Hari ini Yasmine ada jadwal pemotretan, dia menjadi brand ambassador salah satu produk shampo yang akan ditampilkan di televisi. Sebenarnya dia sudah berkali-kali menjadi brand ambassador berbagai macam produk, mulai dari kecantikan, kesehatan dan makanan. Tetapi rasanya baru kali ini dia merasa sangat bersemangat, tentu saja dia bersemangat. Karena hari ini dia tak hanya berpose sendiri melainkan juga dengan salah satu aktor tampan yang juga menjadi brand ambassador di iklan shampo ini, namanya Rendy Harahap. Rendy adalah salah satu aktor blasteran Indo-Australia yang sangat tampan sekali, dia juga merupakan aktor favorit Yasmine, ah Yasmine sudah tidak sabar ingin bertemu dengan aktor idolanya itu.
Meskipun Yasmine sudah menjadi model papan atas, tetapi dia tidak ingin beradu akting. Cukup dia membintangi beberapa iklan di televisi saja, jika untuk bermain peran dia belum siap. Padahal ada beberapa sutradara yang menawarinya bermain film bersama dengan aktor terkenal lainnya, tetapi dia menolak secara halus. Ada alasan tersendiri yang membuat Yasmine tidak ingin beradu akting, alasan yang selama ini dia tutupi dari semua orang. Hanya Aira, Farhan dan keluarganya lah yang tahu alasannya itu. Selebihnya dia memilih menutup rapat mulutnya ketika beberapa wartawan mulai mempertanyakan alasan apa yang membuatnya menolak tawaran yang begitu menggiurkan itu.
Wajah Yasmine yang cantik dan postur tubuh yang tinggi semampai tentu saja menjadi daya tarik tersendiri sehingga dia bisa menjadi model papan atas, tawaran demi tawaran banyak Yasmine terima. Dia yang hanya hidup sendiri di negara ini membuatnya harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidupnya, beruntung Allah memberikannya jalan seperti ini. Keluarga? Yasmine memiliki itu, tetapi mungkin dulu karena sekarang orang-orang itu tak lagi menganggapnya. Yasmine sudah masa bodoh dengan hal itu, dia tidak terlalu memikirkan hal itu lagi. Toh untuk apa? Mereka saja belum tentu memikirkannya kan? Setidaknya di negara ini ada orang yang menganggapnya benar-benar keluarga, yaitu Aira.
Hanya wanita itu yang menganggapnya keluarga, dan dia sangat bersyukur bisa mengenal Aira. Pun juga Farhan, ah mengingat pria itu membuat Yasmine terdiam sejenak. Di mana ya sekarang sahabatnya itu berada? Setelah Ayah Aira meninggal, dia sama sekali tak mengetahui keberadaan pria itu. Asal tahu saja, dulu Yasmine pernah memiliki rasa pada Farhan. Tetapi dia langsung menepis rasa itu begitu tahu kalau Farhan menyukai Aira, dia pikir kedua sahabatnya itu akan bersama. Namun dia salah begitu kembali bertemu dengan Aira dan wanita itu mengatakan kalau sudah menikah, tetapi suaminya bukanlah Farhan.
"Kamu mau ke mana?" Yasmine tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara Abidzar.
"Gue mau pergi, ada pemotretan hari ini. Oh gue belum kasih tau lo ya kalau gue kerja sebagai model? Nah udah gue kasih tahu kan?" Bukannya mendengarkan perkataan Yasmine, Abidzar malah meneliti pakaian yang dikenakan Yasmine.
"Apa penjahit bajunya kekurangan bahan ya waktu menjahit baju?" gumam Abidzar yang masih dapat didengar oleh Yasmine.
"Maksud lo?" tanya Yasmine dengan kening berkerut.
"Itu penjahitnya menjual baju yang belum jadi ya?" Yasmine terbelalak mendengar perkataan polos laki-laki di hadapannya.
"Sembarangan lo kalau ngomong! Ini baju udah jadi tahu!" sungut Yasmine kesal.
