William tidak bias Allinson jawab. Itu terlalu rancu dan Allinson tidak mau terjebak di dalamnya. Salah-salah nyawa Allinson yang akan melayang.

“Aku akan mencari kandidat lain. Oh, ya, kamu punya jadwal temu dengan klien sore ini. Aku sudah menyiapkan semua bawaan yang kamu butuhkan. Dan untuk reservasi restorannya atas namamu. Aku permisi.”

Allinson secepatnya pergi.

Sepeninggal Allinson, William belum beranjak dari tempatnya berdiri. Pemandangan di luar lebih menarik minatnya. Gedung-gedung pencakar langit yang William yakini disertai desisan angin. Beberapa burung beterbangan dengan bebasnya dan William iri akan hal itu.

“Ini menjadi sia-sia, benar,” gumam William diikuti senyum yang tak terbaca. “Kamu tahu jika hidup adalah pilihan tapi mengakhiri yang belum menjadi takdirmu sangat tidak adil bagiku.”

William menjadi pribadi yang lain saat sendirian. Sisi lemahnya muncul tanpa bias dicegah dan air matanya meleleh begitu saja. Rasanya kenapa William menjadi sangat lemah di saat sendiri?

***

Pada kisah yang belum usai, William pandangi langit malam dari jendela kamar hotel yang disewanya. Menyesap wine sebagai penghangat tubuh, faktanya itu tidak cukup membantu. William tetap kedinginan dan sisi terdalam hatinya tidaklah tersentuh sama sekali.

“Hnggghhh ….”

Erangan dari arah kasurnya terdengar. William tidak tertarik untuk menoleh sama sekali. Mala mini terjadi lagi. William ingin berhenti tapi itu hanya terjadi di dalam hatinya saja. Pikirannya berbanding terbalik.

“Sayang?” panggil wanita itu.

Suara seraknya khas bangun tidur malah terasa risih kala menyapa rungu William. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perut berotot William dan deru napas menerpa punggung telanjang William.

“Apa aku membuatmu tidak nyaman?” Tanya wanita itu sembari mengusapkan wajahnya di punggung William. “Kamu terlihat menikmati permainan kita beberapa jam yang lalu. Dan sekarang kamu berdiri sendiri tanpa melibatkan aku. Aku kecewa dengan itu.”

William mendengkus mendengarnya. Di teguk hingga tandas winenya lalu membalikkan badannya kasar sehingga tubuh wanita itu tersentak. Kedua mata cokelat madu William menggelap namun ada kejernihan di dalamnya. Bukannya takut, wanita itu malah tersenyum dan melarikan telapak tangannya memegang pipi putih William.

“Kamu tahu aku sangat suka dengan tatapan matamu. Itu membunuhku tapi aku juga merasa diinginkan dalam sekejap. William, kenapa kamu sedingin ini di saat aku bias mengerang penuh kenikmatan?”

“Apa itu menjadi hakmu? Kamu sadar di mana posisimu? Berhenti bersikap seolah-olah kita sangat dekat.” William menatap penuh jijik. “Kamu hanyalah barang yang bias aku pungut lalu aku buang saat aku tidak lagi menginginkan.”

William menyeringai. Melempar keluar wajahnya ke arah luar, William menarik napasnya dalam-dalam. Benaknya bertarung hebat jika kelakuannya ini tidak bias dibenarkan namun hanya ini yang bias menjadi pelariannya.

“Kamu pasti sangat kesepian.” Wanita itu memunguti pakaiannya yang bercecer. “Aku tidak akan menganggap ucapanmu serius. Kita sama-sama membutuhkan dan aku mendapatkan yang aku mau. William, jangan terlalu sering menyiksa dirimu. Aku pergi.”

Sepeninggal wanita itu, William kembali sendiri. Dan rasa sepi kembali membalut hatinya. Ada marah yang ingin William keluarkan tapi semuanya terasa sia-sia. Marah untuk apa? Kecewa pada siapa? Dan apa gunanya?

Dering ponsel terdengar. William meliriknya sebentar lalu kembali menikmati suasana malam yang masih ramai. Suara klakson terdengar, hingar binger malam hamper usai namun sebagian mata belum terpejam.

“Angkat bodoh!”

Sebaris pesan masuk. William tidak menggubrisnya. Ponselnya kembali bordering dan William tidak bergeming.

“Isabel ….” Lirih William memanggil. “Kamu mengawasiku? Apa ini karma yang kamu berikan? Jika ya, boleh aku katakan ini lebih cocok hukuman. Apa seingin itu aku melepaskanmu?”

Sebaris kalimat terangkai dalam benak William: seperti kisah rindu bulan pada matahari, meski dipisahkan semesta dalam jarak yang begitu jauh, namun diujung penantian mereka bias bertemu kala gerhana.

“Isabel, mungkinkah aku bertemu denganmu lagi atau paling tidak kamu menghentikan hukuman ini? Jika kamu ingin tahu, aku tersiksa.”

William tenggak langsung wine dari botolnya. Tidak peduli dengan kepalanya yang mulai pening dan ponselnya yang terus berdering.

                              

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
yusi wandhini
bagus sih , cuma bertele tele thor
2023-06-20 22:03:37
0
118 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status