Beverley kembali ke kamar dengan wajah lesu. Dia membuka pintu dan langsung melihat Brent yang menunggunya di sofa dengan penampilan yang rapi. Pria itu menatapnya dengan tajam.“Kenapa kau lama sekali!” Brent terdengar jengkel. Beverley menghela napas lalu tanpa mengatakan apa-apa langsung masuk ke kamar mandi.Brent mengerutkan kening. Kenapa wanita itu terlihat kesal dan tidak bahagia? Dia pun menunggunya keluar sambil mengemasi beberapa barang yang akan dibawa pergi tak lama lagi.Setelah beberapa saat, akhirnya Beverley keluar dari kamar mandi. Brent langsung memerintah, “Bersiaplah! Kita harus pergi menemui calon investor.”“Apa?” Beverley segera menggeleng. “Tidak. Aku lelah dan tidak ingin ke mana-mana. Kau pergilah sendiri,” ucapnya sambil berjalan ke dapur.Dia membuka kulkas kecil dan mengambil air mineral. Ketika dia hendak membuka tutup botolnya, Brent langsung merebutnya. “Kau harus ikut.”“Brent, berhentilah memaksaku!” Beverley berseru dengan kesal. “Jika aku mengataka
“Itu tidak benar, Brent.” Beverley menggelengkan kepalanya beberapa kali. “Aku sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu menabrakku dengan keras, lalu mencoba menahan tubuhku yang hampir jatuh.”Brent mengerutkan kening. Dia mengangkat pergelangan tangan Beverley yang tadi pagi sempat memerah. “Lalu bagaimana dengan ini?” tanyanya penuh selidik.Beverley tidak tahu harus mengatakan apa. Jika dia memberitahu Brent tentang tindakan buruk Natalie, apakah pria itu akan percaya?“Lihat, kau bahkan tidak bisa menjawab!” Brent menggertakkan giginya. “Apakah pria itu melakukan kekerasan kepadamu padahal dia tidak mengenalmu? Atau apakah kau akan mengatakan dia melecehkanmu seperti kau selalu menuduhkan itu padaku?”Kata-kata itu membuat Beverley marah. “Dia tidak melakukan itu tapi apa yang kau lakukan di masa lalu adalah nyata!”Brent tertawa mengejek. “Omong kosong!”“Kau tidak pernah mau mengakuinya bukan? Dasar pria brengsek!” Beverley memaki. “Tanyakanlah pada kekasihmu kenapa foto seperti
Pada hari berikutnya, Beverley dan Brent akhirnya kembali ke Los Angeles. Itu lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Namun, tidak ada satu pun yang merasa keberatan dengan itu.Setelah melakukan penerbangan panjang, mereka akhirnya sampai di bandara. Brent pergi lebih dulu, meninggalkan Beverley kepada Jace. Pria itu terburu-buru karena suatu urusan.“Ma’am, biarkan aku membantumu,” ucap Jace yang hendak memapah Beverley. Dia khawatir dengan luka di telapak kakinya yang belum sembuh.“Tidak perlu, Jace. Aku hanya akan berpegangan padamu.”Jace akhirnya mengulurkan tangannya dan menuntun Beverley keluar dari bandara. Mereka langsung masuk ke mobil yang sudah lama menunggu dan dengan cepat kembali ke rumah.Sementara itu, Brent bukan pergi untuk urusan pekerjaan melainkan untuk menemui Natalie. Dia masuk ke sebuah apartemen mewah yang dihuni oleh orang-orang kaya dan bergengsi. Keamanan privasi di sana sangat tinggi yang membuatnya merasa lebih tenang.Dia naik ke lantai 12 lalu berja
Brent berjalan cepat masuk ke mobilnya. Dia membuka dua kancing kemejanya lalu menggulung lengannya. Rasanya sangat panas dan gerah.Ryan yang duduk di kursi kemudi menatapnya dengan sudut alis terangkat. “Apa yang salah? Apa kau baru saja keluar dari tungku api?”“Jalankan mobilnya sekarang!” Brent sedikit menggeram. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu meningkatkan suhu AC di mobilnya.“Aneh sekali.” Ryan bergumam sambil melajukan mobil meninggalkan wilayah apartemen.Sepanjang jalan Brent merasa frustrasi. Dia membuang napas berkali-kali. Kali ini sudah terlalu jauh. Gairahnya sudah meledak di ubun-ubun dan dia butuh pelampiasan.“Apa yang salah denganmu?!” Ryan dengan kesal kembali bertanya. Dia merasa sangat terganggu dengan Brent yang tidak bisa duduk diam dengan tenang.Dia menoleh ke samping dan memerhatikan Brent dari atas ke bawah. Dengan cepat dia langsung mengalihkan tatapannya ke jalanan. “Sial! Apa kau sedang terangsang sekarang?!”Brent merasa ingin memukul Rya