"Lagian nih ya, lo enggak tahu kan harga baju ini berapa? Ini tuh puluhan juta tahu!" Abidzar langsung mengelus dadanya begitu mendengar harga baju yang kata dia kekurangan bahan itu ternyata hampir bisa membeli selemari penuh baju dengan harga biasa.
"Kamu beneran mau pakai itu keluar rumah?" tanya Abidzar tak yakin, Yasmine hanya memutar bola matanya malas.
"Udah deh, enggak usah tanya-tanya terus. Bikin gue emosi tau? Lo tahu enggak kalau gue ini hampir terlambat? Daripada lo urusin gue lebih baik lo urusin sekolah lo itu, sekolah yang bener ya dek!" Yasmine menepuk sekilas kepala Abidzar kemudian keluar dari apartemennya.
For your information, mereka sudah tinggal di apartemen Yasmine. Awalnya Abi Nazar melarang keras putranya ikut tinggal dengan Yasmine, tetapi Yasmine mengancam akan menceraikan Abidzar jika saja pria paruh baya itu melarangnya untuk pulang. Abi Nazar yang sangat membenci bila Abidzar menjadi duda di usia mudanya pun akhirnya mengalah, dibantu dengan Umi Syifa yang membujuk pria paruh baya itu.
"Lama banget sih Yas!? Lumutan tau enggak gue nungguin lo!" Ucapan bernada ketus itu menyapa Yasmine begitu wanita itu memasuki mobilnya, dia Rika–asisten Yasmine yang sudah cukup lama bekerja dengannya. Mereka saling mengenal saat Yasmine baru tiba di Indonesia, Yasmine yang membutuhkan seorang asisten pun akhirnya meminta Rika menjadi asistennya. Kebetulan juga wanita berusia tiga puluh tahun itu membutuhkan pekerjaan, akhirnya sampai sekarang mereka tetap bekerja dan bahkan seperti keluarga satu sama lain.
"Sabar kali Mbak, gue tuh sekarang enggak sendiri lagi. Tapi ada orang yang harus gue urusin dulu," ucap Yasmine. Rika memang sudah mengetahui kalau Yasmine sudah menikah dengan Abidzar, wanita itu sempat marah karena Yasmine tak memberitahu. Tetapi begitu tahu alasannya dia langsung bungkam, memang beberapa hari waktu itu dia pulang kampung karena Ibunya sakit sehingga Rika sama sekali tak tahu kejadian yang Yasmine alami.
"Biasanya juga lo suka bangun kesiangan, kalau enggak gue bangunin selalu telat. Ngeles aja lo!" cibir Rika membuat Yasmine menyengir.
"Eh jadi enggak Mbak ini jalannya? Keburu fotografernya nungguin," ucap Yasmine mengalihkan pembicaraan ketika Rika yang akan terus mengomelinya.
Akhirnya Rika menjalankan mobilnya menuju tempat pemotretan berada, Yasmine pikir hanya ada beberapa model yang melakukan sesi pemotretan. Namun ternyata dia salah ketika dia baru saja turun dari mobil, netranya langsung bersitatap dengan pria yang umurnya lebih muda darinya yang merupakan mantan kekasihnya. Orang yang paling Yasmine hindari ada di sini, rasanya Yasmine ingin pergi jauh-jauh dari sini.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Yasmine sinis.
Pria bernama lengkap Putra Nugroho itu tersenyum manis melihat wanita yang masih dia cintai ada di sini.
"Hei Sayang, aku dari tadi nungguin kamu loh. Aku juga ada pemotretan di sini, kamu senang kan aku ada di sini?" Yasmine langsung menghindar ketika Putra akan merangkul bahunya, enak saja pria itu mau menyentuhnya.
"Enggak usah deket-deket, kita enggak ada hubungan lagi. Punya otak tuh dipake untuk ingat, kita udah putus beberapa minggu lalu. Ngerti!?" ketus Yasmine, wanita itu akan beranjak namun Putra mencekal lengannya.
