Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 66 : Awal yang tidak terduga

Share

BAB 66 : Awal yang tidak terduga

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-07-28 12:09:24

Daniel beberapa kali melirik ke arah Elena, mencuri-curi pandang pada ekspresi wajahnya setiap kali Grant berbicara. Ia sempat merasa khawatir—tapi ternyata tidak ada tatapan kagum berlebihan di mata Elena. Wajahnya biasa saja, tetap profesional. Bahkan, sesekali ia justru melirik Daniel seperti ingin menertawakan sesuatu.

Daniel diam-diam mengembuskan napas lega.

Saat makanan mereka datang, Daniel mencoba mengalihkan topik ke hal-hal ringan. “Pak, kalau boleh tahu, Bapak suka masakan hotel seperti ini?”

Grant tersenyum samar. “Kalau sedang di luar kota, saya coba menyesuaikan. Tapi, jujur saja... saya lebih suka masakan rumah.”

Elena menimpali, “Masakan rumah memang punya rasa beda, ya.”

“Betul.” Grant mengangguk, lalu menatap Elena lebih lama dari yang perlu. “Apalagi kalau yang masak... orang yang kita percaya.”

Daniel berdehem pelan sambil menyesap air putihnya. Oke, cukup itu, Pak. Jangan terlalu puitis di hadapan bosnya...

Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, tatapan Daniel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 69 : Perkelahian Kantor

    Pena di tangan Lukas jatuh ke lantai bersamaan dengan pukulan keras mendarat di rahangnya. Daniel tidak tahan lagi. Selama ini dia bisa bersabar, tapi tidak hari ini. Luka yang dikorek, rasa cemburu yang dibungkam, dan ejekan bertubi-tubi membuat pertahanan itu jebol. “Apa kau pikir aku takut padamu?!” desis Daniel sembari mencengkeram kerah Lukas. Lukas membalas, mendorong Daniel hingga menabrak rak sebelah, beberapa berkas berjatuhan. Dalam hitungan detik, ruang data yang biasanya sepi berubah jadi arena baku hantam. Di Luar Ruang Data Suara benturan keras dan makian terdengar hingga lorong. Seorang staf IT yang kebetulan lewat memutar balik, lalu bergegas memberitahu kepala tim Lukas. Tak lama kemudian, beberapa karyawan mulai berdatangan, penasaran, saling berbisik dan mengintip dari balik pintu terbuka. “Astaga... itu Daniel dan Lukas?” bisik seseorang. * * * * * * * * * * Elena sedang meninjau laporan proyek di dekat printer utama saat suara gaduh itu sampai ke

  • Menikah Karena Visa   BAB 68 : Lukas Berulah Lagi

    Begitu pintu apartemen terbuka, Elena masuk lebih dulu sambil melepas sepatunya. Daniel mengikuti di belakang, meletakkan koper Elena di dekat rak sepatu. “Aku mandi dulu, habis itu baru makan,” ujar Elena, setengah menguap. Daniel tersenyum. “Silakan. Aku juga mau mandi nanti. Tapi mungkin sambil masak dulu sesuatu yang ringan.” Elena melirik ke arahnya dengan nada bercanda. “Nggak nyangka kamu berubah jadi rajin.” “Gara-gara sering bareng kamu,” balas Daniel sambil jalan ke dapur. Elena hanya tertawa kecil lalu berjalan ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, wangi sup ayam mulai tercium dari dapur. Saat Elena keluar dengan rambut masih basah dan piyama santai, Daniel sudah menyiapkan dua mangkuk sup hangat di meja. “Wah... kamu masak beneran.” “Tentu saja. Ini bentuk rasa syukur karena kamu pulang dengan selamat,” ucap Daniel sambil menarik kursi untuk Elena. Elena duduk. “Terima kasih, Daniel.” Mereka makan dalam diam sesaat. Tapi kali ini, tidak ada yang berat. T

  • Menikah Karena Visa   BAB 67 : VIP

    Elena duduk di kursi empuk berlapis kulit, tepat di samping CEO mereka. Ia masih belum sepenuhnya nyaman, meski suasana kabin sangat tenang dan pramugari terus memastikan semua kebutuhan tersedia. CEO mereka tampak santai, tak mengenakan jas seperti biasanya, hanya kemeja putih yang digulung rapi di lengan dan celana kain berpotongan bersih. Sesaat setelah pesawat mengudara, ia menoleh ke Elena dengan nada ringan, “Kamu tidak keberatan duduk di sini, kan?” Elena menggeleng pelan. “Tidak, Pak.” “Sudah berapa lama kamu di Molgrad?” tanyanya lagi, kini dengan sedikit ketertarikan. “Hampir tiga tahun,” jawab Elena singkat. CEO mengangguk. “Aku sering memperhatikan perkembangan tim desain. Terutama sejak kamu jadi ketua tim. Kinerjamu bagus. Sangat terorganisir, dan punya inisiatif tinggi. Tapi yang paling aku hargai, kamu tahu bagaimana menjaga batasan. Profesional.” Elena terdiam sejenak, tidak yakin harus menanggapi seperti apa. “Saya hanya melakukan yang terbaik agar proyek