Makan siang akhirnya dilakukan. Ada banyak jenis makanan di meja, tapi Brent lebih tertarik dengan mac and cheese buatan Beverley. Dia ingin tahu apakah wanita itu bisa memasak dengan baik.Dia segera mengambil garpu dan mencicipinya. Awalnya dia tidak berharap banyak, tapi rasanya ternyata sangat enak. Itu terasa seperti meleleh di mulutnya. Dia langsung menyukainya.“Bagaimana? Apa rasanya enak?” Michael bertanya dengan penasaran.Brent berdeham, lalu tersenyum. “Istriku memasak dengan baik,” katanya sambil menatap Beverley dengan intens. Wanita itu hanya mengusap lehernya dengan canggung.Michael tertawa kecil. “Sepertinya aku tidak salah memilih menantu,” ucapnya dengan senang. Dia langsung melanjutkan makan siangnya dengan lahap.Sementara itu, Beverley tidak banyak bicara. Ini adalah pertama kalinya dia duduk dan makan bersama Brent maupun ayahnya. Jadi, dia merasa tidak terbiasa.Pada saat itu, tiba-tiba Brent menggeser piring berisi taco ke hadapannya. Dia menatapnya dengan ti
Brent memejamkan matanya dengan kuat. Aroma tubuh Beverley tercium ke hidungnya dan itu membuatnya menjadi semakin tidak tahan. Akhirnya tangannya masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuhnya dari belakang.Jantungnya berdebar-debar. Beverley tidak bereaksi dan itu membuatnya merasa seperti bajingan yang sedang memanfaatkan keadaan. Namun, dia sungguh tidak bisa menahan godaan itu.Entah kenapa ini terasa begitu menantang baginya. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Beverley lalu membisikkan namanya dengan sangat lembut. Wanita itu hanya sedikit mengerutkan kening.Brent menjadi semakin berani. Dia mengecup lehernya dengan lembut. Tangannya bergerak naik ke dadanya dan menyentuh payudaranya yang sangat kenyal dan montok. Itu benar-benar terasa luar biasa di tangannya!Dia meremasnya dengan lembut dan itu langsung membuat Beverley mengerang lirih. Suara erangannya begitu menggoda dan memikat. Brent merasa hampir gila dibuatnya. Apakah wanita itu sungguh tidak sadar?Tangannya terus mere
Setelah sarapan pagi, akhirnya Brent dan Beverley pergi menjenguk James. Mereka tidak diantar sopir, Brent yang menyetir mobil sendiri.Kondisi James saat ini sudah lebih baik dari terakhir kali Beverley melihatnya. Pria itu belum bisa berjalan, tapi dia sudah bisa berbicara dengan baik dan itu membuatnya merasa sangat senang.Beverley berjongkok di depan kursi roda ayahnya lalu tersenyum menatapnya. “Ayah, apa kau menyalahkanku karena akhir-akhir ini jarang menjengkukmu?”James tersenyum lalu menggeleng. Tangannya mengelus puncak kepala putri satu-satunya. “Aku sudah mendengar apa yang sudah kau alami. Maafkan aku …,” ucapnya dengan sedih. “Maafkan Emma.”“Jangan meminta maaf. Aku senang jika Ayah bisa kembali sembuh. Lagi pula ….” Beverley melirik Brent yang sedang berdiri menatap mereka, lalu melanjutkan, “Lagi pula aku tidak memiliki banyak masalah di rumah Brent.”James langsung menatap Brent dengan penuh terima kasih. Dia adalah mantan bawahan Michael sehingga sudah tidak asing
Brent mencium Beverley. Dia menggigit bibir bawahnya hingga terbuka. Lidahnya menyelusup masuk dan melilit lidahnya dengan cepat. Dia menyesap dan mereguk mulutnya yang manis.Beverley memejamkan matanya dengan kuat. Tangannya mencengkeram lengan Brent. Kemudian dia menggeleng melepaskan ciuman itu. “Jangan seperti ini, Brent. Ini tidak benar!”Pria itu menatapnya dengan putus asa. “Aku tahu seharusnya tidak seperti ini.”Mereka saling menatap dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Brent memegang tengkuk Beverley dan ingin menciumnya lagi, tapi mereka tiba-tiba mendengar suara langkah kaki mendekat.Beverley segera mendorong Brent mundur, lalu dia merapikan penampilannya sendiri. Dia melipat kemejanya yang basah hingga beberapa saat kemudian pegawai rumah anggur yang melayani mereka muncul.“Tuan dan Nyonya Oliver, aku sudah mendengar sesuatu yang terjadi pada kalian. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Apakah kalian membutuhkan bantuanku?” tanya pegawai itu.“Tidak.” Brent menj