"Ih lepas! Apaan sih pegang-pegang?" sentak Yasmine sambil mengusap lengannya yang tadi dipegang Putra.
"Yas, kok lo masih di sini? Lo udah ditunggu sama fotografernya." Seorang wanita cantik menghampiri Yasmine yang sedang bersama Putra.
"Iya ini gue mau masuk, tapi Adik lo ini nahan gue." Setelah mengatakan hal itu Yasmine langsung meninggalkan dua orang itu.
"Dasar mantan lucknut!" umpat Yasmine kesal kemudian memasuki tempat berganti pakaian.
Sedangkan di tempat lain dua kakak beradik sedang bersitegang, sang kakak yang ingin agar adiknya menjauhi wanita dewasa yang menjadi temannya sedang sang adik yang masih keukeh ingin mendapatkan wanita pujaannya.
"Dek lo tahu kan kalau Yasmine enggak benar-benar cinta sama lo? Sadar dong Dek, masih banyak cewek di luar sana yang suka sama lo. Kakak minta lo fokus aja kuliahnya, enggak usah lagi mikirin ataupun ngejar-ngejar Yasmine. Apalagi harus mengikuti jejaknya yang jadi model demi bisa deket sama dia, Kakak enggak suka lo begini." Putra berdecak mendengar perkataan kakaknya.
"Gue enggak akan pernah berhenti sebelum Yasmine mau balik sama gue Kak, enggak akan pernah!" Setelah mengatakan hal itu Putra pergi meninggalkan kakaknya yang menghela napas melihat kekeraskepalaan adiknya.
Usia kandungan Yasmine kini sudah menginjak bulan ketujuh, perutnya semakin lama semakin membesar. Abidzar selaku suami Yasmine pun menjadi sedikit overprotektif pada sang istri karena kondisi Yasmine saat hamil anak pertama dan kedua itu sangat berbeda. Jika saat hamil Ayisha maka mual dan muntah tak terlalu sering Yasmine alami, maka saat hamil anak kedua ini Yasmine sangat sering mengalami itu. Bahkan saat usia kandungannya masuk bulan ketujuh, mual dan muntah itu tetap dialaminya. Meskipun tak separah saat masih berada di awal-awal bulan kehamilannya. Karena kondisi Yasmine yang mudah lelah jika melakukan pekerjaan berat, maka dari itu Abidzar akhirnya menyewa jasa pembantu di rumahnya agar bisa membantu Yasmine dan Ayisha saat ia tidak ada di rumah.Sengaja Abidzar menyewa pembantu yang sudah berumur untuk menghindari rasa cemburu istrinya yang terkadang berlebihan itu. Bukankah lebih baik menghindari ketimbang bertengkar dulu? Lagipula, Abidzar juga
Waktu berjalan begitu cepat sekali, tak terasa kalau pernikahan Abidzar dan Yasmine sudah berlangsung selama lima tahun. Itu berarti usia Ayisha, putri mereka, sudah tiga tahun setengah. Abidzar pun sudah lulus dari kuliahnya dan mendapatkan sebuah pekerjaan menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan yang cukup besar. Yasmine merasa bangga sekali pada suami berondongnya itu, Abidzar merupakan sosok laki-laki pekerja keras, sayang keluarga dan sangat bertanggung jawab. Yasmine tak pernah menyesali keputusannya mengorbankan dunia modellingnya demi menjadi istri dan ibu rumah tangga seutuhnya untuk Abidzar karena apa yang Abidzar katakan benar-benar terjadi. Di mana jika kita ikhlas melakukan suatu perbuatan baik, maka kebaikan itu akan Allah balas dua kali lipat dari apa yang pernah dikorbankan.Ayisha pun tahun depan sudah bisa masuk sekolah TK, pertumbuhan anak itu semakin pesat sekali. Ayisha merupakan anak yang sangat pandai, di usia kurang dari sa