  • Menikah Karena Visa   BAB 66 : Awal yang tidak terduga

    Daniel beberapa kali melirik ke arah Elena, mencuri-curi pandang pada ekspresi wajahnya setiap kali Grant berbicara. Ia sempat merasa khawatir—tapi ternyata tidak ada tatapan kagum berlebihan di mata Elena. Wajahnya biasa saja, tetap profesional. Bahkan, sesekali ia justru melirik Daniel seperti ingin menertawakan sesuatu.Daniel diam-diam mengembuskan napas lega.Saat makanan mereka datang, Daniel mencoba mengalihkan topik ke hal-hal ringan. “Pak, kalau boleh tahu, Bapak suka masakan hotel seperti ini?”Grant tersenyum samar. “Kalau sedang di luar kota, saya coba menyesuaikan. Tapi, jujur saja... saya lebih suka masakan rumah.”Elena menimpali, “Masakan rumah memang punya rasa beda, ya.”“Betul.” Grant mengangguk, lalu menatap Elena lebih lama dari yang perlu. “Apalagi kalau yang masak... orang yang kita percaya.”Daniel berdehem pelan sambil menyesap air putihnya. Oke, cukup itu, Pak. Jangan terlalu puitis di hadapan bosnya...Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, tatapan Daniel

  • Menikah Karena Visa   BAB 65 : Makan Malam Bertiga

    Elena berjalan santai menyusuri jalur taman, membiarkan angin sore menyapa lembut wajahnya. Saat melewati deretan bunga mawar yang mulai mekar, ia melihat seseorang sedang jongkok di dekat semak bunga. Ternyata itu CEO-nya—Tadeus Grant.“Pak Grant?” panggil Elena, agak ragu.Tadeus menoleh, lalu tersenyum. “Oh, Elena. Sendirian?”“Iya. Cuma jalan sebentar. Bapak juga?”“Ngasih makan tamu kecil,” katanya sambil menunjuk seekor anak kucing yang sedang mengunyah remah roti.Elena tersenyum. “Lucu juga. Kelihatannya dia senang dapat makanan.”Tadeus berdiri, menepuk-nepuk celananya. “Mau jalan sedikit lagi? Angin sore di Eldoria sayang dilewatkan.”Elena sempat bingung sejenak, tapi akhirnya mengangguk. “Boleh.”Mereka berjalan beriringan menyusuri jalur taman. Obrolan di antara mereka sederhana—tentang kota Eldoria, restoran yang enak di dekat hotel, dan kucing liar yang kadang muncul di taman.“Biasanya saya nggak terlalu banyak ngobrol sama staf,” kata Grant, sambil menatap lurus ke de

  • Menikah Karena Visa   BAB 64 : Mr. Grant

    Ruang Rapat Hotel – 08.30 PagiRuang rapat di lantai dua hotel telah disiapkan sempurna. Meja panjang oval dengan deretan kursi kulit elegan, tablet presentasi tersedia di tiap sisi. Di luar, kota Eldoria mulai sibuk, tapi di dalam ruangan ini, ketegangan justru meningkat.Elena dan Daniel masuk bersamaan. Elena tampak menahan rasa tidak nyaman, tapi wajahnya tetap tenang. Jasnya rapi, rambutnya diikat anggun, dan tablet presentasi di tangannya.Daniel berjalan sedikit di belakang, membawa berkas cetak dan remote presentasi. Ia mengambil posisi di samping kiri Elena—cukup dekat untuk membantu, cukup sopan untuk tidak mencolok.Mr. Grant, sang CEO, sudah tiba lebih dulu dan menyambut para investor satu per satu dengan senyum ramah. Tapi saat melihat Elena, ekspresinya berubah—bukan sekadar profesionalisme biasa. Tatapannya... terlalu dalam.“Miss Santoso,” sapanya dengan suara lebih pelan dari biasanya. “Saya senang Anda tetap hadir meski tadi malam terlihat kurang sehat. Dedikasi And

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status