Hari ini Abidzar libur kuliah, bengkel tempatnya kerja pun tutup karena pemiliknya ada acara. Hal itu membuat Abidzar dapat menghabiskan waktunya bersama dengan sang istri tercinta dan putrinya yang tersayang. Sangat jarang Abidzar libur kerja bersamaan dengan libur kuliah, sehingga hari ini Abidzar tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Maka dari itu, laki-laki itu mengajak Yasmine dan Ayisha jalan-jalan. Bukan ke tempat yang mewah ataupun yang mahal, hanya jalan-jalan ke sebuah taman dan kebun binatang saja. Ayisha sudah semakin besar saat ini, walau ia belum bisa berjalan karena belum cukup umurnya. Namun, anak itu sudah sangat pandai sekali berbicara meskipun agak sedikit belepotan saat berucap."Yah! Yah! Yah!" Ayisha memanggil Abidzar sambil menunjuk hewan leher panjang yang ada di hadapan mereka saat ini."Itu namanya hewan jerapah, lehernya memang panjang dan warnanya oren dan sedikit kecoklatan," ujar Abidzar me
Setelah kurang lebih satu minggu dirawat usai persalinan, akhirnya Yasmine sudah diperbolehkan pulang. Mereka akan pulang ke rumah sederhana milik Abi Nazar, pria paruh baya itu berkata kalau ia ingin menghabiskan waktu bersama cucu pertamanya sebelum terbang ke Kediri untuk menghadiri sebuah pengajian akbar yang menjadikannya sebagai tamu undangan. Baik Yasmine maupun Abidzar pun tidak masalah, bagi mereka asalkan orangtua bahagia maka mereka akan menuruti. Apalagi keinginan orangtua itu bukanlah hal yang buruk, jelas saja tidak ada alasan untuk menolak. Mengingat Abi Nazar yang sudah sangat baik sekali menerimanya menjadi seorang menantu, tentunya Yasmine tidak ingin membuat ayah mertuanya itu terluka.Tak hentinya Yasmine mengucap syukur sambil menatap bayi mungil yang ada di gendongannya ini, betapa ia bersyukur karena Allah maha baik kepadanya. Memberikan sebuah kebahagiaan tak terkira seperti ini, tak hanya suami yang baik, shalih nan pengertian, ia juga mendapat mertua
Ayisha Fatimatuzzahra, nama putri pertama dari pasangan Abidzar dan Yasmine. Ya, setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya putri mereka lahir ke dunia. Nama indah itu Abi Nazar yang memberikannya, beliau sangat antusias sekali dalam memberikan nama cucu pertamanya itu. Abidzar yang merupakan ayah dari putrinya sendiri pun tak dapat menolak keinginan abinya, hingga akhirnya Abi Nazar lah yang memberikan nama itu. Beruntung sekali Yasmine sama sekali tidak rewel soal siapa yang memberikan nama pada putrinya, Yasmine malah merasa sangat senang karena mertuanya berkenan memberikan nama pada putrinya dan Abidzar. Itu pertanda bahwa Abi Nazar sangat menyayangi Ayi– nama panggilan untuk putri mereka yang tentu saja Abi Nazar yang menentukan.Abidzar merupakan anak tunggal, jelas saja Abi Nazar akan begitu antusias. Apalagi ini merupakan cucu pertamanya, sudah lama pria paruh baya itu mendambakan memiliki seorang cucu. Terutama cucu perempuan karena berhub
Untuk pertama kalinya setelah masalah yang dilalui oleh Yasmine, Abidzar dan Yasmine baru berani menginjakkan kakinya kembali menuju rumah Abi Nazar dan Umi Syifa. Mereka akan bersilahturahmi sekaligus memberitahu kalau semua masalah yang mereka alami kini sudah terselesaikan, bahkan orang-orang yang terlibat pun sudah mendapatkan hukuman yang setimpal. Mereka berharap, terutama Yasmine. Semoga saja Abi Nazar berkenan menerimanya sebagai seorang menantu, sungguh Yasmine sama sekali tidak ingin berpisah dari Abidzar. Hatinya sudah tertambat pada laki-laki yang usianya jauh lebih muda darinya yang merupakan suaminya sendiri, semoga saja Allah bisa menggerakkan hati Abi Nazar agar bisa menerima pernikahan mereka.Mengenai Umi Syifa, wanita paruh baya itu sama sekali tak marah pada Yasmine. Justru Umi Syifa adalah orang yang paling pertama mendukung Abidzar dan Yasmine, Umi Syifa juga sudah mengetahui kabar kehamilan Yasmine. Dan Umi Syifa senang mendengar itu
Kekesalan dan kemarahan Putra sudah mencapai ubun-ubun, ia begitu marah sekaligus kesal karena setelah ia menyebarkan fotonya bersama Yasmine ke media sosial. Ia berpikir Yasmine akan memohon-mohon dan kembali padanya, nyatanya wanita itu sama sekali tak menghubunginya dan bahkan tak ada kabar lagi bagai ditelan bumi. Kini ia harus lari dari kejaran para media yang memintanya mengkonfirmasi apa yang telah ia posting itu, Putra jelas saja akan dengan terang-terangan mengatakan kalau ia mencintai Yasmine. Sayangnya, kedua orangtuanya yang mengetahui rencana itu meminta agar Putra bersembunyi dan tidak muncul dulu di depan publik. Keluarga Putra tidak mau menanggung malu atas apa yang telah dilakukan oleh putranya itu.Kini Putra tengah bersembunyi di suatu tempat yang tidak akan orang lain tahu, bersama kedua temannya yang juga terlibat dalam rencananya itu. Tak lupa, ada tiga orang yang turut membantu rencananya itu, siapa lagi kalau bukan keluarga Yasmine.
Semenjak wajahnya dan Putra selalu muncul di layar televisi ataupun majalah, Yasmine sama sekali tidak berani keluar dari apartemen. Rika pun menyarankan agar Yasmine tak keluar dulu karena suasana sedang memanas, manager Yasmine itu berusaha mencari bukti kebenaran kalau Yasmine sama sekali tak bersalah. Jelas saja Rika tahu itu, Yasmine adalah wanita baik-baik yang pastinya tidak akan mungkin bisa melakukan hal sehina itu. Ini pasti ulah Putra, tetapi Rika sama sekali tidak bisa menghubungi Putra karena laki-laki itu seakan hilang ditelan bumi. Baik keluarga Putra pun bungkam mengenai isu perselingkuhan Yasmine dan Putra, mereka menutup mulut rapat-rapat dan selalu mengabaikan pertanyaan wartawan yang haus akan info.Sudah hampir dua bulan Yasmine menghilang dari peradaban dunia permodelan, beruntung sekali ia masih memiliki sisa tabungan yang cukup untuk menghidupinya. Sedangkan Abidzar sendiri, ia masih bisa keluar dari apartemen ketika tidak ada warta
PRAAKKK ....Sebuah suara keras karena ada sesuatu yang dibanting terdengar memenuhi sebuah ruangan, tepatnya itu berada di kamar Putra. Putra tak dapat menahan emosinya ketika mendapat sebuah pesan dari Yasmine, di mana wanita itu sama sekali tak mempedulikan ancamannya. Ia biarkan layar ponselnya retak dan hancur saking kuatnya ia membanting. Emosinya jelas tak bisa ditahan lagi, usahanya mendapatkan Yasmine ternyata sia-sia. Tahu begitu mengapa tidak sekalian ia melakukan hal yang lebih keji dari itu agar Yasmine tak lagi menolaknya? Sial! Benar-benar sial, dia yang terlalu bodoh dan terlalu percaya diri kalau Yasmine pasti akan kembali padanya. Namun, bagaimana bisa Yasmine tak panik? Atau jangan-jangan ...."Enggak! Enggak mungkin! Lo hanya milik gue Yasmine!" teriak Putra begitu frustasi sambil membanting semua barang yang ada di kamarnya."Putra, lo kenapa?" Prita-kakak Putra yang mendengar teriakan se